MANAJEMEN
PEMASARAN PENDIDIKAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MUHAMMADIYAH AL-HAQ PALU
OLEH :
KELOMPOK III
1.
RESKY AMALLIA
2.
IMRON NUR HUDA
3.
SITI MARYANI
4.
NENANG PUSPITA
5.
ROSLINA R.
ALIASE
6.
SITI NURHAYATI
7.
RAMLI
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pemasaran
ialah proses transaksi untuk meningkatkan harapan, keinginan, dan kebutuhan
calon konsumen menjadi tertarik untuk memiliki produk yang ditawarkan dengan
cara mengeluarkan imbalan sesuai dengan yang disepakati. Pendidikan merupan
produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non-provit,
sehingga hasil dari proses pendidikan kasat mata. Setiap sekolah selalu
berusaha melalui produk jasa yang dihasilkannya, agar diperoleh tujuan dan
sasaran sekolah tercapai.
Manajemen
pemasaran adalah manajemen dengan sistem yang berpegang pada hakikat saling
berhubungan antara semua bidang fungsional sebagai dasar pengambilan keputusan
di bidang pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Dinamika
pendekatan, praktek dan teknik dalam pemasaran telah mengalami perkembangan
yang cukup pesat pada saat sekarang ini. Dalam organisasi bisnis pelaksanaan
strategi pemasaran jauh lebih maju dari perkembangan pada organisasi sosial,
khususnya lembaga pendidikan.
Produk
jasa yang dihasilkannya dapat terjual atau dapat dibeli oleh konsumen akhir
dengan tingkat harga yang memberikan keuntungan sekolah di jangka panjang. Melalui
produk jasa yang dijualnya, sekolah dapat menjamin kehidupannya atau menjaga
kestabilan mutu dan berkembangnya sekolah. Dalam rangka inilah setiap sekolah
harus memikirkan kegiatan pemasaran produk jasanya, jauh sebelum produk jasa
ini dihasilkan sampai produk jasa tersebut dikonsumsikan oleh konsumen akhir.
Untuk
mencapai tujuannya, setiap sekolah mengarahkan kegiatan sekolah untuk
menghasilkan produk jasa yang dapat memberikan kepuasan konsumen. Sehingga
dalam jangka panjang, sekolah mendapatkan keuntungan serta kepercayaan dari
konsumen sesuai dengan harapan sekolah. Melalui produk jasa yang dihasilkannya,
sekolah menciptakan dan membina masyarakat yang notabenenya sebagai pelanggan. Maka
dari itu, keberhasilan suatu sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan usaha
pemasaran dari jasa yang dihasilkannya.
Keberhasilan
ini ditentukan oleh ketepatan produk jasa yang dihasilkannya dalam memberikan
kepuasan dari sasaran konsumen yang ditentukannya. Dengan kata lain usaha-usaha
pemasaran harus diarahkan pada konsumen yang ingin dituju sebagai sasaran
pasarnya. Dalam hal ini, usaha pemasar yang menunjang keberhasilan sekolah
dapat menentukan strategi pasar dan strategi pemasaran pendidikan yang mengarah
kepada sasaran pasar yang dituju.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarakan
latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu:
1. Bagaimana sistem manajemen pemasaran pendidikan di Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Muhamadiyah Al-haq Palu?
C.
Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui sistem manajemen pemasaran
pendidikan di MI Muhammadiyah Al-haq Palu.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Profil
MI Muhammadiyah Al-Haq
Madarasah Ibtidaiyah
(MI) Muhammadiyah Al-Haq Palu merupakan salah satu sekolah dasar yang
bercirikan Islam yang ada di kota Palu. Sekolah ini berstatus swasta yang
berada di bawah naungan yayasan Muhammadiyah bersama beberapa sekolah yang
memiliki jenjang berbeda di kompleks Muhammadiyah jalan Letjen Suprapto, No. 69,
Palu.[1]
Sejak 1985 silam
didirikan, MI Muhammadiyah Al-Haq telah dipimpin tiga kepala sekolah. Saat ini
sekolah tersebut dipimpin oleh Musafir, S.Pd.,M.Pd. yang telah menjabat hampir
10 tahun. Dari tiap tahunnya, MI Muhammadiyah Al-Haq terus berusaha menjadi
salah satu sekolah terbaik dan mampu bersaing dengan sekolah lainnya.[2]
Perkembangan yang pesat
terlihat saat kepala sekolah terus berinovasi dan semangat berkompetisi seperti
dibuktikan telah banyak prestasi yang diraih oleh sekolah tersebut. Tak hanya
sekolahnya, Musafir, S.Pd.,M.Pd. selaku kepala sekolah pun baru-baru ini
mendapat award dari pengurus besar Muhammadiyah dalam mengembangkan lembaga
pendidikan.[3]
Sekolah ini memiliki
visi “Menjadikan Madrasah sebagai Pusat Pendidikan yang Mampu Membuat Peserta
Didik Bertaqwa, Cerdas dan Terampil.” Dan bermisi sebagai berikut:[4]
a) Meningkatkan
kualitas dan kinerja tenaga kependidikan yang berkompeten.
b) Meningkatkan
kualitas peserta didik yang bertaqwa, cerdas dan terampil.
c) Menumbuhkan
minat dan bakat peserta didik dalam bidang seni tulis baca Al Qur’an dan seni
budaya Islam.
d) Menigkatkan
kualitas peserta didik sehingga mampu bersaing dengan sekolah umum baik dalam
kegiatan ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler.
e) Mengembangkan
potensi peserta didik sehingga melahirkan lulusan yang bermutu.
f) Mewujudkan
kehidupan Madrasah yang agamis dan berbudaya.
B.
Manajemen
Pemasaran di MI Muhammadiyah Al-Haq
Dalam manajemen pemasaran, lembaga
pendidikan termasuk dalam jasa. Seperti dikatakan Kotler
dan Armstrong yang dikutip Ujang Muhyidin menyatakan bahwa “jasa adalah bentuk
produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual, dan pada dasarnya tak berwujud (intangible)
dan tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu”. Dengan demikian, pemasaran
jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak yang lain dan merupakan barang tidak berwujud (intangible) serta tidak berakibat pada kepemilikan akan sesuatu.[5]
Jasa sering dipandang
sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa mempunyai banyak arti, mulai dari
pelayanan pribadi (personal service)
sampai jasa sebagai suatu produk. Pada umumnya terdapat empat karakteristik
jasa yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: [6]
1. Tak
berwujud (intangibility)
Jasa
adalah sesuatu yang tidak berwujud. Tidak seperti produk fisik, jasa tidak
dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Misalnya
seseorang yang menjalani “perawatan kesehatan” tidak dapat melihat hasilnya
sebelum membeli jasa tersebut. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan
mencari tanda atau bukti dari mutu jasa tersebut. Konsumen akan mengambil
kesimpulan mengenai mutu jasa tersebut dari tempat, orang, peralatan, alat
komunikasi, dan harga yang mereka lihat.
2. Tak
Terpisahkan (inseparability)
Jasa
umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan,
sehingga mutu dari suatu jasa terjadi pada saat pemberian jasa. Interaksi yang
terjadi antara penyedia jasa dan konsumen sangat mempengaruhi mutu dari jasa
yang diberikan. Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh penyedia
jasa untuk menjaga mutu pelayanannya yaitu:
a) Bekerja
dengan kelompok yang lebih besar, jadi pelayanan yang biasanya diberikan orang
per orang sekarang langsung beberapa orang.
b) Bekerja
lebih cepat.
c) Melatih
lebih banyak karyawan dan membina keyakinan pada diri konsumen.
3. Bervariasi
(variability)
Jasa
sangat beragam, artinya memiliki banyak variasi jenis dan kualitas tergantung
pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut disediakan. Para pemakai jasa
sangat peduli dengan keragaman yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta
pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih. Untuk menjaga mutu
pelayanan dapat dilakukan melalui:
a) Investasi
dalam seleksi dan pelatihan personalia yang baik.
b) Melakukan
standardisasi terhadap proses kinerja di seluruh organisasi tersebut.
c) Memonitor
kepuasan konsumen baik melalui sistem pesan dan kesan, survei konsumen, dan
sebagainya.
4. Tak
tahan lama/dapat musnah (perishability).
Jasa tidak dapat
disimpan karena sifatnya yang tidak berwujud fisik. Ini tidak menjadi masalah
bila permintaannya stabil karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumya.
Tetapi jika permintaan berfluktuasi (tidak tetap) maka akan menimbulkan
masalah.
Dalam manajemen pemasaran khususnya jasa ada istilah bauran pemasaran (marketing
mix) yang merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur
suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi
pemasaran dan positioning (tindakan
merencanakan produk dan bauran pemasaran) dapat berjalan dengan sukses.[7]
Dalam referensi lain
dijelaskan bahwa bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasaran yang terdiri
atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan agar dapat
berjalan sukses.[8]
Bauran pemasaran juga
disebut sebagai unsur atau elemen internal penting yang membentuk program
pemasaran sebuah organisasi. Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep
universal yang telah dikembangkan dalam pemasaran.
Menurut Philip Kotler “Marketing mix is
the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objective
in the target market.” Artinya: seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Menurut
Zeithaml dan Bitner, dikutip oleh Ratih Hurriyati “Marketing mix defined as the elements an organization appear as core
decision variables in any marketing text or marketing plan.” Artinya:
elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat di kontrol oleh perusahaan dalam
melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen.[9]
Menurut Hurriyati yang
dikutip Ujang Muhyidin, bauran pemasaran jasa pendidikan adalah elemen-elemen organisasi
pendidikan yang dapat dikontrol oleh organisasi dalam melakukan komunikasi
dengan peserta didik dan akan dipakai untuk memuaskan peserta didik.[10]
Adapun elemen-elemen bauran pemasaran jasa di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Produk
(Product)
Produk (product),
adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau
jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada
dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi
bermacam-macam produk atau jasa. Hurriyati menyatakan bahwa dalam jasa pendidikan,
produk/jasa yang ditawarkan kepada peserta didik adalah reputasi/mutu
pendidikan yang baik, prospek yang cerah bagi peserta didik setelah lulus dari sekolah.[11]
Mutu berwujud program pendidikan yang ditawarkan MI
Muhammadiyah Al-Haq terbagi atas dua yakni program akademik dan non akademik.
Dalam program akademik sebagai sekolah yang bercirikan Islam tentunya MI
Muhammadiyah Al-Haq selain mengajarkan pelajaran umum yang ada di Sekolah Dasar
pada umumnya, juga mengajarkan pendidikan agama yang diprioritaskan. Bahkan
kelebihan yang tak asing terdengar adalah pelajaran yang ada di sekolah umum
ada pula di madrasah, namun pelajaran madrasah belum tentu ada di sekolah umum.[12]
Sedangkan dalam program non-akademik MI Muhammadiyah
Al-Haq memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler seperti robotika, drum band,
pramuka, tapak suci, dan samrah.[13]
Di bidang robotika, nama sekolah ini telah dikenal sebagai salah satu sekolah yang berprestasi di bidang itu. Di antaranya pernah meraih juara umum pada Lomba Robot Nasional pada tahun 2013 dan 2014 di Institut Sepuluh Nopember Surabaya. Selain itu juga telah banyak event yang diikuti, seperti ajang Internasional Islamic School Robot Olympiade (IISRO) Indonesia tahun 2015 dan mewakili Indonesia pada event robot di Singapura pada awal tahun 2016 silam.[14]
Gambar 2.1
Robot milik tim robotika MI Muhammadiyah Al-Haq yang menjuarai di berbagai
event.
Sedangkan pada drum band, nama MI Muhammadiyah
Al-Haq tak asing lagi di telinga masyarakat. Mereka selalu tampil di berbagai event sejak tahun 2012 dibentuk. Pada
drum band ini, pihak madrasah memilih merakit sendiri berbagai macam alat drum
band yang digunakan yang dibantu oleh SMK Muhammadiyah 1 Palu. Ini dikarenakan
jika ada kerusakan, pihak madrasah tidak kesusahan dalam memperbaikinya.
Berbeda dengan membeli satu set alat drum band yang berasal dari luar negeri.
Selain tidak sembarangan dalam memperbaikinya, alat-alatnya pun sulit didapat
di Indonesia. Serta mereka mendatangkan pelatih langsung dari daerah Jawa pada
awal terbentuk.[15]
Gambar 2.2
Para siswa MI Muhammadiyah Al-Haq sedang pemantapan latihan drum band.
2.
Harga
(Price)
Alma menyatakan bahwa harga untuk jasa pendidikan
sangat dipengaruhi oleh mutu dari produk yang ditawarkan. Jika mutu produk
tinggi, maka calon pelanggan bersedia untuk membayar lebih mahal, selama masih
berada dalam batas keterjangkauan mereka. Dalam konteks ini, harga merupakan
seluruh biaya yang dikeluarkan oleh peserta didik untuk mendapatkan jasa
pendidikan yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penetapan harga di lembaga pendidikan, antara lain adalah
SPP, biaya pembangunan, dan biaya laboratorium, pemberian beasiswa, prosedur
pembayaran dan syarat cicilan.[16]
Harga yang ditetapkan di MI Muhammadiyah Al-Haq
untuk siswanya relatif rendah yakni sebesar Rp. 25.000,- perbulan untuk satu
anak dan mereka menyebutnya itu sebagai infaq siswa kepada sekolah. Harga yang
relatif rendah tentunya membuat heran mengapa sekolah ini bisa berprestasi di
nasional hingga internasional?
Pihak madrasah dalam mengikuti event tergantung dari kesepakatan bersama orang tua siswa. Jika
orang tua inginkan anaknya berprestasi, sekolah akan mengikutkan siswa tersebut
dalam lomba dengan biaya pribadi orang tua. Sejauh ini cara ini terus dilakukan sekolah, bahkan hampir tidak
ada keluhan dari pihak orang tua siswa kepada sekolah. Justru malah pihak orang
tua berlomba-lomba untuk mendukung prestasi yang diraih oleh anaknya.
Kenyataan di lapangan memang keadaan ekonomi siswa
di sekolah tersebut, hampir didominasi oleh menengah ke bawah. Maka tak heran
ada beberapa siswa yang digratiskan biaya pendidikannya oleh pihak madrasah.
Juga ada beberapa orang tua siswa yang memiliki dua anak bersekolah di MI
Muhammadiyah Al-Haq meminta keringanan beban biaya.[17]
3.
Tempat
(Place)
Hurriyati menyatakan bahwa untuk produk industri manufaktur
place diartikan sebagai saluran distribusi (zero
channel, two level channels, dan multilevel channels), sedangkan untuk
produk industri jasa, place diartikan
sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana
perusahaan atau lembaga pendidikan harus bermarkas dan melakukan operasi atau
kegiatannya. Ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu: konsumen
mendatangi pemberi jasa (lembaga pendidikan), pemberi jasa mendatangi konsumen,
dan pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung. Penting tidaknya
sebuah lokasi akan sangat tergantung pada jenis jasa yang ditawarkan. Hurriyati
menyatakan bahwa penentuan lokasi suatu
lembaga pendidikan akan mempengaruhi preferensi calon pelanggan dalam
menentukan pilihan.
Salah satu contoh lembaga pendidikan ialah perguruan
tinggi. Ujang Wahyudin dalam penelitiannya tentang perguruan tinggi disebutkan
bahwa perguruan tinggi perlu mempertimbangkan lingkungan dimana lokasi itu
berada (dekat pusat kota atau perumahan, kondisi lahan parkir, lingkungan belajar
yang kondusif) dan transportasi (kemudahan sarana transportasi serta akses ke
perguruan tinggi). Menurut Alma, lokasi strategis dan mudah dicapai kendaraan
umum, akan menjadi daya tarik bagi calon mahasiswa. Lokasi perguruan tinggi juga
dapat dijangkau secara virtual yaitu melalui internet dengan tersedianya situs
suatu perguruan tinggi.[18]
Lokasi MI Muhammadiyah Al-Haq cukuplah strategis
karena berada hampir di tengah kota Palu. Madrasah ini terletak dalam kompleks
pendidikan Muhammadiyah mulai dari TK hingga pendidikan menengah. Selain itu,
madrasah ini berdekatan dengan lembaga pendidikan lainnya mulai dari pendidikan
dasar hingga perguruan tinggi yang juga berada di jalan Suprapto, kecamatan
Palu Timur.[19]
Lembaga pendidikan yang berdekatan dengan MI
Muhammadiyah antara lain SDN 15 Palu, SDN Bumi Sagu, SDN 22 Palu, Sekolah
Tinggi Manajemen Informasi dan Komputer (STMIK) Bina Mulya, SMPN 14 Palu, TK
Aisyiah IV Palu, SMK Muhammadiyah 1 Palu, SMP Muhammadiyah Al-Haq, dan MTs
Muhammadiyah Al-Haq.[20]
4. Promosi (Promotion)
Istilah promosi banyak
diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep, dan
gagasan. Promosi berarti sebuah program terkendali dan terpadu dari metode
komunikasi dan material yang dirancang untuk menghadirkan perusahaan dan
produk-produknya kepada calon konsumen; menyampaikan cirri-ciri produk yang
memuaskan kebutuhan untuk mendorong penjualan yang pada akhirnya member
kontribusi pada kinerja laba jangka panjang.[21]
Kotler dan Keller menyatakan bahwa bauran komunikasi pemasaran
terdiri dari delapan model komunikasi utama, yaitu (1) iklan, (2) promosi
penjualan, (3) acara dan pengalaman, (4) hubungan masyarakat dan publisitas,
(5) pemasaran langsung, (6) pemasaran dari mulut ke mulut, (7) penjualan
personal. Menurut Hurriyati dalam jasa pendidikan tinggi, promosi yang dapat
dilakukan adalah advertising/periklanan (seperti iklan TV, radio, spot, dan
billboard), promosi penjualan (seperti pameran dan invitasi), melakukan kontak
langsung dengan calon peserta didik, dan melakukan kegiatan hubungan masyarakat.[22]
Gambar
2.3
Salah satu pemberitaan MI Muhammadiyah Al-Haq di media cetak.
MI
Muhammadiyah Al-Haq sangat mementingkan promosi. Setiap kegiatan yang ada di
sekolah tersebut di-upload ke media
sosial facebook bahkan di situs youtube. Selain itu, mereka juga mengundang
wartawan agar dimasukkan beritanya ke media cetak. Tak ketinggalan setiap akan
mengikuti event ataupun telah
mengikuti event kemudian meraih prestasi, pihak madrasah membuatkan baliho
ataupun spanduk yang dipasang depan sekolah agar masyarakat luas mengetahui.
Baru-baru ini mereka mulai masuk ke dunia pertelevisian dengan membuat video
ucapan selamat menunaikan ibadah puasa 1438 H yang di-publish di Radar TV.[23]
Gambar
2.4
Beberapa prestasi para siswa di tahun 2017 yang dipublikasikan dalam bentuk
spanduk.
Hanya saja situs web
pribadi mereka yang notabenenya dapat dimanfaatkan sebagai media informasi ke
khalayak ramai, belum masif digunakan. Hal ini dikarenakan pihak madrasah belum
memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dalam bidang tersebut.
5. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik (Physical Evidence), merupakan hal nyata
yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk
atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain
lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan
barang-barang lainnya.
Elemen-elemen dari the servicescape dapat mempengaruhi
konsumen melalui atribut-atribut eksterior dan interior. Atribut-atribut
eksterior seperti Rambu-rambu, tempat parkir, halaman ataupun taman. Atribut-atribut
interior seperti design, layout, pencahayaan, musik, peralatan, dan dekorasi.
Dalam bisnis jasa, pemasar perlu menyediakan petunjuk fisik untuk dimensi intangible jasa yang ditawarkan perusahaan,
agar mendukung positioning dan image serta meningkatkan lingkup produk.
Dalam proses
penyampaian jasa pendidikan kepada peserta didik, yang harus diperhatikan oleh
lembaga pendidikan adalah gaya bangunannya (kesesuaian antara segi estetika dan
fungsionalnya sebagai lembaga pendidikan) serta fasilitas penunjang
(kelengkapan sarana pendidikan, peribadahan, olah raga, dan keamanan).[24]
MI Muhammadiyah Al-Haq
berdiri di atas tanah milik yayasan Muhammadiyah dengan luas tanah 800 m2
dan luas bangunan sebesar 608 m2. Karena memiliki tanah yang tak
begitu luas, madrasah ini memiliki gedung berlantai dua dan hanya memiliki enam
kelas. Selain itu, ada ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang staf tata usaha,
serta perpustakaan yang masih tergabung dengan ruang guru.[25]
Gambar 2.5
Gedung MI Muhammadiyah Al-Haq Palu tampak belakang.
Madrasah ini juga
memiliki fasilitas peribadahan yakni masjid yang tak hanya dipakai oleh MI
Muhammadiyah Al-Haq saja, namun juga sekolah-sekolah yang ada di kompleks
tersebut serta masyarakat. Selain itu, ada juga kantin yang tepat berada di
depan sekolah.
6. Orang (People)
Orang (People), adalah semua pelaku yang
memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi
persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan
konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan dan
penampilan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.
Lupiyoadi dan Hamdani menyatakan
bahwa dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka orang yang berfungsi sebagai
penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Semua sikap dan
tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan
berpengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter). “People dalam jasa adalah orang-orang yang
terlibat langsung dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan, dan merupakan
faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi.
Dalam
kaitannya dengan lembaga pendidikan, Sumber Daya Manusia meliputi
administrator, dosen/guru dan pegawai. Mereka perlu memiliki kompetensi yang tinggi
karena mereka secara langsung menyampaikan jasa kepada para peserta didik
sehingga tingkat puas atau tidaknya peserta didik tergantung dari cara
penyampaian jasa yang dilakukannya.[26]
Gambar
2.6
Kepala madrasah bersama para guru dan staff MI Muhammadiyah
Al-Haq Palu.
MI Muhammadiyah Al-Haq
memiliki sebanyak 15 guru sudah termasuk kepala madrasah. Dari jumlah itu, ada
2 guru yang merangkap sebagai tenaga administrator di sekolah tersebut. Selain
itu, dari 15 guru ada 8 guru yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan lainnya masih berstatus tenaga honorer. Rata-rata jam mengajar guru di
sekolah tersebut perminggunya berjumlah 24 jam, namun kepala madrasah hanya
memiliki 6 jam mengajar. Ada pula guru mengajar hingga 30 jam tiap minggunya.
Berikut daftar nama guru dan tata usaha MI Muhammadiyah Al-Haq:
No.
|
Nama/NIP
|
L/P
|
Jabatan
|
Gol
|
Mata Pelajaran
|
Jum. Jam/ Mgg
|
1.
|
Musafir,
S.Pd.,M.Pd./
19660626
198503 1 001
|
L
|
Kamad
|
IV/a
|
B. Inggris
|
6
|
2.
|
Hj.
Supinah, S.Pd.I./
19580814
198308 2 001
|
P
|
Guru kelas II
|
IV/a
|
Umum, Agama
|
24
|
3.
|
Suryani,
S.Ag./
19681112
200501 2 001
|
P
|
Guru kelas III
|
III/d
|
Umum, Agama
|
24
|
4.
|
Siti
Mir’ah, S.Pd./
19700204
198912 2 003
|
P
|
Guru kelas IV
|
III/b
|
Umum, Agama, B. Inggris
|
28
|
5.
|
Maryani,
S.Pd.I./
19710121
200003 2 003
|
P
|
Guru kelas IV
|
III/b
|
Umum, Agama
|
27
|
6.
|
Maslian,
S.Pd./
19710512
200312 2 008
|
P
|
Guru kelas V
|
III/a
|
Umum, Agama
|
30
|
7.
|
Sulasmi,
S.Pd./
19701018
200701 2 015
|
P
|
Guru kelas VI
|
III/a
|
Umum, Agama
|
24
|
8.
|
Haerani,
S.Pd.I./
19820208
200501 2 006
|
P
|
Guru kelas IV
|
III/a
|
Umum, Agama
|
27
|
9.
|
Ely
Amaliya, S.Pd.I.
|
P
|
Guru kelas III
|
-
|
Umum, Agama
|
24
|
10.
|
Wiwik
Winarsih, SE., S.Pd.I
|
P
|
Guru kelas V dan tenaga administrator
|
-
|
Umum, Agama
|
24
|
11.
|
Neni,
S.Pd.I.
|
P
|
GMP
|
-
|
B. Arab, Alquran, SKI
|
24
|
12.
|
Sumiarsih,
S.Pd.I
|
P
|
Guru kelas I
|
-
|
Umum, Agama
|
30
|
13.
|
Nahdiyanti,
S.Pd
|
P
|
Guru kelas II
|
-
|
Umum, Agama
|
24
|
14.
|
Ismi
Febriani, S.Pd
|
P
|
Guru kelas IV, V, VI
|
-
|
MTK
|
24
|
15.
|
Firmansyah,
S.Pd.
|
L
|
Guru kelas I s/d VI
|
-
|
Penjaskes
|
24
|
Sumber
data: Kantor tata usaha MI Muhammadiyah Al-Haq Palu pada
31 Mei 2017
7. Proses (Process)
Proses (Process), adalah semua prosedur aktual,
mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen
proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa
merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan
senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.
Zethaml dan Bitner mendefinisikan proses sebagai prosedur,
mekanisme dan rangkaian kegiatan untuk menyampaikan jasa dari produsen ke
konsumen. Sedangkan Lupiyoadi dan Hamdani menyatakan bahwa proses merupakan
gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan,
mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan
kepada konsumen. Dapat disimpulkan bahwa
proses merupakan suatu prosedur, mekanisme, dan rangkaian kegiatan untuk
menyampaikan jasa dari produsen ke konsumen.
Pada lembaga
pendidikan, proses adalah serangkaian kegiatan yang dialami peserta didik
selama dalam pendidikan, seperti proses belajar mengajar, proses bimbingan
tesis, proses ujian, proses kelulusan dan sebagainya. Proses ini dapat dilihat dari
dua aspek utama yaitu (1) dimensi kualitas jasa administrasi (yaitu reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty), (2) dimensi kualitas jasa pembelajaran
(yaitu proses/mekanisme dan kualitas jasa/pembelajaran).[27]
Tiap
minggunya dalam proses pembelajaran di MI Muhammadiyah Al-Haq dilakukan
kegiatan sholat dhuha pada pagi hari setiap Selasa sampai Kamis untuk seluruh
siswa dan beberapa guru yang bertugas. Selain itu, dilakukannya tadarus Alquran
sebelum waktu sholat dzuhur setiap Senin sampai Kamis. Serta dilakukannya
sholat dzuhur secara berjamaah setiap harinya kecuali hari Jumat dan Sabtu. Setelah
sholat dzuhur berjamaah tersebut, diselipkan pembinaan mental siswa dengan
melakukan kultum oleh salah satu siswa yang bertugas.[28]
Gambar
2.7
Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas III.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Berdasarkan
fakta di lapangan MI Muhammadiyah Al-Haq Palu yang notabenenya sebagai salah
satu madrasah swasta di bawah naungan yayasan Muhammadiyah ini, sangat
memperhatikan betul dalam hal pengelolaan pemasaran pendidikan. Jasa yang
merupakan produk dari lembaga pendidikan dikelola agar mewujudkan tujuan yang
hendak dicapai. Salah satu bauran pemasaran yang paling diutamakan madrasah ini
yakni promosi. Mulai dari persiapan akan mengikuti event nasional hingga meraih
prestasi, pihak sekolah tak henti-hentinya melakukan publikasi baik melalui
media cetak ataupun sosial media. Hal ini dilakukan tak lain untuk menarik
minat masyarakat agar memasukkan buah hatinya ke dalam madrasah tersebut. Biaya
pendidikan yang relatif rendah, tak mengurungkan niat pihak madrasah untuk
terus berusaha agar para siswa dapat bersaing diberbagai perlombaan. Ini berkat
hubungan emosional yang baik dibangun antara pihak madrasah dan orang tua
siswa.
B.
Saran
Demi memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam hal pendidikan, pihak sekolah dapat menambah ruang untuk
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Hal ini mengingat tiap tahunnya para calon
peserta didik yang ingin mengenyam pendidikan di madrasah tersebut kian banyak.
Tenaga pengajar pun perlu adanya penambahan demi lancarnya proses pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar Ali, “Manajemen Pemsaran
Pendidikan” Blog Ali Anwar,
http://alianwar-ibn-hamdun.blogspot.co.id/2015/07/managemen-pemasaran-pendidikan.html,
(25 Juni 2017)
Boyd, Walker, Larreche, Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan
Strategis dengan Orientasi Global, Terj. Imam Nurmawan, Edisi 2 Jakarta:
Erlangga
Hadijah, “Bauran Pemasaran Marketing
Mix”, Blog. Hadijah,
http://nanhadijah.blogspot.co.id/2015/04/bauran-pemasaran-marketing-mix.html, (25
Juni 2017)
Indriani Nisa, “Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan” Blog. Nisa Indriani,
http://nisa-indriani.blogspot.co.id/2013/03/bauran-pemasaran-jasa-pendidikan_9711.html,
(25 Juni 2017)
Kantor tata usaha MI Muhammadiyah Al-Haq
Palu pada 31 Mei 2017
Marketing From, “Karakteristik Produk
Jasa Menurut Kotler” Blog From Marketing,
http://frommarketing.blogspot.co.id/2009/06/4-karakteristik-produk-jasa-menurut.html,
(25 Juni 2017)
Muhyidin Ujang, Pengaruh
Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Perguruan
Tinggi Swasta di Jawa Barat, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, t.t
Musafir, Kepala Madrasah MI Muhammadiyah
Al-Haq Palu, Wawancara, pada 31 Mei 2017 di Ruang Kepala Madrasah.
MI Muhammadiyah Al-Haq Palu, Profil
Sekolah, Web resmi MI Muhammadiyah Al-Haq Palu (On-line),
http://mi-muh-alhaq.sch.id, (20 Juni 2017)
Observasi lapangan, pada 31 Mei 2017
Lampiran
DOKUMENTASI
[1] MI Muhammadiyah Al-Haq Palu,
Profil Sekolah, Web resmi MI Muhammadiyah Al-Haq Palu (On-line),
http://mi-muh-alhaq.sch.id, (20 Juni 2017)
[2] Musafir, Kepala Madrasah MI
Muhammadiyah Al-Haq Palu, Wawancara, pada 31 Mei 2017 di Ruang Kepala Madrasah.
[3] Musafir, Kepala Madrasah MI
Muhammadiyah Al-Haq Palu, Wawancara, pada 31 Mei 2017 di Ruang Kepala Madrasah.
[4] MI Muhammadiyah Al-Haq Palu,
Profil Sekolah-Visi Misi, Web resmi MI Muhammadiyah Al-Haq Palu (On-line),
http://mi-muh-alhaq.sch.id, (20 Juni 2017)
[5] Ujang Muhyidin, Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan
Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat, (Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia, t.t.) h. 3
[6] From Marketing, “Karakteristik
Produk Jasa Menurut Kotler” Blog From Marketing,
http://frommarketing.blogspot.co.id/2009/06/4-karakteristik-produk-jasa-menurut.html,
(25 Juni 2017)
[7] Ali Anwar, “Manajemen Pemsaran
Pendidikan” Blog Ali Anwar,
http://alianwar-ibn-hamdun.blogspot.co.id/2015/07/managemen-pemasaran-pendidikan.html,
(25 Juni 2017)
[8] Nisa Indriani, “Bauran
Pemasaran Jasa Pendidikan” Blog. Nisa
Indriani, http://nisa-indriani.blogspot.co.id/2013/03/bauran-pemasaran-jasa-pendidikan_9711.html,
(25 Juni 2017)
[9] Hadijah, “Bauran Pemasaran
Marketing Mix”, Blog. Hadijah,
http://nanhadijah.blogspot.co.id/2015/04/bauran-pemasaran-marketing-mix.html,
(25 Juni 2017)
[10] Ujang Muhyidin, h. 3
[11] Ibid, h. 2
[12] Musafir, Kepala Madrasah MI
Muhammadiyah Al-Haq Palu, Wawancara, pada 31 Mei 2017 di Ruang Kepala Madrasah.
[13] Musafir, Kepala Madrasah MI
Muhammadiyah Al-Haq Palu, Wawancara, pada 31 Mei 2017 di Ruang Kepala Madrasah.
[14] MI Muhammadiyah Al-Haq Palu,
Berita Media Massa, Web resmi MI Muhammadiyah Al-Haq Palu (On-line),
http://mi-muh-alhaq.sch.id, (20 Juni 2017)
[15] Musafir, Kepala Madrasah MI
Muhammadiyah Al-Haq Palu, Wawancara, pada 31 Mei 2017 di Ruang Kepala Madrasah.
[16] Ibid, h. 3
[17] Musafir, Kepala Madrasah MI
Muhammadiyah Al-Haq Palu, Wawancara, pada 31 Mei 2017 di Ruang Kepala Madrasah.
[18] Ibid, h. 3
[19] Observasi lapangan, pada 31 Mei
2017
[20] Observasi lapangan, pada 31 Mei
2017
[21] Boyd, Walker, Larreche, Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan
Strategis dengan Orientasi Global, Terj. Imam Nurmawan, (Edisi 2 Jakarta:
Erlangga) h. 65
[22] Ujang Wahyudin, h. 4
[23] Musafir, Kepala Madrasah MI
Muhammadiyah Al-Haq Palu, Wawancara, pada 31 Mei 2017 di Ruang Kepala Madrasah.
[24] Ibid, h. 4
[25]
MI Muhammadiyah Al-Haq
Palu, Profil Sekolah, Web resmi MI Muhammadiyah Al-Haq Palu (On-line),
http://mi-muh-alhaq.sch.id, (20 Juni 2017)
[26] Ibid, h. 5
[27] Ibid, h. 6
[28] Musafir, Kepala Madrasah MI
Muhammadiyah Al-Haq Palu, Wawancara, pada 31 Mei 2017 di Ruang Kepala Madrasah.
No comments:
Post a Comment