Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhamad SAW, kepada keluarga, sahabat dan kita selaku
umatnya. Amin.
Tujuan pembuatan
makalah ini yakni untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan yang dibimbing oleh Bapak SJAKIR
LOBUD, S.Ag., M.Pd. Makalah ini berjudul “MASALAH PENDIDIKAN ISLAM MASA
KINI DAN MENDATANG”.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, maka untuk kritik yang membangun akan
diterima dengan hati terbuka. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A. Pengertian Pendidikan Islam ...................................................... 3
B. Sistem Pendekatan dan Orientasi Pendidikan Islam .................. 4
C. Proses Kelembagaan Pendidikan Islam ...................................... 5
D. Pengaruh Sains dan IPTEK ........................................................ 7
E. Perencanaan Model-Model Pendidikan Islam ........................... 8
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah Pendidikan Islam dipergunakan dalam dua hal,
yaitu: satu, segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau lembaga untuk
menanamkan nila-nilai islam dalam diri sejumlah siswa, Dua, keseluruhan lembaga
pendidikan yang berdasarkan segenap program dan Kegitannya atas pandangan dan
nilai-nilai Islam.
Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim,
pendidikan islam mempunyai peran yang sangat signitifikan di Indonesia dalam
pengembangan sumberdaya manusia dan pembangunan karakter, sehingga masyarakat
yang tercipta merupakan cerminan masyarakat islami. Dengan demikian Islam
benar-benar menjadi rahmatan lil-alamin, rahmat bagi seluruh alam.
Namun hingga kini pendidikan Islam masih saja
mengadapi permasalahan yang komplek, dari permasalah konseptual-teoritis,
hingga persoalan operasional-praktis. Tidak terselesaikannya persoalaan ini
menjadikan pendidikan Islam tertinggal dengan lembaga pendidikan lainnya,
baik secara kuanitatif maupun kualitatif, sehingga pendidikan Islam terkesan
sebagai pendidikan “ Kelas dua “. Tidak heran jika kemudian banyak dari
generasi muslim yang justru menempuh pendidikan di lembaga pendidikan non
Islam.
Selain itu orientasi pendidikan Islam yang timpang
tindih melahirkan masalah-masalah besar dalam dunia pendidikan, dari persoalan
filosofis, hingga persoalan metodologis. Disamping itu, pendidikan Islam
menghadapi masalah serius berkaitan dengan perubahan masyarakat yang terus
menerus semakin cepat, lebih-lebih perkembangan ilmu pengetahuan yang
hampir-hampir tidak memperdulikan lagi system suatu agama.
Kondisi sekarang ini, pendidikan Islam berada pada
posisi determinisme historik dan realisme. Dalam artian bahwa, satu sisi umat
Islam berada pada romantisme historis di mana mereka bangga karena pernah
memiliki para pemikir-pemikir dan ilmuan-ilmuan besar dan mempunyai kontribusi
yang besar pula bagi pembangunan peradapan dan ilmu pengetahuan dunia serta
menjadi transmisi bagi khazanah Yunani, namun disisi lain mereka menghadapi
sebuah kenyataan, bahwa pendidikan Islam tidak berdaya dihadapkan kepada
realitas masyarakat industri dan teknologi modern.
Sistem pendidikan Islam yang ada hanya mengerjakan
Ilmu-ilmu agama saja. Di sisi lain, generasi muslim yang menempuh pendidikan
diluar sitem pendidikan Islam hanya mendapatkan porsi kecil dalam hal
pendidikan Islam atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan ilmu-ilmu keislaman.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa itu Pendidikan Islam ?
2.
Bagaimana sistem pendekatan dan
orientasi Pendidikan Islam ?
3.
Bagaimana proses kelembagaan
Pendidikan Islam ?
4.
Bagaimana pengaruh Sains dan IPTEK ?
5.
Bagaimana perencanaan model-model
Pendidikan Islam ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Pendidikan Islam
2.
Untuk mengetahui sistem pendekatan
dan orientasi Pendidikan Islam
3.
Untuk mengetahui proses kelembagaan
Pendidikan Islam
4.
Untuk mengetahui pengaruh sains dan
IPTEK dalam Pendidikan Islam
5.
Untuk mengetahui perencanaan
model-model dalam Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan Islam
Istilah pendidikan Islam
dipergunakan dalam 2 hal, yaitu:
1.
Segenap kegiatan yang
dilakukan seseorang/lembaga untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri
sejumlah siswa.
2.
Keseluruhan lembaga pendidikan
yang mendasarkan segenap program dan kegiatannya atas pandangan dan nilai-nilai
Islam.
Dalam konteks istilah
“pendidikan” masuk dalam kategori nilai, dan istilah “pengajaran” masuk dalam
kategori rekayasa manusia yang secara terus-menerus dimutakhirkan untuk mencari
nilai-nilai luhur.[1]
Salah satu pandangan modern
dari seorang ilmuwan muslim hasil pendidikan Islam Dr. Muhammad S. A Ibrahimy
mengungkapkan pengertian pendidikan Islam yang berjangkauan luas, sbb:
“Pendidikan
Islam menurut istilah, adalah suatu sistem Pendidikan yang memungkinkan
seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam,
sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.
Pendidikan Islam ini mengacu kepada perkembangan kehidupan Manusia masa depan
tanpa menghilangkan prinsip-prinsip Islami yang diamanakan oleh Allah kepada
Manusia, sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya
seiring dengan perkembangan IPTEK. ”.[2]
Dengan demikian, apa yang kita
kenal dengan pendidikan Agama Islam di negeri kita, merupakan bagian dari
pendidikan Islam, dimana tujuan utamanya adalah membina dan mendasari kehidupan
anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam.
Sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan
Agama.[3]
B. Sistem
Pendekatan dan Orientasi Pendidikan Islam
Orientasi sistem pendidikan Islam Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan
terus-menerus.[4]
Orientasi pendidikan Islam
dalam zaman teknologi masa kini dan masa depan perlu diubah pula. Yang semula
berorientasi kepada kehidupan ukhrawi menjadi
duniawi ukhrawi bersamaan. Orientasi ini menghendaki suatu rumusan tujuan
pendidikan yang jelas karena itu program pembelajarannya harus lebih diproyeksikan
ke masa depan pada masa kini atau masa lampau.[5]
IPTEK, pemikiran, keterbukaan dan
antisipasi ke depan semakin menguat. Hal ini karena disebabkan oleh semakin
berkembangnya pandangan teologi yang vitalitas dan rasional. Meskipun demikian,
masih terasa adanya dua orientasi yang berjalan secara beriringan antara
orientasi sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan nasional belum terdapat integrasi yang tuntas. Secara
filosofi dan akademis masih terasa adanya ganjalan dikotomi antara ilmu agama
dan umum.[6]
Di tengah gelombang krisis
nilai-nilai kultural berkat pengaruh ilmu
dan teknologi yang berdampak pada perubahan sosial, pendekatan pendidikan Islam yang memandang bahwa keberadaan Islam yang
mutlak pasti mampu mengalahkan kebatilan yang
merajalela di luar kehidupan Islam. Perlu
dilakukan modifikasi /perubahan menjadi pendekatan yang berdasarkan atas
pandangan yang realistis bahwa islam sebagai suatu kebenaran mutlak baru mampu
berkembang dengan sepenuhnya dalam masyarakat bila para pendukungnya berusaha
keras dan tepat sasaran melalui sistem dan metode yang efektif dan efisien. lebih-lebih dalam menghadapi pergesaran nilai-nilai kultural yang transisional dari dunia kehidupan, yang belum menemukan
pemukiman yang mapan, maka pendidikan Islam dituntut untuk menerapkan
pendekatan dan orientasi baru yang releven dengan tuntutan zaman justru karena
pendidikan Islam membawakan prinsip dan nilai-nilai absolutisme yang bersifat
mengarahkan tren perusahaan sosiokultural itu.
Dalam menghadapi pergeseran nilai-nilai cultural yang
transisional dari dunia kehidupan, yang belum menemukan pemukiman yang mapan,
maka pendidikan islam dituntut untuk menerapkan pendekatan dan orientasi baru
yang releven dengan tuntutan zaman, justru karena pendidikan islam membawakan
prinsip dan nilai-nilai absolutisme yang bersifat mengarahkan trends perubahan
sosio-kultural itu.
C. Proses
Kelembagaan Pendidikan Islam
Manajemen kelembagaan pendidikan islam memandang bahwa
seluruh proses kependidikan dalam Institusi adalah sebagai suatu sistem yang
berorientasi kepada perbuatan yang nyata berdasarkan atas pendekatan sistemik,
sehingga dapat mendukung nilai-nilai moral dan spiritual. Kelembagaan
pendidikan islam selalu mengacu dan tanggap kepada kebutuhan perkembangan
masyarakat. Namun dari pada itu, pendidikan islam perlu mengacu diri untuk
melakukan inovasi dalam wawasan, strategi dan program-programnya sedemikian
rupa sehingga mampu menjawab tantangan zaman.
Pada era teknologis masa kini dan yang akan datang,
pandangan terhadap penghargaan nilai kemanusiaan semakin menjadi prihatin dari
para perencana gerakan pembaharuan, untuk menghindari meluasnya dominasi
robot-robot teknologis yang berkelanjutan tak menentu. Nasib manusia adalah
ditangan manusia sendiri, sedangkan Tuhan adalah sebagai co-woker saja.
(Iqbal’s Educational Philosophy, p.21)
Adapun lembaga-lembaga dalam Pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
1.
Madrasah Madrasah merupakan lembaga
pendidikan Islam yang lebih modern dibanding pesantren, baik ditinjau
dari sisi metodologi maupun kurikulum pengajarannya. Kendati demikian,
kemunculan madrasah ini tidak lain diawali oleh keberadaan pesantren. Sebagian
lulusan pesantren melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke beberapa
pusat kajian Islam di beberapa negara Timur Tengah, khususnya Arab Saudi
dan Mesir. Lulusan-lulusan Islam Timur Tengah itulah yang kemudian akhirnya
menjadi pemrakarsa pendirian madrasah-madrasah di Indonesia. Dalam madrasah,
sistem pembelajaran tidak lagi menggunakan sorogan ataupun bendungan, melainkan
lebih modern lagi. Madrasah telah mengaplikasikan sistem kelas dalam proses
pembelajarannya. Elemen yang ada dalam madrasah juga bukan lagi Kyai dan
santri, tetapi murid dan guru (ustad/ustadzah). Dan metode yang digunakan juga
beragam, bisa ceramah, atau drill dan lain-lain, tergantung pada ustad/ustadzah
atau guru.
2.
Sekolah-sekolah Islam Di samping
madrasah, lembaga pendidikan Islam yang berkembang hingga sekarang adalah
sekolah-sekolah Islam. Pada dasarnya, kata sekolah merupakan terjemah dari
madrasah, hanya saja madrasah adalah kosa kata bahasa Arab, sedangkan sekolah
adalah bahasa Indonesia. Namun demikian, pada aplikasinya terdapat perbedaan
antara madrasah dan sekolah Islam. Madrasah berada dalam naungan Kementrian
Agama (Kemenag), sedangkan sekolah Islam pada Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud). Selain itu, dari segi bobot muatan materi
keagamaannya, madrasah lebih banyak materi agama dibanding sekolah Islam.
3.
Pendidikan Tinggi Islam juga
merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang modern. Dalam sejarah,
pendidikan tinggi Islam yang tertua adalah Sekolah Tinggi Islam (STI), yang
menjadi cikal bakal pendidikan tinggi Islam selanjutnya. STI didirikan pada 8
Juli 1945 di Jakarta, kemudian dipindahkan ke Yogyakarta, dan pada tahun 1948
resmi berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII). Selanjutnya, UII
merupakan bibit utama dari perguruan-perguruan tinggi swasta yang
kemudian berkembang menjadi beberapa Universitas Islam yang populer di
Indonesia, seperti misalnya Universitas Ibn Kholdun di Bogor, Universitas
Muhammadiyah di Surakarta, Universitas Islam Sultan Agung di Semarang,
Universitas Islam Malang (UNISMA) di Malang, Universitas Islam Sunan Giri
(UNSURI) di Surabaya, Universitas Darul „Ulum (UNDAR) di Jombang dan lain-lain.
Menurut Tolhah Hasan, perkembangan dan kemajuan perguruan tinggi Islam di
Indonesia banyak ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya:
kredibilitas kepemimpinan, kreativitas manajerial kelembagaan, pengembangan
program akademik yang jelas dan kualitas dosen yang memiliki tradisi akademik.
D. Pengaruh
Sains dan IPTEK
Sebagaimana telah kita sadari bersama bahwa dampak
positif dari pada kemajuan teknologi sampai saat ini, adalah bersifat
fasilitatif (memudahkan) kehidupan manusia yang hidup sehari-hari sibuk dengan
berbagai problema yang semakin mengemelut. Teknologi menawarkan berbagai macam
kesantaian dan kesenangan semakin beraneka.
Dampak-dampak negative dari teknologi modern telah
mulai menampakkan diri di depan mata kita, yang pada prinsipnya berkekuatan
melemahkan daya mental-spiritual/jiwa yang sedang tumbuh berkembang dalam
berbagai bentuk penampilan dan gaya-gayanya.
Problematika pendidikan islam pada saat ini salah
satunya adalah dikarenakan timbulnya perubahan sosial di berbagai sector kehidupan
manusia. Seperti pengaruh sains dan teknologi, anak didik tidak perlu lagi
menggunakan keterampilan tangan dan berpikir ilmiah dengan taraf tinggi, karena
alat-alat teknologis telah mampu menggantikannya.
Permasalahan baru yang harus dipecahkan oleh
pendidikan islam pada khususnya antara lain adalah dehumanisasi pendidikan,
netralisasi nilai-nilai agama, atau upaya mengendalikan dan mengarahkan
nilai-nilai transisional kepada suatu pemukiman yang ilahi yang kokoh dan tahan
banting, baik dalam dimensi individual maupun sosial-kultural.
E. Perencanaan
Model-Model Pendidikan Islam
Pendidikan beserta kelembagaannya sering harus
mengalami inovasi dan peka terhadap perubahan sosial, maka perencanaan
pendidikan harus mulai dari identifikasi kebutuhan yaitu kebutuhan perkembangan
anak didik seirama dengan perkembangan masyarakat. Tingkat kebutuhan
kependidikan (seperti ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan) anak didik,
ditetapkan setelah mengidentifikasi tingkat dan macam kebutuhan kependidikan
apa dari tiga aspek tuntutan yaitu masyarakat, siswa dan pendidik (guru).
Metode yang dipergunakan nabi adalah personalisasi
berdasarkan pendekatan personal-individual, kemudian meluas ke arah pendekatan
keluarga yang pada gilirannya meluas kearah pendekatan sosiologis (masyarakat).
Masa depan kehidupan umat manusia tetap mengandalkan
lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal sebagai pusat-pusat
pengembangan dan pengendalian kecenderungan manusia modern menuju ke arah
optimisme. Apalagi jika pendidikan itu dilandasi dengan nilai-nilai moral dan Agama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah pendidikan Islam
dipergunakan dalam 2 hal, yaitu:
1.
Segenap kegiatan yang
dilakukan seseorang/lembaga untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri
sejumlah siswa.
2.
Keseluruhan lembaga pendidikan
yang mendasarkan segenap program dan kegiatannya atas pandangan dan nilai-nilai
Islam.
Orientasi pendidikan Islam
dalam zaman teknologi masa kini dan masa depan perlu diubah pula. Yang semula berorientasi
kepada kehidupan ukhrawi menjadi duniawi ukhrawi
bersamaan.
Manajemen kelembagaan pendidikan islam memandang bahwa
seluruh proses kependidikan dalam Institusi adalah sebagai suatu sistem yang
berorientasi kepada perbuatan yang nyata berdasarkan atas pendekatan sistemik,
sehingga dapat mendukung nilai-nilai moral dan spiritual.
Adapun Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam adalah sebagai
berikut :
1.
Madrasah-madrasah
2.
Sekolah-sekolah Islam
3.
Pendidikan Tinggi Islam
Adapun Perencanaan Model-Model Pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
2.
Melihat tingkat kebutuhannya.
B. Saran
Bagi mahasiswa/(i) hendaknya mengetahui dan memahami
tentang adanya kelembagaan pendidikan Islam yang ada di wilayah dan sekitar
kita, agar kita tahu dan mengerti betapa pentingnya pendidikan Islam untuk masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Mastuhu, M. Ed, Memberdayakan
Sistem Pendidikan Islam, cet. 1, (Jakarta:Logos, 1999), hal. 31
Arifin, M. Ed, Kapita
Selekta Pendidikan Islam dan Umum, cet. 3, (Jakarta:Bumi Aksara, 1995),
hal. 3-4
[2] Arifin, M. Ed, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, cet. 3,
(Jakarta:Bumi Aksara, 1995), hal. 3-4
No comments:
Post a Comment