KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dalam waktu yang relatif singkat, makalah
yang berjudul “Srategi,Metode,Pendekatan dan Model Pembelajaran” terselesaikan
dengan baik.
Adanya
makalah ini tentu saja melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami
ucapkan terima kasih kepada:
1.
Orang tua yang
telah mendoakan, membimbing, dan memberikan motivasi agar kami senantiasa rajin
dalam menuntut ilmu.
2.
Dr. Sukayasa, M.Pd, Dr. H. Sudarman, M.Pd dan Drs. Nyoman Murdiana, M.Pd sebagai dosen mata kuliah Teori Belajar dan Inovasi
Pembelajaran II yang telah memberikan tugas dan memberikan arahan.
3.
Sahabat-sahabat
yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca senantiasa diharapkan. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf
jika terjadi salah penulisan pada makalah ini.
Palu, 9 september 2016
Penyusun,
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelaksanaan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan baik yang akan dilaksanakan di dalam maupun di luar
kelas, diperlukan persiapan yang matang oleh pendidik semua mata pelajaran.
Persiapan yang dimaksud adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
merupakan skenario dalam pembelajaran atau strategi pendidik dalam melaksanakan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dalam penyusunan RPP, seorang pendidik perlu
memperhatikan pendekatan dan metode jenis apa yang akan dipilih dan dipakai
dalam KBM. Pemilihan suatu pendekatan dan metode tentu harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran yang lebih bermakna. Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran
yang telah disusun dapat tercapai dengan baik.
Metode apa yang paling tepat untuk diterapkan dalam suatu
proses pembelajaran? Hal itu jelas harus dikuasai oleh guru. Lebih jelasnya
adalah bahwa dalam KBM, guru harus mampu menguasai berbagai metode yang paling
tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Penguasaan terhadap metode, alat/media dan teknik
pembelajaran ini harus diterapkan dan tercermin dalam program pembelajaran.
Jadi pada intinya proses pembelajaran harus bervariatif, metode yang digunakan
tidak monoton, sehingga potensi yang ada pada masing-masing anak dapat
dikembangkan secara optimal.
Berbagai tuntutan di atas akan dapat terlaksana dengan baik
apabila guru yang bersangkutan memiliki kemampuan professional, artinya baik
dalam motivasi untuk mengajar maupun kemampuan secara teknis instruksional,
guru tersebut benar-benar dapat diandalkan.
Dalam proses
pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi dan situasi dimana
proses pembelajaran dalam jangka panjang. Dengan perhitungan tersebut, maka
proses pendidikan akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai, karena
segala sesuatunya telah direncanakan secara matang.sehingga pada makalah ini
kami akan membahas strategi,metode,pendekatan dan model pembelajaran agar
proses pembelajaran yang berlangsung dapat terlaksana dengan efektif.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian strategi, metode, pendekatan
dan modeldalam pembelajaran?
2. Bagaimana hubungan antara strategi,
metode, pendekatan dan model
pembelajaran?
C.
Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Strategi Pembelajaran, serta untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada para
pembaca tentang strategi, metode, pendekatan dan modeldalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi pembelajaran
1. Pengertian
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan.
Menurut Sanjaya, (2009 : 126). Dalam dunia pendidikan,
strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp (1995)
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut, Dick and Carey (1985) juga
menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan
prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2009 : 126).
Dari beberapa
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu,
artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam
upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang
jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
2.
Macam-Macam Strategi Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2009 : 177 – 286) ada beberapa strategi
pembelajaran yakni:
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.Strategi pembelajaran ekspositori
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada guru,
dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat
penting atau dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan
dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap
sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan
teratur.Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini adalah Metode ceramah dan Metode
demonstrasi.adapun keunggulan dan kelemahan strategi ini:
a. Keunggulan
·
Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran, guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran
yang disampaikan.
·
Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif
apabila materi pelajaran yang harus dikuasai cukup luas dan waktu terbatas.
·
Melalui strategi ini siswa dapat mendengar melalui
penuturan tentang materi pelajaran sekaligus mengobservasi melalui
demonstrasi.
·
Strategi ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dengan kelas
besar.
b. Kelemahan
·
Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dilakukan terhadap
siswa dengan kemampuan mendengar dan menyimak yang baik.
·
Strategi ini tidak mungkin melayani perbedaan kemampuan
belajar, pengetahuan, minat, bakat dan gaya belajar individu.
·
Karena lebih banyak dengan ceramah, strategi ini sulit
mengembangkan kemampuan sosialisasi siswa.
·
Keberhasilan strategi ini tergantung pada kemampuan yang
dimiliki guru.
·
Gaya komunikasi pada strategi ini satu arah jadi
kesempatan mengontrol kemampuan belajar siswa terbatas.
Strategi
Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang dipertanyakan. Ada
beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran unkuiri.pertama,
strategi inkuiri menekankan pada
aktivitas siswa seara maksimal untuk
mencari dan menemuka , artinya strategi inkiri menempatkan siswa sebagai subjek
belajar.
Kedua ,strategi
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan
dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relevan yakni ;Metode
diskusi,Metode
pemberian tugas,Metode
eksperimen,Metode
tanya jawab .adapun keunggulan dan kelemahan Strategi
Pembelajaran Inkuiri (SPI)
a.
Keungggulan
·
SPI merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang,
·
SPI dapat memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
·
SPI merupakan strategi
yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
b. Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
- Strategi ini sulit merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
- Kadang-kadang dalam mengimplemetasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Pembelajaran berbasis
masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di
dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri
utama;
Pertama, strategi pembelajaran berbasis
masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran
ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian
menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis
masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan
akhirnya menyimpulkannya.
Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan
untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan
masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah
tidak mungkin ada proses pembelajaran.
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan
metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini
dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah
dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.metode yang
digunakan dalam strategi pembelajaran berbasis masalah :Metode problem solving. Strategi
ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
·
Pemecahan masalah
merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
·
Pemecahan masalah dapat
menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menentukan
pengetahuan baru bagi peserta didik.
·
Pemecahan masalah dapat
membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata.
Disamping
keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan, yaitu :
·
Manakala peserta didik
tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan,maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
·
Keberhasilan strategi
pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
·
Tanpa pemahaman mengapa
ereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir
siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja
kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep
yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan
kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak
sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang
terkandung di dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir.
Pertama, strategi pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada
pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan
ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial
merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan
dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan
sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan
mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan
sehari-hari. Ketiga, sasaran
akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan
anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan
anak.metode yang dapat digunakan dalam strategi ni adalah Metode
diskusi,Metode tanya
jawab,Metode eksperimen.
Kelebihan Dan Kekurangan Sppkb adalah sebagai
berikut:
a. Kelebihan
SPPKB
·
Melatih
daya pikir siswa dalam penyelesaiaan masalah yang ditemukan dalam kehidupannya.
·
Siswa
lebih siap menghadapi setiap persoalan yang disajikan oleh guru.
·
Siswa
diprioritaskan lebih aktif dalam proses pembelajaran
·
Memberikan
kebebasan untuk mengeksplor kemampuan siswa dengan berbagai media yang ada.
b.
kekurangan
SPPKB
·
SPPKB
yang membutuhkan waktu yang relatif banyak, sehingga jika waktu pelajaran
singkat maka tidak akan berjalan dengan lancar.
·
Siswa
yang memiliki kemampuan berpikir rendah akan kesulitan untuk mengikuti
pelajaran, karena siswa selalu akan diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah
yang diajukan.
·
Guru
atau siswa yang tidak memiliki kesiapan akan SPPKB, akan membuat proses
pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagai mana seharusnya, sehingga
tujuan yang ingin dicapai tidak dapat
terpenuhi.
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting
dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a) adanya peserta dalam
kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok,
dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar. Strategi
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai
latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi
yang dipersyaratkan.
Contoxtual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan
dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan
sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi
pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai
(value), yang sulit diukur, oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang yang
tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul
dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada
kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.
Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang
dilakukan guru di sekolah.
B. Metode Pembelajaran
1. Pengertian
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut beberapa
ahlimetode penelitian adalah :
§
Menurut Nana Sudjana (2000: 76) metode pembelajaran adalah,
“Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”
§
Menurut wina sanjaya (2009: 147) menyatakan, “metode adalah cara
yang digunakan untuk mengimlementasikan renncana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang disusun tercapai secara optimal.”
Sehingga dapat dipahami bahwa
metode adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran
agar tercapai tujuan pendidikan
2. Macam-Macam
Metode pembelajaran
Proses belajar-mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan
berbagai jenis metode pembelajaran secara bergantian atau saling bahu membahu
satu sama lain. Masing-masing metode ada kelemahan dan kelebihannya. Tugas guru
ialah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses
belajar-mengajar. Berikut adalah beberapa macam metode pembelajaran yang dapat
digunakan :
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dapat diartikan sebagai
cara menyajikan peajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan
langsung kepada sekelompok siswa.
Metode caramah merupakan metode yang sampai saat ini sering
digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh
beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya factor kebiasaan baik dari guru
maupun siswa.guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan
pembelajaran tidak melakukan ceramah .demikian juga dengan siswa mereka akan
belajar manakala ada guru yan membberikan materi melalui ceramah, sehingga ada
guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan sebaliknya.
Keunggulan dan kelemahan metode ceramah
a. Keunggulan
·
ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk
dilakukan
·
ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas
·
ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan
·
organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur
menjadi lebih sederhana.
b. kelemahan
·
Membuat siswa pasif
·
Mengandung unsur paksaan kepada siswa
·
Mengandung daya kritis siswa Anak didik yang lebih tanggap
dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya
dapat lebih besar menerimanya.
·
Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik
·
Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian
kata-kata).
·
Bila terlalu lama membosankan.
Ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni
persiapan, pelaksanaan dan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah:
a. Tahap Persiapan,pada tahap ini yang harus dilakukan
adalah:
1.
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2.
Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3. Mempersiapkan alat bantu.
b. Tahap Pelaksanaan,pada tahap ini ada tiga langkah yang
harus dilakukan:
1. Langkah Pembukaan.
2. Langkah Penyajian.
2) Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode
pembelajaranyang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan .menurut
Killen(1998) tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan
,menjawab pertanyaan,menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat
suatu keputusan. Sehingga dapat disimpulkan metode
diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang
dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
Keunggulan dan kelemahan metode ceramah
a. Keunggulan
·
Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan
yang lebih baik
·
Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang
lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.
b.
Kelemahan
- Alokasi waktu yang sulit karena banyak memakan waktu
- Tidak semua argument bisa dilayani atau diajukan untuk dijawab
- Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
Adapun Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah
pelaksanaan Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu
dilakukan langkah - langkah sebagai berikut :
a. Langkah Persiapan,hal-hal yang harus diperhatikan dalam
persiapan diskusi di antaranya:
·
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
·
Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai
·
Menetapkan masalah yang akan dibahas
·
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas -
petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala
diperlukan
b. Pelaksanaan Diskusi
·
Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya
menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan - aturan diskusi sesuai
dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan
·
Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim
belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan
lain sebagainya
·
Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide – idenya
·
Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang
dibahas.
c. Menutup Diskusi
·
Membuat pokok - pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai
dengan hasil diskusi
·
Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya
3) Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode
mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way
traffic sebab pada sat yang sama terjadinya dialog antara guru dan siswa (Sudjana,2000:78)
Keunggulan dan kelemahan metode tanya jawab
:
a. Keunggulan
·
melatih anak didik agar berani mengemukakan pendapatnya.
·
Akan membawa kelas kedala suasana diskusi
b. Kelemahan
·
Memerlukan waktu yang cukup lama
·
Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian pelajar
terutama apabila jawaban yang kebetulan menarik perhatian tetapi bukan sasaran
atau materi yang dituju.
·
Dapat menghambat cara berfikir apabila guru kurang pandai
dalam penyajian materi.
Adapun Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Tahap Persiapan
§ Menentukan topik
§ merumuskan tujuan pembelajaran
khusus (TPK)
§ Menyusun pertanyaan-pertanyaan
secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
§ Mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
b. Tahap Pelaksanaan
·
Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak
hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
·
Guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
·
Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
·
Guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan
jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis
·
Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan
bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara
parasiswa
·
Pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh
kelas,
·
Pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran,
pertanyaan mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang
meminta pendapat, perasaan, sikap, serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan
fakta-fakta saja.
4) Metode Pemberian Tugas
(Resitasi)
Metode pemberian
tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah,tetapi lebih luas dari
itu.tugas bisa dilaksanakan dirumah,disekolah ataupun tempat lainnya.tugas dan
resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun
secara kelompok.oleh karena itu tugas adapat diberikan secara individual maupun
kelompok
Keunggulan dan kelemahan metode pemberian
tugas :
a.
Keunggulan
§ Memupuk rasa tanggung jawab dalam
segala tugas pekerjaan,
§ Memberi kebiasaan anak untuk
belajar.
§
Memberi tugas anak yang bersifat praktis
b.
Kelemahan
·
Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual
anak dalam kemampuan dan minat belajar.
·
Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik,
cukup hanya menyalin pekerjaan temannya
·
Apabila tugas itu terlalu banyak, akan mengganggu
keseimbangan mental anak
Adapun Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
- Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
- Tugas yang dberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.
- Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari peserta didik.
- Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik.
5) Metode Study Tour (Karya
wisata)
Metode study tour Study tour (karya
wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu
objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan
dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi
oleh pendidik.
Keunggulan dan kelemahan metode Study Tour (Karya wisata):
a.
Keunggulan
·
Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
·
Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih
relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
·
Siswa dapat melihat kegiatan para petugas secara individu
atau kelompok dan menghayatinya secara langsung
b.
Kelemahan
·
memerlukan biaya yang mahal
·
Menggunakan waktu yang lebih panjang dari pada jam sekolah
·
Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas
daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
·
Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran
karyawisata dan keselamatan anak didik.
Adapun Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaa
a. Persiapan, dimana guru perlu
menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik,
menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala
sesuatunya, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam
kelompok, serta mengirim utusan.
b. Pelaksanaan karya wisata,memenuhi tata tertib yang telah
ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula
tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk
bila perlu
c. Akhir karya wisata, pada waktu itu
siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun
laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil
kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram,
serta alat-alat lain dan sebagainya.
6) Metode Latihan/Drill
Metode latihan merupakan metode
mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki
ketegasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Metode mengajar dengan latihan ini biasanya digunkan untuk tujuan agar siswa :
Dalam strategi pembelajaran, metode
drill dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran karena metode
drill akan memberikan keterampilan tertentu secara nyata melalui latihan yang
dilakukan, ketimbang melalui penuturan (verbalisme).
Keunggulan dan kelemahan metode
drill :
a. Keunggulan
·
Ketegasan dan keterampilan siswa meningkat atau lebih
tinggi dari apa yang telah dipelajari
·
Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan
kecepatan pelaksanaan.
·
Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta
didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan
tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.
·
Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya
menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b. Kelemahan
·
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik
lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari
pengertian.
·
Dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak
berubah sehingga menghambat bakat dan inisiatif siswa
·
Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan
mengakibatkan penguasaan ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan
dicapai
Adapun Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
a. Tahap Persiapan
·
Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
·
Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan
berurutan
·
Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus
dikerjakan untuk menghindari kesalahan
·
Lakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini
secara penuh
b.
Tahap Pelaksanaan
·
Guru mengemukakan tujuan yang harus dicapai dan bentuk-bentuk latihan yang akan
dilakukan.
·
Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu
·
Ciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan agar semua siswa tertarik untuk ikut
·
Berikan kesempatan \kepada siswa untuk terus berlatih
c.
Langkah Mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus
memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan
sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa.
7) Metode Demonstrasi
Demonstrasi
adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara
menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu.
Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta.Metode
pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana
cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau
seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu
alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Keunggulan dan kelemahan metode Demonstrasi :
a. Keunggulan
·
Perhatian siswa dapat
lebih dipusatkan
·
Proses belajar siswa
lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
·
Pengalaman dan kesan
sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
·
Kesalahan-kesalahan
yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan
dan contoh yang konkrit.
b. Kelemahan
·
Siswa kadang kala sukar
melihat dengan jelas benda yang diperagakan
·
Bila waktu tidak
tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus atau berjalan
tergesa-gesa.
Adapun Prosedur
Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
a. Tahap
Persiapan
·
Rumuskan tujuan yang
harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
·
Persiapkan garis besar
langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
b. Tahap
Pelaksanaan
·
Kemukakan tujuan apa
yang harus dicapai oleh siswa.
·
Kemukakan tugas-tugas
apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat
hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
·
Mulailah demonstrasi
dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui
pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk
tertarik memperhatikan demonstrasi.
·
Ciptakan suasana yang
menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
·
Berikan kesempatan
kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang
dilihat dari proses demonstrasi itu..
8) Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental
adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.
Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
Keunggulan dan kelemahann metode eksperimental :
a.
Keunggulan
·
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku
·
Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknolog
·
Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
·
Siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi
segala masalah
b. Kelemahan
·
Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak
didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
·
eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama
·
Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan
teknologi.
·
Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan
yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
·
Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Adapun Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah
pelaksanaan
1.
Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus
dilakukan dalam eksperimen.
2.
Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dengan
eksperimen.
3.
Sebelum eksperimen di laksanakan terlebih dahulu guru harus
menetapkan alat-alat apa yang diperlukan,langkah-langkah apa yang harus
ditempu dan hal-hal apa yang harus dicatat
4. Setelah eksperimen guru harus
menentukan apakah follow-up (tindak lanjut)
9) Metode Projek (Project
Method)
Istilah
proyek diambil dari manual arts (pekerjaan tangan), di mana siswa harus
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang disebut proyek dimaksud “any wholehearted” ”lifelike” ”activity”
apakah itu membuat sandiwara, mengadakan karyawisata atau menikmati hasil-hasil
kesenian. Yang pokok dalam metode proyek ialah “the active purpose of the learner”. Siswa itu sendiri harus
menerima proyek itu dan melaksanakannya. Kalau siswa sedang membuat jembatan
atas perintah guru, itu bukan suatu proyek. Sebaliknya jika siswa membaca buku
didorong oleh keinginan mencari atau memahami sesuatu, itu termasuk proyek.
Penugasan (proyek) merupakan tugas yang menyenangkan sekaligus menantang,
karena dalam melaksanakan proyek tersebut siswa perlu menuangkan segala
kemampuan yang dimilikinya serta pengalaman belajar yang dapat menunjang
pelaksanaan proyek tersebut. Dengan mengerjakan proyek, pengetahuan siswa akan
meningkat. Selain itu, kreativitas siswa akan berkembang.
Keunggulan dan kelemahann metode proyek:
a.
Keunggulan
·
Dapat merombak pola
pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam
memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
·
Pengetahuan yang
diperoleh fungsional.
b. Kelemahan
·
Kurikulum yang berlaku
di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum
menunjang pelaksanaan metode ini.
·
Organisasi bahan
pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan
keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
·
Harus dapat memilih
topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan
memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
·
Bahan pelajaran sering
menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
Adapun Prosedur
Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
1.
Penyelidikan dan
observasi (exploration)
Guru
mengajukan pertanyaan lisan, memberi keterangan singkat serta mengetes para
pelajar mengenai pengetahuan mereka tentang mata pelajaran yang akan dipelajari
lalu memberi tugas kepada peserta didik untuk meneliti materi yang akan
dipelajari.
2. Penyajian
bahan baru (presentation)
Dengan
metode ceramah, guru memberikan garis besar tentang bahan pelajaran.
3.
asimilasi/pengumpulan
keterangan atau data
Para
pelajar mencari informasi, keterangan atau fakta-fakta untuk mengisi
pokok-pokok yang penting. Dalam langkah ini pelajar mencari data dari
sumber-sumber unit (resource unit =
sumber yang berisi berita, fakta, informasi dan sebagainya tentang unit yang
sedang dipelajari).
4. Mengorganisasikan
data (organization)
Dalam
langkah ini, pelajar dibawah pimpinan guru aktif mengorganisasikan data, fakta
dan informasi, missal menggolongkan data, mengolah data untuk mengambil
kesimpulan. Daya berpikir dan daya menganalisis memainkan peran penting dalam
langkah ini.
5. Mengungkapkan
kembali (recitation)
Para
pelajar mempertanggungjawabkan atau menyajikan hasil yang diperolehnya. Laporan
pertanggungjawaban ini dapat dilakukan dengan lisan maupun tertulis atau
keduanya. Metode ini memantapkan pengetahuan yang diperoleh anak didik.
Menyalurkan minat dan melatih anak didik menelaah suatu materi pelajaran dengan
wawasan yang lebih luas.
10) Metode
Pemecahan Masalah (Problem solving Method)
Metode
pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam
kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah
baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Penyelesaian
masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk
menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful Bahri Djamara (1997 : 103) bahwa “Metode problem
solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar
tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving
dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.”
Dari
pendapat di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran problem solving
adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan
yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran ini siswa di haruskan melakukan penyelidikan otentik untuk
mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan
mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.
Adapun langkah
– langkah Metode Pemecahan
Masalah (Problem Solving Method)
:
1.Merumuskan
masalah
2.Menelaah
masalah
3.Menghimpun
dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
4.Pembuktian
hipotesis
5.Menentukan
pilihan pemecahan masalah dan keputusan
Adapun keunggulan dan
kelemahan Masalah (Problem Solving Method)
·
keunggulan dari metode
ini yakni siswa berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang di
hadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan,
menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan
berpikir siswa untuk menyelesaikan masalahyang dihadapi dengan tepat, serta
dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia
kerja.
· Sementara
kelemahan model pembelajaran problem solving itu sendiri seperti
beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya
terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati
serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
C.
Pendekatan
Pembelajaran
1.
Pengertian
Interaksi
dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi
belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh
guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah
pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam
peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan
motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator,
guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang
dilakukan.
Proses
interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah
bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter
pembelajaran.
2.
Macam-macam
pendekatan dalam pembelajaran
a.
Pendekatan Pembelajaran Individual.
Pendekatan individual adalah suatu
pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa,
sehingga dengan penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya
potensi masing-masing siswa secara optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan
individual ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual
masing-masing siswa. Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik
maupun kebutuan anak untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan untuk dihargai dan
menghargai orang lain, kebutuhan rasa aman, dan juga sebgai makhluk sosial,
anak mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan
temannya ataupun dengan guru dan orang tuanya.
Pembelajaran individual merupakan salah
satu cara guru untuk membantu siswa membelajarkan siswa, membantu merencanakan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan kemampuan dan daya dukung yang dimiliki
siswa. Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru
dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar
sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar.
Untuk mencapai hal itu guru harus
melakukan hal berikut ini;
1)
mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak
didik dan membuat hubungan saling percaya.
2)
membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
3)
menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima
perbedaannya dengan penuh perhatian.
4)
menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan,
dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.
Ciri-ciri pendekatan individual
1)
Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas
dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk akatif,
kreatif, dan mandiri dalam belajar.
2)
Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik
secara individual.
3)
Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para
peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka
pelajari.
4)
Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas.
Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak
membosankan siswa.
Pengajaran
individual dilakukan untuk membantu siswa dalam menuntaskan belajar mereka.
Oleh karena itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar
mengajar, interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik, dan terjadinya
hubungan pribadi yang menyenangkan antara siswa dan guru. Secara tidak langsung
hal yang disebut diatas merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan
individual. Ada beberapa keuntungan dari pengajaran pendekatan individual
yaitu:
1) Memungkinkan siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya masing-masing secara
penuh dan tepat,
2) Mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi
bersifat nyata melalui diskusi kelompok,
3) Mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar
perorangan,
4) Memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan
pertumbuhan yang bersifat mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru,
5) Memberi peluang siswa untuk maju secara optimal dan
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,
6) Latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang
cerdas, karena dapat menimbulkan kebiasaan dan merasa puas dengan hasil belajar
yang ada,
7) Menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa
dan guru,
8) Memberi kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk
melatih inisiatif berbuat yang lebih baik,
9) Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap
para siwa yang tergolong lamban.
Sedangkan
kelemahan pembelajaran pendekatan individual sebagai berikut
Kelemahan
secara khusus.
-
aspek guru
1.
guru harus berwawasan
luas.
2.
memiliki kreatifitas.
3.
memiliki keterampilan
metodologis yang handal
4. secara
akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar
penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
-
aspek peserta didik.
Pendekatan
individual mengedepankan pada minat, bakat, motivasi, cara belajar, kecepatan
daya tangkap, dan keunikan kebutuhan yang berbeda pada masing-masing peserta
didik sehingga guru harus sabar dalam membimbing dan memotivasi siswa agar
berpartisipasi dalam aktivitas belajar.
-
aspek sarana dan sumber
pembelajaran
Pendekatan
individual memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan
bervariasi, mungkin juga faslitas internet.
-
aspek kurikulum.
Kurikulum
harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasasn pemahaman peserta didik.
-
aspek penilaian.
Membutuhkan
cara penilaian yang menyeluruh, yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta
didik dari beberapa bidang kajian terkait dipadukan.
-
suasana pembelajaran
1. Membutuhkan suasana pembelajaran
yang tenang dan menyenangkan, karena guru harus mengetahui dan menghargai
perbedaan pendapat anak didiknya.
2. Guru harus dapat
menumbuhkan rasa percaya diri siswa serta mendorong siswa untuk aktif dan tidak
takut salah dan berani serta terlibat sepenuhnya dalam proses belajar mengajar.
Perencanaan
adalah kondisi awal dari belajar anak didik didasarkan kepada asumsi bahwa anak
didik dapat belajar dengan baik dan sepenuhnya memahami materi pelajaran dengan
strategi atau pendekatan yang diberikan guru. Perencanaan pendekatan individual
menitikberatkan kepada strategi belajar tuntas yang menuntut penguasaan penuh
dari anak didik terhadap materi yang diberikan. Perencanaan pendekatan
pembelajaran individual yang menuntut ketuntasan belajar dapat dijabarkan
sebagai berikut dimulai dari perumusan tujuan dan kompetensi serta standard
perilaku, penetuan alat penilaian hasil belajar, penjabaran materi ke unit
lebih kecil, mengembangkan prosedur koreksi dan umpan balik, dan penyusunan tes
sebagai umpan balik bagi guru.
b. Pendekatan Bervariasi
Permasalahan
yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan
pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.Pendekatan bervariasi
bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik
dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran
dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasiteknik pemecahan untuk setiap
kasus.Maka kiranya pendekatan bervariasi inisebagai alat yang dapat guru
gunakanuntukkepentinganpengajaran.
Kelebihan pendekatan
bervariassi yaitu:
-
Guru menjadi kreatif, karena
mempunyai berbagai metode dalam pemecahan masalah siswa.
-
Guru mempunyai berbagai taktik
dalam pembelajaran.
-
Siswa tidak merasa bosan,
karena cara yang digunakan guru tidak monoton.
c. Pendekatan Edukatif
Pendekatan
edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang
bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai
norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama. Misalnya
ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan
masuk dulu, tetapi mereka disuruh berbaris di depan pintu masuk dan ketua kelas
diperintahkan untuk mengatur barisan, dan anak-anak berbaris dalam
kelompok sejenisnya. Kemudian guru berdiri sambil mengontrol mereka.semuanya
dipersilahkan masuk kelas satu persatu menyalami guru dan mencium tangan guru
sebelum dilepas. Akhirnya semua anak masuk dan pelajaran pun dimulai.
Kelebihan pendekatan
edukatif yaitu :
-
Guru meletakkan tujuan untuk
membina watak peserta didik dengan pendidikan akhlak yang mulia.
-
Guru membimbing peserta didik
bagaimana cara memimpin kawan-kawannya dan anak-anak lainnya.
-
Membina bagaimana cara
menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua perintahnya yang bernilai
kebaikan.
d. Pendekatan Pengalaman
Experience
is the best teacher, pengalaman adalah guru yang
terbaik. Pengalaman adalah guru bisu yang tidak pernah marah.Pengalaman adalah
guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa pun juga. Belajar dari
pengalaman adalah lebih baik daripada sekadar bicara, atau tidak pernah berbuat
sama sekali. Pendekatan pengalaman adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru
dengan memberikan pengalaman-pengalaman terhadap siswa dalam rangka
penanaman nilai-nilai pendidikan.
Meskipun
pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua
pengalaman tidak bersifat mendidik (edukative ex perience), karena ada
pengalaman yang tidak bersifat mendidik (misedukative experience). Suatu
pengalaman dikatakan tidak mendidik, jika guru tidak membawa anak ke arah
tujuan pendidikan.
Kelebihan dari
pendekatan pengalaman :
-
Menambah integritas anak
-
Siswa lebih mudah mengerti
tentang suatu pelajaran, karena dia sudah mengalaminya, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
e.
Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan
bagi anak adalah sangat penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu
aktifitas akan menjadi milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan
membentuk sosok manusia yang berkepribadian baik pula. Begitu juga dengan
sebaliknya.
Pendekatan
pembiasaan adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid melalui cara
menanamkan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka.
Kelebihan pendekatan
pembiasaan antara lain yaitu, Pendekatan pembiasaan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan pelajaran yang
diperoleh baik secara individual maupun secara kelompok dalam kehidupan
sehari-hari. Terkait dengan metode mengajar yang perlu dipertimbangkan, antara
lain adalah metode latihan, pelaksanaan
tugas, demonstrasi dan pengalaman langsung di lapangan.
f. Pendekatan Emosional
Emosi adalah
gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan
masalah perasaan.Seseorang yang memiliki perasaan pasti dapat merasakan
sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan rohaniah.Dan di dalamnya
terdapat perasaan intelektual, perasaan estetis, etis, sosial dan perasaan
harga diri.pendekatan emosional adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap
murid melalui rangsangan verbal maupun nonverbal serta melalui
sentuhan-sentuhan emosi (perasaan). Rangsangan verbal itu misalnya ceramah,
cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita, dialog, anjuran, perintah, dan
sebagainya sedangkan rangsangan nonverbal dalam bentuk perilaku berupa sikap
Kelebihan pendekatan
emosional :
-
Guru dapat memahami perasaan
siswa
-
Siswa merasa senang dengan
guru tersebut dan mau mengikuti pelajaran dengan baik.
g. Pendekatan Rasional
Akal atau
rasio memang mempunyai potensi untuk menaklukkan dunia. Pendekatan rasional
adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid dengan cara
membimbing perkembangan berfikir murid ke arah yang lebih baik sesuai dengan
tingkat usianya. Misalnya, pembuktian tentang sesuatu yang berhubungan dengan
masalah keagamaan harus disesuaikan dengan tingkat berfikir anak. Kesalahan
pembuktian akan berakibat fatal bagi perkembangan jiwa anak. Di sini usaha yang
terpenting bagi guru adalah bagaimana memberikan peranan pada akal (rasio)
dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami
hikmah dan fungsi ajaran agama.
Kelebihan dari pendekatan rasional :
-
Cara berpikir siswa akan
berkembang
-
Siswa lebih mudah mengerti
h. Pendekatan Fungsional
Ilmu
pengetahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekadar pengisi
otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial.Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan
sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.Bahkan yang lebih penting
adalah ilmu pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak.Pendekatan fungsional
adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid dengan mendayagunakan
nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidup anak didik.
Kelebihan pendekatan
fungsional :
-
Siswa dapat merasakan manfaat
ilmu yang sudah dipelajari di sekolah.
-
Siswa dapat menerapakan ilmu
yang di dapat di sekolah dalam kehidupan sehari-hari.
i.
Pendekatan
Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran di sekolah
tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari
banyak mata pelajaran. Semua mata pelajaran itu pada umumnya dapat dibagi
menjadi mala pe/ajaran umum dan mala pelajaran agama Berbagai pendekatan dalam
pembahasan terdahulu dapat digunakan untuk keduajenis mata pelajaran ini. Tentu
saja penggunaannya tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang dicapai. Dalam praktiknya tidak hanya digunakan satu, tetapi
bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Khususnya untuk mata pelajaran umum,
sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal lni dimaksudkan agar
nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Akhirnya,
pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di
dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan
dilecehkan, tetapi diya kini, dipahami, dihayati, dan diamalkan selama hayat
siswa di kandung badan.
D. Model
Pembelajaran
1.
Pengertian
Model Pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.
Istilah “ model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi
suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh.
Model
pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model
pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang
diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan
cepat dapat di capai dengan lebih efektif dan efisien.
2. Macam-macam
model pembelajaran :
1.
Model Pengajaran Langsung
Pembelajaran
langsung merupakan suatu model pembelajaran dimana kegiatannya terfokus pada
aktivitas-aktivitas akademik sehingga di dalam implementasi kegiantan pembelajaran
guru melakukan kontrol yang ketat terhadap kemajuan belajar siswa.
Pendayagunaan waktu serta iklim kelas yang di kontrol secara ketat pula.
Pembelajaran langsung pada umumnya
dirancang secara khusus untuk mengembangkan aktivitas belajar di pihak siswa
berkaitan dengan aspek pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang bagaimana
melaksanakan sesuatu) serta pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu
dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi) yang terstruktur dengan
baik yang dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Fokus utama dari
pembelajaran ini adalah pelatihan – pelatihan yang dapat diterapkan dari
keadaan nyata yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Pengajaran langsung
berpusat pada guru, tetapi harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Disini
guru menyampaikan isi akademik dalam format yang terstruktur, mengarahkan
kegiatan para siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan di
bawah bimbingan dan arahan guru. Jadi lingkungannya harus diciptakan yang
berorientasi pada tugas – tugas yang diberikan pada siswa.
Ciri-ciri model pembelajaran langsung adalah sebagai
berikut:
a. Adanya tujuan pembelajaran
Pembelajaran langsung ini menekankan tujuan
pembelajaran yang harus berorientasi kepada siswa dan spesifik, mengandung
uraian yang jelas tentang situasi penilaian dan mengandung tingkat ketercapaian
kinerja yang diharapkan (kriteria keberhasilan).
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Pada model pembelajaran langsung terdapat lima fase
yang sangat penting. Pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah,
demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pembelajaran langsung
digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh
guru kepada siswa.
c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung
Keberhasilan metode pembelajaran langsung memerlukan
lingkungan yang baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang
tenang dengan penerapan cukup, termasuk alat atau media yang sesuai. Di samping
itu, metode pembelajaran langsung juga bergantung pada motivasi siswa yang
memadai untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan mendengarkan segala
sesuatu yang dikatakannya. Pada hakikatnya, pembelajaran langsung memerlukan
kaidah yang mengatur bagaimana siswa yang suka berbicara, prosedur untuk
menjamin tempo pembelajaran yang baik, strategi khusus untuk mengatur giliran
keterlibatan siswa, dan untuk menanggulangi tingkah laku siswa yang menyimpang.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung
Secara umum tiap-tiap model
pembelajaran tentu terdapat kelebihan-kelebihan yang membuat model pembelajaran
tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya.
Seperti halnya pada Model Direct Instruction atau model pembelajaran langsung
pun mempunyai beberapa kelebihan:
a.
Dengan model pembelajaran langsung,
guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa
sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa
b.
Dapat diterapkan secara efektif
dalam kelas yang besar maupun kecil
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah
c.
Model Pembelajaran Direct
Instruction menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) sehingga
membantu siswa yang cocok belajar dengan cara – cara ini. Dengan Ceramah dapat
bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca
atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi,
serta untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi
siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.
d.
Model Pembelajaran Direct
Instruction (terutama kegiatan demonstrasi) dapat memberikan tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan observasi. Dengan ini
memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil – hasil dari suatu tugas dan
bukan teknik – teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika
siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas
tersebut
e.
Siswa yang tidak dapat mengarahkan
diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung
digunakan secara efektif.
Selain memiliki kelebihan –
kelebihan tersebut pembelajaran langsung juga memiliki kekurangan-kekurangan:
a.
Dalam model pembelajaran langsung,
sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat
pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa
b.
Karena siswa hanya memiliki sedikit
kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan interpersonal mereka
c.
Karena guru memainkan peran pusat
dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image
guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan
terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran mereka akan terhambat
d.
Model pembelajaran langsung sangat
bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung
menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung
membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif
e.
Jika model pembelajaran langsung
tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15
menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
Tabel .
Sintaks Pembelajaran Langsung
No.
|
Langkah-langkah
|
Peran Guru
|
1
2
3
4
5
|
Menjelaskan tujuan pembela-jaran dan mempersiapkan siswa
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Membimbing pelatihan
Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan penerapan
|
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pembelajaran, pentingnya
pelajaran dan memotivasi siswa
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau memberi informasi
tahap demi tahap
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan
memberikan umpan balik
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, khusus
penerapan pada situasi kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
|
2. Pembelajaran
Kooperatif ( Cooperative Learning )
Model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok – kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai
tingkat kemampuan yang berbeda – beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika
memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan
kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan model pembelajaran kooperatif
adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai
keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran
kooperatif memiliki unsur – unsur.
Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif tersebut adalah :
a.
Saling Ketergantungan
Positif
Saling ketergantungan positif menuntut adanya
interaksi promotif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi
untuk meraih hasil belajar yang optimal. Tiap siswa tergantung pada
anggota lainnya karena tiap siswa mendapat materi yang berbeda atau tugas yang
berbeda, oleh karena itu siswa satu dengan lainnya saling membutuhkan karena
jika ada siswa yang tidak dapat mengerjakan tugas tersebut maka tugas
kelompoknya tidak dapat diselesaikan.
b.
Tanggung Jawab
Perseorangan
Pembelajaran kooperatif juga ditujukan
untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual.
Hasil penilaian individual tersebut selanjutnya disampaikan guru kepada
kelompok agar semua kelompok dapat mengetahui siapa anggota kelompok
yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan
bantuan. Karena tiap siswa mendapat tugas yang berbeda secara otomatis
siswa tersebut harus mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas tersebut
karena tugas setiap anggota kelompok mempunyai tugas yang berbeda sesuai
dengan kemampuannya yang dimiliki setiap individu
c.
Interaksi Tatap Muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa
dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melalukan
dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi
semacam ini memungkinkan siswa dapat saling menjadi sumber belajar
sehingga sumber belajar lebih bervariasi dan ini juga akan lebih memudahkan
siswa dalam belajar.
d.
Komunikasi
antar Anggota Kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif
keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,
mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahan pikiran logis,
tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat
dalam menjalin hubungan antar pribadi sengaja diajarkan dalam pembelajaran
kooperatif ini. Unsur ini juga menghendaki agar para siswa dibekali dengan
berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok,
guru perlu mengajarkan cara – cara berkomunikasi, karena tidak semua
siswa mempuanyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
e.
Evaluasi Proses
Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Tabel.Sintaks dari
pembelajaran kooperatif
No.
|
Langkah-langkah
|
Peran Guru
|
1
|
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar dapat belajar
dengan aktif dan kreatif
|
2
|
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi
kepada siswa dengan cara demonstrasikan atau lewat bahan bacaan
|
3
|
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok
|
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efisien
|
4
|
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
|
Guru membimbing kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas
|
5
|
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang dipelajari dan juga terhadap presentasi hasil kerja
masing-masing kelompok
|
6
|
Memberi penghargaan
|
Guru mencari cara – cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok
|
3. Pengajaran
berdasarkan masalah ( Problem Based Instruction )
Pengajaran berbasis masalah
dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan
masalah dan keterampilan intelektual ; belajar berbagai peran orang dewasa
melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau stimulasi dan lain :
realistis sesuai kehidupan manusia, konsep sesuai dengan kebutuhan siswa,
memupuk sifat inkuiri siswa, retensi konsep menjadi kuat, memupuk kemampuan
memecahkan masalah.
Kelebihan Pembelajaran Berdasarkan
Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
-
Mengembangkan pemikiran kritis dan
keterampilan kreatif
-
Meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah
-
Meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar
-
Membantu siswa belajar untuk
mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
-
Dapat mendorong siswa / mahasiswa
mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri
-
Mendorong kreativitas siswa dalam
pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan
-
Dengan adanya pembelajaran
berdasarkan masalah akan terjadi pembelajaran bermakna.
-
Dalam situasi pembelajaran
berdasarkan masalah, siswa/mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
Tabel sintaksModel Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Fase
|
Indikator
|
Kegiatan Guru
|
1
|
Orientasi siswa kepada masalah
|
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif dan kreatif dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
|
2
|
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
|
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
|
3
|
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah
|
4
|
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
|
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
|
5
|
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
|
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
|
4. Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning)
Pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran
lebih dipentingkan daripada hasil.
Pembelajaran kontekstual memiliki 5
elemen belajar yang konstrutivistik yaitu:
-
Pengaktifan pengetahuan yang sudah
ada
-
Pemerolehan pengetahuam yang baru
-
Pemahaman pengetahuan
-
Mempraktikkan pengetahuan dan
pengalaman
-
Melakukan refleksi terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut
Secara garis besar langkah – langkah
penerapan pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut :
-
Mengembangkan pemikiran bahwa anak
akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
-
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan
inkuiri untuk semua topik
-
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa
dengan bertanya
-
Menciptakan masyarakat belajar /
belajar berkelompok
-
Menghasilkan model sebagai contoh
pembelajaran
-
Melakukan refleksi di akhir
pertemuan
-
Melakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara
Komponen-komponen dari CTL (Contextual
Teaching and Learning) antara lain :
a.
Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme (Constructivism) adalah
proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa
berdasarkan pengalaman. Menurut pengembang filsafat konstruktivisme Mark
Baldawin dan diperdalam oleh Jean Piaget menganggap bahwa pengetahuan itu
terbentuk bukan hannya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu
sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya.
Landasan pembelajaran ini adalah bahwa siswa membangun
pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal.
Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima
pengetahuan. Oleh karena itu guru harus memfasilitasi proses tersebut dengan :
-
Menjadikan pengetahuan bermakna dan
relevan bagi siswa
-
Memberi kesempatan siswa menemukan
dan menetapkan idenya sendiri
-
Menyadarkan siswa agar menerapkan
strategi mereka sendiri dalam belajar
b. Menemukan (Inquiry)
Menemukan (Inquiry) adalah proses
pembelajaran didasarkan pada pencapaian dan penemuan melalui proses berpikir
secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,
akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dalam model inquiry dapat
dilakukan melalui beberapa langkah sistematis, yaitu :
-
Merumuskan masalah.
-
Mengajukan hipotesis.
-
Mengumpulkan data.
-
Menguji hipotesis berdasarkan data
yang dikumpulkan.
-
Membuat kesimpulan.
Langkah – langkah kegiatan inquiri adalah sebagai
berikut :
- Merumuskan
masalah
- Mengamati
atau melakukan observasi
- Menganalisis
dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel dan karya
lainnya
- Mongkomunikasikan
atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru maupun audiens
yang lain
c.
Bertanya (Quesrioning)
Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab
pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingin tahuan
setiap individu. Sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang
dalam berpikir.
Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya
berguna untuk :
-
Menggali informasi tentang kemampuan
siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
-
Mengecek pemahaman siswa
-
Membangkitkan motivasi siswa untuk
belajar
-
Merangsang keingintahuan siswa
terhadap sesuatu.
-
Memfokuskan perhatian siswa pada
sesuatu yang diinginkan.
-
Membimbing siswa untuk menemukan
atau menyimpulkan sendiri.
-
Menggali pemahaman siswa.
-
Menyegarkan kembali pengetahuan
siswa
-
Membangkitkan respon kepada siswa
d.
Masyarakat Belajar (Learning
Community)
Konsep masyarakat belajar (Learning Community) dalam
CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan
orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam
kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara
alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain,
antarteman atau antarkelompok; yang sudah tahu memberi tahu kepada yang belum
tahu atau yang pernah memiliki pengalaman membagi pengalamannya kepada orang
lain. Inilah hakekat dari masyarakat belajar yaitu masyarakat yang saling
membagi.
e.
Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan modeling adalah
proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat
ditiru oleh setiap siswa. Proses modeling tidak sebatas dari
guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki
kemampuan. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam
pembelajaran CTL sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari
pembelajaran yang teoristis – abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya
verbalisme. Guru atau ahli lain dapat menjadi model bagi siswa dalam belajar.
f.
Refleksi (Reflection)
Refleksi (Reflection) adalah
cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari atau berpikir ke belakang
tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon
terhadap kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang baru di terima. Melalui
proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif
siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.
Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses, sehingga refleksi diperlukan
pada akhir proses. Realisasinya adalah :
-
Pernyataan langsung tentang apa –
apa yang diperolehnya hari itu
-
Kesan dan saran siswa mengenai
pembelajaran hari itu
g.
Penilaian Nyata (Authentic
Assessment)
Penilaian nyata (Authentic Assessment) adalah
proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa. Penilaian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah pengalaman
belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik
intelektual maupun mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara
terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan
kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.
Karakteristik penilaian autentik :
-
Dilaksanakan selama dan sesudah
proses pembelajaran
-
Bisa digunakan untuk formatif maupun
sumatif
-
Yang diukur keterampilan dan
performansi bukan mengingat fakta
-
Berkesinambungan
-
Terintegrasi
-
Dapat digunakan sebagai feedback
E.
Hubungan Strategi, Metode, Pendekatan dan Model Pembelajaran
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.Dengan
kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something”
sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya
(2009).Selanjutnya metode pembelajaran
dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Teknik pembelajarandapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.
Taktik pembelajaranmerupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah,
tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang
dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang
memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik
karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan
tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan
bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran
adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh
guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara
kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang
guru harus mengetahui berbagai metode.
2.
strategi, metode, pendekatan pembelajaran merupakan proses pembelajaran karena semua
istilah merupakan satu kesatuan yang saling menunjang..Antara pendekatan, strategi,
metodepembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, teknik dan taktik dalam pembelajaran
No comments:
Post a Comment