Sumberku Makalah - Pengaruh Pendidikan Agama Dan Kehidupan Remaja - Sumberku Makalah

Sumberku Makalah

Sumberku Makalah merupakan blog milik Imron Nur Huda yang merupakan salah seorang alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu tahun 2018 yang kini telah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Dimana di dalamnya berisi tentang makalah-makalah yang notabenenya merupakan tugas kuliah dari sang pemilik blog beserta teman-temannya.

Post Top Ad

Responsive Ads Here

 





Sumberku Makalah - Pengaruh Pendidikan Agama Dan Kehidupan Remaja

Sumberku Makalah - Pengaruh Pendidikan Agama Dan Kehidupan Remaja

Share This


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kita kepada Allah yang maha Esa, atas segala rahmat dan karunia serta petunjuknysa sehiggah kai menyelesaikan makalah dengan judul
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan yang dirasakan mengingat pengetahuaan dan pengalaman kami yang masih terbatas. Berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehinggah keterbatasan dan kekurangan tersebut dapat diatasi sehinggah penulis dapat menyelesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah yang kami buat , semoga makalah ini dapat bermanfaat antuk menambah wawasan bagi kita semua. Amin.







                                                                                                                 Palu,18 April 2017






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .........................................................................ii        
DAFTAR ISI ................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang ................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah ...............................................................  1
C.   Tujuan .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A.   Pengertian Agama.................................................................. 2
B.   Pengertian Pendidikan Agama.... ............................................ 3
C.   Remaja dan Kehidupan Beragama........................... ............... 7
D.   Pengaruh Pendidikan Agama di Sekolah...............................8

BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan ...........................................................................9

DAFTAR PUSTAKA                                                                                     10


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Agama adalah suatu kepercayaan yang di yakini seseorang untuk membuat hidupnya lebih tentram dan mengantarkan seseorang itu dalam kebaikan. Hal tersebut terbukti dengan perkembangannya zaman. Pada hakikatnya dulu manusia masih berda pada masa jahiliyah yaitu masa kebedohan yang belum mengenal kasta dan agama, di mana seorang tersebut masi dalam tahap pencarian jati diri. Dengan keadaan itu manusia semakin dalam ke bodohan dan merajalela sehingga Allah menyampaikan wahyu kepada malaiakat jibril untuk di sampaikan kepada para rasulnya, di situlah agama mulai di sebarluaskan.
Islam adalah Agama Allah yang di wahyukan kepada rasul-rasulnya untuk di ajarkan kepada manusia, dibawah secara berantai dari satu generasi ke genarasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt. Mayoritas manusia di muka bumi ini memeluk agama islam, banyak juga yang memilih mualaf setelah mengetahui semua kebenaran ajaran nabi muhammad SAW. Ini yang tercantum dalam Al-Qur’an.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Agama Islam.?
2.      Apa itu Pendidikan Agama Islam.?
3.      Bagaimana pengaruh remaja dan kehidupan beragama.?
4.      Bagaimana pengaruh pendidikan Agama Islam di sekolah.?

C.    Tujuan
1.      Memberiakan pengetahuan tentang Agama
2.      Memahami arti dari pendidikan agama islam
3.      Mengetahui pengaruh remaja dan kehidupan beragama
4.      Mengetahui pengaruh pendidikan agama islam di sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Agama
Agama dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) peribadahan kepada Tuhan yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan  manusia dan manusia serta lingkungannya.  Secara etimologi, kata “agama” bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang menunjuk pada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Budhisme di India. Agama terdiri dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” berarti kacau. Dengan demikian, agama adalah sejenis peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengantarkan menusia menuju keteraturan dan ketertiban.
Beberapa pengertian agama menurut para ahli sebagai berikut:
1.      Pengertian agama menurut Nasution (1986) menyatakan bahwa agama mengandung arti ikatan yang dimaksud berasal dari salah satu kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat di tangkap dengan panca indera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
2.      Pengertian agama menurut Emile Durkheim adalah suatu sistem yang terdiri atas kepercayaan dan pratik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang di namakan umat.
3.      Pengertian Agama menurut  prof. Dr.m. Drikaya adalah keyakinan adanya suatu kekuatan supranatural yang mengatur dan menciptakan alam dan isinya.


B.     Pengertian Pendidikan Agama
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

C.    Remaja dan Kehidupan Keberagamaan
Masa remaja disebut juga sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rokhaniyah dan jasmaniyah. Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama para remaja turut dipengaruhi perkembangan itu. Maksudnya penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja banyak berkaitan dengna faktor perkembangan tersebut.
Sebenarnya masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai usia dewasa. Anak-anak jelas kedudukannya. Yaitu yang belum dapat hidup sendiri, belum matang dari segala segi, tubuh masih kecil. Organ-organ belum dapat menjalankan fungsinya secara sempurna. Hidupnya masih bergantung pada orang dewasa, dan belum dapat diberi tanggung jawab atas segala hal.

·         Perkembangan Agama Pada Masa Remaja
Segala persoalan dan problema yang terjadi pada remaja-remaja itu, sebenarnya bersangkut-paut dan barkait-kait dengan usia yang mereka lalui, dan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan di mana mereka hidup. Dalam hal itu, suatu faktor penting yang memegang peranan yang menentukan dalam kehidupan remaja.
a         Masa Remaja Awal (13-16)
Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Bahkan, kepercayaan agama yang telah tumbuh pada umur sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan. Kepercayaan kepada tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara ibadanya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas. penghayatan rohani cenderung skeptis sehingga muncul keengganan dan kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya dengan penuh kepatuhan.
Kegoncangan dalam keagamaan ini mungkin muncul, karena disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berkaitan dengan matangnya organ seks, yang mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun di sisi lain ia tahu bahwa perbuatannya itu dilarang oleh agama. Kondisi ini menimbulkan konflik pada diri remaja. Faktor internal lainnya adalah bersifat psikologis, yaitu sikap independen, keinginan untuk bebas, tidak mau terikat oleh norma-norma keluarga (orangtua). Apabila orangtua atau guru-guru kurang memahami dan mendekatinya secara baik, bahkan dengan sikap keras , maka sikap itu akan muncul dalam bentuk tingkah laku negatif, seperti membandel, oposisi, menentang atau menyendiri, dan acuh tak acuh.

b        Masa Remaja Akhir (17-21)
Masa remaja terakhir dapat dikatakan bahwa anak pada waktu itu dari segi jasmani dan kecerdasan telah mendekati kesempurnaan. Yang berarti bahwa tubuh dengan seluruh anggotanya telah dapat berfungsi dengan baik, kecerdasan telah dianggap selesai pertumbuhannya, tinggal pengembangan dan penggunaannya saja yang perlu diperhatikan.
Akibat pertumbuhan dan perkembangan jasmani, serta kecerdasan yang telah mendekati sempurna, atau dalam istilah agama mungkin dapat dikatakan telah mencapai tingkat baligh-berakal, maka remaja itu merasa bahwa dirinya telah dewasa dan dapat berpikir logis. Di samping itu pengetahuan remaja juga telah berkembang pula, berbagai ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh bermacam-macam guru sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing telah memenuhi otak remaja. Remaja saat itu sedang berusaha untuk mencapai peningkatan dan kesempurnaan pribadinya, maka mereka juga ingin mengembangkan agama, mengikuti perkembangan dan alur jiwanya ynag sedang bertumbuh pesat itu.
Kendatipun kecerdasan remaja telah sampai kepada menuntut agar ajaran agama yang dia terima itu masuk akal, dapat difahami dan dijelaskan secara ilmiah dan orisinil, namun perasaan masih memegang peranan penting dalam sikap dan tindak agama remaja.
Perkembangan agama pada para remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain adalah:
1.      Pertumbuhan Pikiran dan Mental
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama merekapun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya.
2.      Perkembangna perasaan
Perekembangan telah berkembangna pada masa remaja. Perasaan sosial, etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya.
Kehidupan religius akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat ke arah hidup yang religius pula. Sebaliknya, bagi remaja yang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah didominasi dorongan seksual. Masa remaja merupan masa kematangan seksual. Didorong oleh perasaan ingin tahu dan perasaan super, remaja lebih mudah terperosok kearah tindakan seksual yang negatif.
3.      Pertimbangan sosial
Corak keagamaan para remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangna moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis.

4.      Perkembangan moral
Perkembangna moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencapai proteksi. Tipe moral yanh juga terlihat pada para remaja juga mencakupi:
a.       Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangna pribadi.
b.      Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.
c.       Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama.
d.      Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.
e.       Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral masyarakat.
5.      Sikap dan minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka (besar kecil minatnya).
·         Ciri-ciri Kesadaran beragama Yang Menonjol Pada Masa Remaja
1)      Pengalaman ketuhanannya semakin bersifat individual
Remaja semakin mengenal dirinya. Ia menemukan dirinya bukan hanya sekedar badan jasmaniah, tetapi merupakan suatu kehidupan psikologis rohaniah berupa pribadi. Remaja bersifat kritis terhadap dirinya sendiri dan segala sesuatu yang menjadi milik pribadinya. Ia menemukan pribadinya terpisah dari pribadi-pribadi lain dan terpisah pula dari alam sekitarnya.
Penemuan diri pribadinya sebagai sesuatu yang berdiri sendiri menimbulkan rasa kesepian dan rasa terpisah dari pribadi lainnya. Secara formal dapat menambah kedalaman alam perasaan, akan tetapi sekaligus menjadi bertambah labil. Keadaan labil yang menekan menyebabkan si remaja mencari ketentraman dan pegangan hidup. Penghayatan kesepian, perasaan tidak berdaya menjadikan si remaja berpaling kepada Tuhan sebagai satu-satunya pegangan hidup, pelindung dan penunjuk jalan dalam goncangan psikologis yang dialaminya.

2)      Keimanannya semakin menuju realitas yang sebenarnya
Terarahnya perhatian ke dunia dalam menimbulkan kecendrungan yang besar untuk merenungkan, mengkritik, dan menilai diri sendiri. Intropeksi diri ini dapat menimbulkan kesibukan untuk bertanya-tanya pada orang lain tentang dirinya mengenai keimanan dan kehidupan agamanya.

D.    Sikap Remaja Dalam Beragama
Terdapat empat sikap remaja dalam beragama, yaitu:
1.      Percaya ikut-ikutan
Percaya ikut-ikutan ini biasanya dihasilkan oleh pendidikan agama secara sederhana yang didapat dari keluarga dan lingkungannya. Namun demikian ini biasanya hanya terjadi pada masa remaja awal (usia 13-16 tahun). Setelah itu biasanya berkembang kepada cara yang lebih kritis dan sadar sesuai dengan perkembangan psikisnya.
2.      Percaya dengan kesadaran
Semangat keagamaan dimulai dengan melihat kembali tentang masalah-masalah keagamaan yang mereka miliki sejak kecil. Mereka ingin menjalankan agama sebagai suatu lapangan yang baru untuk membuktikan pribadinya, karena ia tidak mau lagi beragama secara ikut-ikutan saja. Biasanya semangat agama tersebut terjadi pada usia 17 tahun atau 18 tahun.

3.      Percaya tetapi agak ragu-ragu
Keraguan kepercayaan remaja terhadap agamanya dapat dibagi menjadi dua:
Ø  Keraguan disebabkan kegoncangan jiwa dan terjadinya proses perubahan dalam pribadinya. Hal ini merupakan kewajaran.
Ø  Keraguan disebabkan adanya kontradiksi atas kenyataan yang dilihatnya dengan apa ynag diyakininya, atau dengan pengetahuan yang dimiliki.

4.      Pengaruh Pendidikan Agama Di Sekolah
Pendidikan agama disekolah merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh peserta didik sejak bangku sekolah dasar hingga lanjutan. Kurikulum yang diberikan pada umumnya cenderung berdasarkan kepada pemahaman Islam golongan tertentu. Hingga saat ini hal itu belum berubah.Keluarga muslim yang memiliki kepedulian tinggi akan pendidikan agama yang “benar” akhirnya sulit mencari sekolah yang cocok. Seringkali terjadi apa yang diajarkan orang tua dirumah tentang tata cara ibadah tertentu berbeda dengan apa yang diterima disekolah.
Adapun peran lembaga pendidikan dalam pembinaan akhlak mempunyai peran yang amat penting, pendidikan agama tidak hanya membina akhlak akan tetapi peran pendidikan agama tentang kecerdasan, keterampilan, dan pengetahuan.







                             






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Agama dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) peribadahan kepada Tuhan yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan  manusia dan manusia serta lingkungannya.  
Beberapa pengertian agama menurut para ahli sebagai berikut:
4.      Pengertian agama menurut Nasution (1986) menyatakan bahwa agama mengandung arti ikatan yang dimaksud berasal dari salah satu kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat di tangkap dengan panca indera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
5.      Pengertian agama menurut Emile Durkheim adalah suatu sistem yang terdiri atas kepercayaan dan pratik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang di namakan umat.
6.      Pengertian Agama menurut  prof. Dr.m. Drikaya adalah keyakinan adanya suatu kekuatan supranatural yang mengatur dan menciptakan alam dan isinya.
suatu faktor penting yang memegang peranan yang menentukan dalam kehidupan remaja.
a.       Masa Remaja Awal (13-16)
Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Bahkan, kepercayaan agama yang telah tumbuh pada umur sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan. Kepercayaan kepada tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara ibadanya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas.


DAFTAR PUSTAKA


Zakiah, Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 69-70.
Zakiah, Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 69.
Syamsu, Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak &Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 204-205.
Zakiah, Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 117-119.

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 72-76.
Abdul Aziz, Ahyadi, Psikologi Agama, (Bandung: Sinar Baru Al Gesindo, 1995), hlm. 43-48.
Raharjo, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 36-37.




[1] Zakiah, Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 69-70.

[2] Syamsu, Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak &Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 204-205.

 





No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here