Sumberku Makalah - MAJELIS TA’LIM - Sumberku Makalah

Sumberku Makalah

Sumberku Makalah merupakan blog milik Imron Nur Huda yang merupakan salah seorang alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu tahun 2018 yang kini telah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Dimana di dalamnya berisi tentang makalah-makalah yang notabenenya merupakan tugas kuliah dari sang pemilik blog beserta teman-temannya.

Post Top Ad

Responsive Ads Here

 





Sumberku Makalah - MAJELIS TA’LIM

Sumberku Makalah - MAJELIS TA’LIM

Share This


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dalam waktu yang relatif singkat, makalah yang berjudul “Majelis Taklim dan Pembangunan ” terselesaikan dengan baik.

Adanya makalah ini tentu saja melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
1.      Orang tua yang telah mendoakan, membimbing, dan memberikan motivasi agar kami senantiasa rajin dalam menuntut ilmu.
2.      Sjakir Lobud, S.Ag,M.pd sebagai dosen mata kuliah Manajemen SDM yang telah memberikan tugas dan memberikan arahan.
3.      Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.

            Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf  jika terjadi salah penulisan pada makalah ini.

Palu, 1 April 2017
Penyusun,


Kelompok 2




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.    Latar Belakang 1
B.     Rumusan Masalah  2
C.     Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A.    Pengertian majelis taklim 3
B.     Peran dan fungsi majelis taklim 5
C.     Tantangan dan peluang majelis taklim 8
D.    Sistem pendekatan dalam majelis taklim 11
BAB III PENUTUP 13
Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sempurna dan universal, agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Ia adalah sebuah sistem kehidupan yang tidak ada sistem manapun yang dapat menandingi dan menyamainya karena semua sistem tersebut adalah ciptaan manusia. Sedangkan Islam adalah ciptaan Allah swt. Oleh karena itulah, manusia dibekali akal pikiran untuk merumuskan system yang dapat dijadikan sebagai alat atau jalan untuk menjelaskan pemahaman tentang Islam. Pada dasarnya konsep Islam tentang pendidikan, bertujuan untuk memelihara fitrah manusia, mewariskan nilai-nilai, dan pembentukan manusia seutuhnya insan kamil yang berdasarkan pada al-Qur’an dan Hadits Nabi saw. Untuk itulah manusia dibekali dengan akal pikiran agar dapat menciptakan metode pendidikan yang dinamis, efektif dan dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hidup dunia-akhirat. Kenyataannya, dewasa ini ditemukan banyak metode, kurikulum, dan lembaga pendidikan yang hanya membentuk menurut keinginan dunia modern pada satu sisi dan tidak memperhatikan aspek lain yang tidak dijangkau oleh kemodernan itu sendiri seperti aspek aspek batiniyah, aspek-aspek rohaniyah bahkan diperparah lagi dengan konsep-konsep pendidikan yang menjerumuskan manusia pada penyimpangan fitrah. Kondisi seperti ini menuntut adanya penggalian kembali konsep pendidikan yang berpedoman pada al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Salah satu model pendidikan nonformal yang diharapkan dapat berkembang bersama dengan lembaga pendidikan lainnya adalah majelis ta’lim. Model pembinaan majelis ta’lim diharapkan dapat menawarkan sebuah solusi dari problematika yang dihadapi umat di antaranya berupa tantangan akibat kemajuan teknologi, masalah hubungan sosial. Masalah pembianaan keluarga dan masalah pendidikan anak.[1]
B.     Rumusan masalah
1.      Pengertian majelis taklim?
2.      Peran dan fungsi majelis taklim?
3.      Tantangan dan peluang majelis taklim?
4.      Sistem pendekatan dan majelis taklim?

C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian majelis taklim
2.    Untuk mengetahui peran dan fungsi majelis taklim
3.    Untuk mengetahui tanntangan dan peluang majelis taklim
4.    Untuk mengetahui sistem pendekatan dan majelis taklim













BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Majelis Taklim
Dari segi etimologis perkataan Majelis Ta’lim berasal dari bahasa arab,yang terdiri dari dua kata yaitu Majelis dan Ta’lim. Majelis artinya tempat duduk,tempat sidang,dewan, dan Ta’lim diartikan dengan pengajaran atau pengajian. Dengan demikian Majelis Ta’lim adalah tempat untuk melaksanakan pengajaran atau  pengajian agama Islam.
Secara istilah pengertian majelis ta’lim sebagaimana dirumuskan pada musyawarah majelis ta’lim se DKI, adalah lembaga pendidikan non formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur dan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah Swt. Manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepada Allah Swt.[2]
Sedangkan dalam kamus bahasa indonesia pengertian majelis adalah lembaga  (Organisasi) sebagai wadah pengajian dan kata Majlis dalam kalangan ulama’ adalah lembaga masyarakat nonpemerintah yang terdiri atas para ulama’ Islam.
Majelis ta’lim adalah termasuk organisasi pendidikan luar sekolah (non formal) yang bercirikan khusus agama islam.
Dalam perkembangannya majelis ta’lim tidak lagi terbatas sebagai tempat pengajaran saja, tetapi telah menjadi lembaga atau institusi yang menyelenggarakan pengajaran atau pengajian agama islam. Pada majelis ta’lim ada hal hal yang cukup membedakan dengan yang lain, yaitu:

· Majelis ta’lim adalah lembaga pendidikan non formal Islam.
· Waktu belajarnya berkala tapi teratur, tidak setiap hari sebagaimana halnya sekolah atau madrasah.
· Pengikut atau pesertanya disebut jamaah, bukan pelajar atau santri. Hal ini didasarkan kepada kehadiran di majelis ta’lim tidak merupakan kewajiban sebagaiman dengan kewajiban murid menghadiri sekolah atau madrasah.
· Tujuanya yaitu memasyarakatkan ajaran islam.
Dari sejarah kelahirannya, majelis ta’lim merupakan lembaga pendidikan tertua dalam  Islam. Sebab sudah dilaksanakan sejak zaman rasulullah SAW. Meskipun tidak disebut dengan majelis ta’lim. Namun pengajian Nabi Muhammad SAW yang berlangsung secara sembunyi-sembunyi dirumah Arqam bin Abil Arqam RA dizaman Rasul atau periode Mekkah, dapat dianggap sebagai majelis ta’lim dalam konteks pengertian sekarang. Kemudian setelah adanya perintah Allah SWT untuk menyiarkan Islam secara terang terangan, penyajian seperti itu segera berkembang ditempat tempat lain yang diselenggarakan secara terbuka dan tidak sembunyi sembunyi lagi.
Pada periode Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata dalam masyarakat, penyelenggaraan pengajian itu lebih pesat. Rasulullah duduk di masjid Nabawi untuk memberikan pengajian kepada para sahabat dan kaum muslimin ketika itu. Dengan cara tersebut Nabi SAW telah berhasil menyiarkan Islam, dan sekaligus dengan itu berhasil pula membentuk karakter dan ketaatan umat.
Sementara di Indonesia terutama disaat disaat penyiaran Islam para wali dahulu, juga mempergunakan majelis ta’lim untuk menyampaikan dakwanya. Itulah sebabnya majelis ta’lim juga merupakan lembag pendidikan Islam tertua. Barulah kemudian seiring dengan perkembangan ilmu dan pemikiran dalam mengatur pendidikan, disamping majeli ta’lim yang sifatnya pendidikan nonformal, tumbuh lembaga pendidikan yang lebih formal sifatnya seperti madrasah, pesantern dan lain-lain.

Ditinjau dari kelompok sosial dan dasar pengikat jamaahnya majelis ta’lim dapat dikelompokkan dalam beberapa macam yaitu:
1.      majelis taklim kaum bapak.
2.      majelis taklim kaum ibu.
3.      majlis taklim remaja.
4.      majlis taklim campuran (tua, muda, pria, dan wanita).
Metode penyajian majelis ta’lim dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:
1.   metode ceramah
      metode ceramah terdiri dari ceramah umum, yakni pengajar/ustad/kiai bertindak aktif memberikan pengajaran sementara jemaah pasif, danceramah khusus yaitu, pengajar dan jemaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi.
2.   metode halaqah
      metode halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu, sementara jamaah mendengarkan.
3.   metode campuran
      metode campuran yaitu melaksanakan semua metode sesuai dengan kebutuhan.
Materi yang dipelajari dalam majelis ta’lim mencakup pembacaan alqur’an beserta tajwidnya, tafsir bersama ‘ulum al Qur’an, Hadits dan mustalahnya, fiqih dan ushul fiqh, akhlaq, dan ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jema’ah misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak, masalah undang-undang perkawinan, dan lain-lain.

B.       Peran dan Fungsi Majelis Taklim
1.      Peranan Majelis Ta’lim.
Peranan majelis ta’lim dalam masyarakat sebagaimana yang dijelaskan oleh Arifin “adalah mengokohkan landasan hidup manusia di bidang mental spritual keagamaan Islam dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya secara integral, lahiriyah dan batiniyah, duniawi dan ukhrawi yang bersamaan, sesuai dengan ajaran Islam yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan di dunia dan segala bidang kegiatannya”.
peranan majelis ta’lim adalah sebagai berikut:
·      Membina dan mengembangkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT,
·      Sebagai taman rekreasi rohaniah, karena penyelenggaraannya bersifat santai,
·      Sebagai ajang berlangsungnya silaturahim massal yang dapat menghidupkan dan menyuburkan da’wah dan ukhuwah Islamiah,
·      Sebagai sarana dialog berkesinambungan antara ulama dan umara serta umat,
·      Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan bangsa pada umumnya.[3]
2.    Fungsi Majelis Taklim
a.    Fungsi keagamaan, yakni membina dan mengembangkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT;
b.    Fungsi pendidikan, yakni menjadi pusat kegiatan belajar masyarakat (learning society), keterampilan hidup, dan kewirausahaan.
c.    Fungsi sosial, yakni menjadi wahana silaturahmi, menyampaikan gagasan, dan sekaligus sarana dialog antara ulama, umara dan umat:
d.   Fungsi ekonomi, yakni sebagai sarana tempat pembinaan dan pemberdayaan ekonomi jama’ah;
e.    Fungsi seni dan budaya, yakni sebagai tempat pengembangan seni dan budaya Islam.
f.     Fungsi ketahanan bangsa, yakni menjadi wahana pencerahan umat da!am kehidupan beragama, bermasyarakat, dan berbangsa. ,
Namun disini H.M. Arifin mengatakan bahwa “ Peranan secara fungsional majelis taílim adalah mengokohkan landasan hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di  bidang  mental  spiritual keagamaan islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriah dan batiniyahnya, duniawi secara integral lahiriyah dan batiniyah, duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa  yang melandasi kehidupan duniawi  dalam segala  bidang  kegiatannya  Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita.
Majlis dzikir sendiri memiliki banyak keutaman yang diantaranya sabda N abi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْـجَنَّةِ فَارْتَعُوْا، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا رِيَاضُ الْـجَنَّةِ؟ قَالَ: حِلَقُ الذِّكْرِ.

Apabila kalian berjalan melewati taman-taman Surga, perbanyaklah berdzikir.” Para Shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman Surga itu?” Beliau menjawab, “Yaitu halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu).”
sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang tugasnya terbang untuk mencari majelis-majelis ilmu. Jika mereka telah mendapatkanya maka mereka akan duduk untuk menaungi majelis tersebut”. Hadits hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ahmad dan lainnya.
Majelis-majelis dzikir yang dimaksud adalah majelis-majelis halal, bagaimana harus membeli, menjual, berpuasa, mengerjakan shalat, menikah, cerai, melakukan haji, dan yang sepertinya. Ketahuilah bahwa majelis dzikir disini adalah majelis ilmu, majelis yang di dalamnya diajarkan tentang tauhid, ‘aqidah yang benar menurut pemahaman Salafush Shalih, ibadah yang sesuai Sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, muamalah, dan lainnya.
Disebutkan dalam hadist lain bahwasanya orang-orang yang berada dalam majelis dzikir, dia akan dikelilingi para malaikat yang senantiasa diliputi rahmat dan Allah SWT selalu menyebutnya diantara makhluk lain. Berikut hadistnya:
عَنْ أَ بِيْ هُرَيْرَةَ وَأَبِيْ سَعِيْدٍ يَشْهَدَانِ بِهِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ: مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا يَذْكُرُوْنَ اللهَ فِيْهِ اِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَا ئِكَةُ وَتَغَشَّتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَتَنَزَّلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ (رواه ابن ماجه)

Diriwayatkan dari Abi Hurairah dan Abi Sa’id keduanya menyaksikan Nabi SAW bersabda ” tidaklah suatu kaum duduk dalam suatu majlis untuk berdzikir mengingat Allah, melainkan mereka akan dikelilingi oleh para malaikat, diliputi rahmat dan Allah menyebut-nyebut mereka dikalangan makhluk yang ada disisiNya. (HR. Ibnu Majah).”

C.      Tantangan dan Majelis Taklim
Menilai kadar kualitas sebuah majlis ta’lim dapat dilihat melalui analisa  SWOT. Metode analisis ini merupakan kependekan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Treath (ancaman). Dalam analisis ini, dipikirkan tentang kekuatan apa saja yang dimiliki, kelemahan apa saja yang melekat pada lembaga, dan kemudian juga dilihat kesempatan/peluang atau Opportunity yang terbuka dan akhirnya mampu untuk mengetahui ancaman, ganguan serta tantangan yang menghadang.
Secara umum kekuatan yang dimiliki oleh majlis ta’lim di Indonesia sekarang ini adalah:
1.    Memiliki banyak jamaah dari kalangan wanita, wanita memiliki peranan utama dalam pendidikan sebuah keluarga. Seorang ibu yang memiliki kualitas keagamaan yang tinggi tentu akan berpengaruh besar terhadap kualitas keagamaan anak-anaknya.
2.    Memiliki pleksibilitas dalam pelaksanaannya, dalam prakteknya, proses pendidikan dan pengajaran keislaman di majelis talim sangat pleksibel dan  terbuka serta tidak terikat oleh suatu kondisi tempat dan waktu.
3.    Memiliki banyak anggota jamaah
4.    Adanya partisipasi Pemerintah, dalam hal ini partisipasi pemerintah baik berupa produk hukum, bantuan pendanaan, kegiatan, pembangunan mesjid ataupun lainnya yang dapat menunjang pelaksanaan pengajian majlis ta’lim.
5.    Memiliki akar sejarah lembaga pendidikan paling pertama sejak zaman Rasulullah Saw.
6.    Pola pengajaran materi yang menyeluruh, materi-materi yang disampaikan biasanya dibagi pada empat wilayah pokok yaitu akidah, syari’ah, mu’amalah dan akhlak. Kurikulum tersebut diharapkan dapat membekali anggota majlis menanamkan nilai-nilai Islam secara utuh.
7.    Berperan sebagai kaderisasi umat, majlis ta’lim sebagai lembaga pengkaderan bagi umat dengan bertujuan membentuk para anggotanya berakhlak mulia sebab akhlak adalah tolak ukur utama yang akan menentukan baik buruknya kehidupan umat manusia.
8.    Adanya Ikatan persaudaraan yang kuat, sesama anggota satu majlis ta’lim biasanya terbentuk ikatan ukhuwwah yang relatif erat.
Adapun kelemahan yang seringkali ada pada majlis ta’lim adalah:
1.    Termasuk pendidikan nonformal sehingga minimnya aspek manajerial dan kedisiplinan.
2.    Kurikulum yang disajikan tidak tersusun secara sistematis, di sebagian majlis ta’lim masih terdapat kekurangsempurnaan dalam sistematika penyusunan kurikulum pengajiannya, sehingga menyebabkan materi yang disajikan tumpangtindih dan membuat anggota majlis bosan mendengarnya.
3.    Sebagian majlis ta’lim tidak memiliki Ustad atau nara sumber yang mumpuni sehingga proses  pengajaran dan pengajiannya seadanya.
4.    Tidak menggunakan sumber rujukan, kelemahan ke tiga tadi bergaris lurus dengan kelemahan ini yaitu dalam proses pengajaran dan pengajiannya, bagi ustad yang “kurang mahir” tentu sekemampuan dia dalam menyampaikan materi, malah yang paling patal bisa terjadi kesalahan dalam memahami materi agama yang disampaikan.
5.    Materi ke-islam-an yang disampaikan terkadang didominasi oleh faham yang dianut oleh ustadnya, merupakan hal yang biasa dalam pemahaman keislaman muncul banyak faham yang berbeda-beda dikarenakan berbeda dari metodologi istimbath dalam hukum Islam, hal ini tentu memiki eses negatif dalam keberagamaan intern umat Islam itu sendiri.
6.    Kendala sarana dan prasarana.
7.    Metode pengajaran kurang dinamis, biasanya metode pengajaran di majlis ta’lim bersifat monoton sehingga membuat bosan anggota majlis.Padahal banyak metode yang bisa digunakan untuk penyampaian materi pengajian baik itu metode ceramah, tanya jawab, dan  latihan.
8.    Masalah paradigma berpikir, dalam pengembangan nilai dan pengetahuan keislaman jamaah majlis ta’lim, proses pelaksanaannya cenderung bersifat transformasi materi ajar saja, sehingga pendidikan nilai sebagian hanya terfokus pada pembentukan anggota majlis supaya memahami keberagamaan yang baik, belum mencapai tahap internalisasi nilai pada diri mereka dalam kehidupan.
Adapun peluang yang dihadapi dan dimiliki majlis ta’lim adalah :
1.      Motivasi dan minat anggota majlis ta’lim yang tinggi, di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran serta pendidikan agama Islam yang lebih dominan.
2.      Adanya kebutuhan rohani setiap manusia, Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga-lembaga seperti majlis ta’lim.
3.      Secara realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar diseluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategis bagi pengembangan lembaga pendidikan Islam termasuk majlis ta’lim.
Adapun ancaman dan tantangan Majlis ta’lim adalah:
1.      Arus globalisasi yang menyebabkan pudarnya nilai moralitas, Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme) sehingga kegiatan gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai ditinggalkan.
2.      Dominannya paham tertentu sehingga muncul kefanatikan (ta’ashubiyyah), pengajian yang bersumberkan al-Qur’an dan Hadits terkadang dicemari oleh kefanatikan ustad yang dijadikan nara sumber sehingga berpengaruh kepada pengetahuan dan sikap anggota majlis tersebut.
3.      Adanya kegiatan kontraproduktif yang dilaksanakan, ada sebagian anggota jama’ah sebuah majlis yang datang ke majelis ta’lim hanya berorientasi pada kegiatan yang menyenangkan mereka saja seperti arisan, bertukar pikiran tentang resep makanan dan lainnya.

D.      Sistem Pendekatan dalam Majelis Ta’lim
Bagi para pemimimpin pengajian dalam penyampaian materi kepada para peserta majelis ta’lim perlu memegangi seperangkat pandangan yang didasarkan atas sistem pendekatan antara lain:
1.    Pendekatan psikologis
   Pendekatan psikologis yang menuntut kepada pemahaman terhadap kecendrungan dan tingkat kemampuan pemahaman peserta didik untuk menyerap meteri penyajian.
2.    Pendekatan sosial-kultural
   Pendekatan sosial-kultural menghendaki pemimpin majelis untuk membawa suasana kejiwaan peserta didik kearah sikap komunikatif dan interaktif dengan lingkungan sosial-kultural yang positif disekitarnya, sehingga tidak menimbulkan benturan dengan realitas lingkungannya.
3.    Pendekata religius
   Pendekata religius menuntut pemimpin majelis untuk mampu menguak dan menginterpretasikan ajaran agama yang menimbulkan suasana keagamaan dalam majelis serta menimbulkan jiwa yang bersih dalam bribadi tiap peserta didik .
4.    Pendekatan saintifik
   Pendekatan saintifik menuntut pemimpin majelis untuk mampu menganalisa dan menafsirkan ayat ayat ataupun al- Hadits yang relevan dengan tuntunan perkembangan ilmu pengetahuan.

5.    Pendekatan pembangunan
 Pendekatan pembangunan menuntut pemimpin majelis untuk menggali sumber motivasi dari dalam ajaran agama yang dapat memberikan gairah dan semangat membangun.
6.    Pendekatan security dan prosperity
 Pendekatan security dan prosperity mengharuskan pemimpin majelis untuk menggelarkan ajaran agama dari sudut kemanfaatan untuk hidup rukun, bersatu padu sebagai satu bangsa, satu tanah air yang berketahanan mental dan nasional, berwawasan bangsa cinta kepada polahidup sederhana, produktif, maknanya dan mandiri.













BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      Majelis Ta’lim adalah tempat untuk melaksanakan pengajaran atau  pengajian agama Islam.
2.      Peranan majelis ta’lim dalam masyarakat sebagaimana yang dijelaskan oleh Arifin adalah mengokohkan landasan hidup manusia di bidang mental spritual keagamaan Islam dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya secara integral, lahiriyah dan batiniyah, duniawi dan ukhrawi yang bersamaan, sesuai dengan ajaran Islam yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan di dunia dan segala bidang kegiatannya. sedangkan fungsi majelis taklim yakni membina dan mengembangkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
3.      Menilai kadar kualitas sebuah majlis ta’lim dapat dilihat melalui analisa  SWOT. Metode analisis ini merupakan kependekan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Treath (ancaman). Dalam analisis ini, dipikirkan tentang kekuatan apa saja yang dimiliki, kelemahan apa saja yang melekat pada lembaga, dan kemudian juga dilihat kesempatan/peluang atau Opportunity yang terbuka dan akhirnya mampu untuk mengetahui ancaman, ganguan serta tantangan yang menghadang.
4.      Sistem pendekatan dalam majelis taklim yaitu pendekatan psikologis, pendekatan sosial-kultural, pendekata religiis, pendekatan saintifik, pendekatan pembangunan, pendekatan security dan prosperity.





DAFTAR PUSTAKA


Zakiyah Darajat, Pendidikan Orang Dewasa. (Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam,Rajawali Pers,Jakarta,1995.

Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, Bandung: Mizan, 1997.

Madkur, Ali Ahmad, Manhaj al-Tarbiyah fi al-Tashawwuri al-Islamy, Kairo, Dar al-Fikr al-Araby,cetakan pertama 2002.

Mulkhan, Abdul Munir, Ideologisasi Gerakan Dakwah. Yogyakarta: SI Press.1996.



[1] Zakiyah Darajat, Pendidikan Orang Dewasa. (Jakarta: Bulan Bintang, 1980, Cet II) hlm, 9-11.

[2] ,Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam,Rajawali Pers,Jakarta,1995,hlm.95.

[3] Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, Bandung: Mizan, 1997, cet. I, hal. 78






No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here