Sumberku Makalah - MASALAH PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI DAN MENDATANG - Sumberku Makalah

Sumberku Makalah

Sumberku Makalah merupakan blog milik Imron Nur Huda yang merupakan salah seorang alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu tahun 2018 yang kini telah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Dimana di dalamnya berisi tentang makalah-makalah yang notabenenya merupakan tugas kuliah dari sang pemilik blog beserta teman-temannya.

Post Top Ad

Responsive Ads Here

 





Sumberku Makalah - MASALAH PENDIDIKAN ISLAM  MASA KINI DAN MENDATANG

Sumberku Makalah - MASALAH PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI DAN MENDATANG

Share This


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhamad SAW, kepada keluarga, sahabat dan kita selaku umatnya. Amin.
Tujuan pembuatan makalah  ini yakni untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan yang dibimbing oleh Bapak SJAKIR LOBUD, S.Ag., M.Pd. Makalah ini berjudul “MASALAH PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI DAN MENDATANG”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka untuk kritik yang membangun akan diterima dengan hati terbuka. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih.














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR   .....................................................................................    i
DAFTAR ISI   ....................................................................................................   ii
BAB     I    PENDAHULUAN ...........................................................................   1
A.  Latar Belakang ............................................................................   1
B.  Rumusan Masalah .......................................................................   2
C.  Tujuan ..........................................................................................   2
BAB    II    PEMBAHASAN .............................................................................   3
A.  Pengertian Pendidikan Islam  ......................................................   3
B.  Sistem Pendekatan dan Orientasi Pendidikan Islam  ..................   4
C.  Proses Kelembagaan Pendidikan Islam  ......................................   5
D.   Pengaruh Sains dan IPTEK ........................................................   7
E.   Perencanaan Model-Model Pendidikan Islam  ...........................   8
BAB   III   PENUTUP .......................................................................................   9
A.  Kesimpulan  .................................................................................   9
B.  Saran  ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Istilah Pendidikan Islam dipergunakan dalam dua hal, yaitu: satu, segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau lembaga untuk menanamkan nila-nilai islam dalam diri sejumlah siswa, Dua, keseluruhan lembaga pendidikan yang berdasarkan segenap program dan Kegitannya atas pandangan dan nilai-nilai Islam.
Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim, pendidikan islam mempunyai peran yang sangat signitifikan di Indonesia dalam pengembangan sumberdaya manusia dan pembangunan karakter, sehingga masyarakat yang tercipta merupakan cerminan masyarakat islami. Dengan demikian Islam benar-benar menjadi rahmatan lil-alamin, rahmat bagi seluruh alam.
Namun hingga kini pendidikan Islam masih saja mengadapi permasalahan yang komplek, dari permasalah konseptual-teoritis, hingga persoalan operasional-praktis. Tidak terselesaikannya persoalaan ini menjadikan pendidikan Islam tertinggal dengan lembaga  pendidikan lainnya, baik secara kuanitatif maupun kualitatif, sehingga pendidikan Islam terkesan sebagai pendidikan “ Kelas dua “. Tidak heran jika kemudian banyak dari generasi muslim yang justru menempuh pendidikan di lembaga pendidikan non Islam.
Selain itu orientasi pendidikan Islam yang timpang tindih melahirkan masalah-masalah besar dalam dunia pendidikan, dari persoalan filosofis, hingga persoalan metodologis. Disamping itu, pendidikan Islam menghadapi masalah serius berkaitan dengan perubahan masyarakat yang terus menerus semakin cepat, lebih-lebih perkembangan ilmu pengetahuan yang hampir-hampir tidak memperdulikan lagi system suatu agama.
Kondisi sekarang ini, pendidikan Islam berada pada posisi determinisme historik dan realisme. Dalam artian bahwa, satu sisi umat Islam berada pada romantisme historis di mana mereka bangga karena pernah memiliki para pemikir-pemikir dan ilmuan-ilmuan besar dan mempunyai kontribusi yang besar pula bagi pembangunan peradapan dan ilmu pengetahuan dunia serta menjadi transmisi bagi khazanah Yunani, namun disisi lain mereka menghadapi sebuah kenyataan, bahwa pendidikan Islam tidak berdaya dihadapkan kepada realitas masyarakat industri dan teknologi modern.
Sistem pendidikan Islam yang ada hanya mengerjakan Ilmu-ilmu agama saja. Di sisi lain, generasi muslim yang menempuh pendidikan diluar sitem pendidikan Islam hanya mendapatkan porsi kecil dalam hal pendidikan Islam atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan ilmu-ilmu keislaman.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa itu Pendidikan Islam ?
2.    Bagaimana sistem pendekatan dan orientasi Pendidikan Islam ?
3.    Bagaimana proses kelembagaan Pendidikan Islam ?
4.    Bagaimana pengaruh Sains dan IPTEK ?
5.    Bagaimana perencanaan model-model Pendidikan Islam ?
C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui Pendidikan Islam
2.    Untuk mengetahui sistem pendekatan dan orientasi Pendidikan Islam
3.    Untuk mengetahui proses kelembagaan Pendidikan Islam
4.    Untuk mengetahui pengaruh sains dan IPTEK dalam Pendidikan Islam
5.    Untuk mengetahui perencanaan model-model dalam Pendidikan Islam








BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Pendidikan Islam
Istilah pendidikan Islam dipergunakan dalam 2 hal, yaitu:
1.    Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang/lembaga untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah siswa.
2.    Keseluruhan lembaga pendidikan yang mendasarkan segenap program dan kegiatannya atas pandangan dan nilai-nilai Islam.
Dalam konteks istilah “pendidikan” masuk dalam kategori nilai, dan istilah “pengajaran” masuk dalam kategori rekayasa manusia yang secara terus-menerus dimutakhirkan untuk mencari nilai-nilai luhur.[1]
Salah satu pandangan modern dari seorang ilmuwan muslim hasil pendidikan Islam Dr. Muhammad S. A Ibrahimy mengungkapkan pengertian pendidikan Islam yang berjangkauan luas, sbb:
Pendidikan Islam menurut istilah, adalah  suatu sistem Pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan Islam ini mengacu kepada perkembangan kehidupan Manusia masa depan tanpa menghilangkan prinsip-prinsip Islami yang diamanakan oleh Allah kepada Manusia, sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya seiring dengan perkembangan IPTEK. ”.[2]
Dengan demikian, apa yang kita kenal dengan pendidikan Agama Islam di negeri kita, merupakan bagian dari pendidikan Islam, dimana tujuan utamanya adalah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam. Sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan Agama.[3]
B.  Sistem Pendekatan dan Orientasi Pendidikan Islam
Orientasi sistem pendidikan Islam Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan terus-menerus.[4]
Orientasi pendidikan Islam dalam zaman teknologi masa kini dan masa depan perlu diubah pula. Yang semula berorientasi kepada kehidupan ukhrawi menjadi duniawi ukhrawi bersamaan. Orientasi ini menghendaki suatu rumusan tujuan pendidikan yang jelas karena itu program pembelajarannya harus lebih diproyeksikan ke masa depan pada masa kini atau masa lampau.[5]
IPTEK, pemikiran, keterbukaan dan antisipasi ke depan semakin menguat. Hal ini karena disebabkan oleh semakin berkembangnya pandangan teologi yang vitalitas dan rasional. Meskipun demikian, masih terasa adanya dua orientasi yang berjalan secara beriringan antara orientasi sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan nasional belum terdapat integrasi yang tuntas. Secara filosofi dan akademis masih terasa adanya ganjalan dikotomi antara ilmu agama dan umum.[6]
Di tengah gelombang krisis nilai-nilai kultural berkat pengaruh ilmu dan teknologi yang berdampak pada perubahan sosial, pendekatan pendidikan Islam yang memandang bahwa keberadaan Islam yang mutlak pasti mampu mengalahkan kebatilan yang merajalela di luar kehidupan Islam. Perlu dilakukan modifikasi /perubahan menjadi pendekatan yang berdasarkan atas pandangan yang realistis bahwa islam sebagai suatu kebenaran mutlak baru mampu berkembang dengan sepenuhnya dalam masyarakat bila para pendukungnya berusaha keras dan tepat sasaran melalui sistem dan metode yang efektif dan efisien. lebih-lebih dalam menghadapi pergesaran nilai-nilai kultural yang transisional dari dunia kehidupan, yang belum menemukan pemukiman yang mapan, maka pendidikan Islam dituntut untuk menerapkan pendekatan dan orientasi baru yang releven dengan tuntutan zaman justru karena pendidikan Islam membawakan prinsip dan nilai-nilai absolutisme yang bersifat mengarahkan tren perusahaan sosiokultural itu.
Dalam menghadapi pergeseran nilai-nilai cultural yang transisional dari dunia kehidupan, yang belum menemukan pemukiman yang mapan, maka pendidikan islam dituntut untuk menerapkan pendekatan dan orientasi baru yang releven dengan tuntutan zaman, justru karena pendidikan islam membawakan prinsip dan nilai-nilai absolutisme yang bersifat mengarahkan trends perubahan sosio-kultural  itu.
C.  Proses Kelembagaan Pendidikan Islam
Manajemen kelembagaan pendidikan islam memandang bahwa seluruh proses kependidikan dalam Institusi adalah sebagai suatu sistem yang berorientasi kepada perbuatan yang nyata berdasarkan atas pendekatan sistemik, sehingga dapat mendukung nilai-nilai moral dan spiritual. Kelembagaan pendidikan islam selalu mengacu dan tanggap kepada kebutuhan perkembangan masyarakat. Namun dari pada itu, pendidikan islam perlu mengacu diri untuk melakukan inovasi dalam wawasan, strategi dan program-programnya sedemikian rupa sehingga mampu menjawab tantangan zaman.
Pada era teknologis masa kini dan yang akan datang, pandangan terhadap penghargaan nilai kemanusiaan semakin menjadi prihatin dari para perencana gerakan pembaharuan, untuk menghindari meluasnya dominasi robot-robot teknologis yang berkelanjutan tak menentu. Nasib manusia adalah ditangan manusia sendiri, sedangkan Tuhan adalah sebagai co-woker saja. (Iqbal’s Educational Philosophy, p.21)
Adapun lembaga-lembaga dalam Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1.      Madrasah Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang lebih modern dibanding pesantren,  baik ditinjau dari sisi metodologi maupun kurikulum pengajarannya. Kendati demikian, kemunculan madrasah ini tidak lain diawali oleh keberadaan pesantren. Sebagian lulusan  pesantren melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke beberapa pusat kajian Islam di  beberapa negara Timur Tengah, khususnya Arab Saudi dan Mesir. Lulusan-lulusan Islam Timur Tengah itulah yang kemudian akhirnya menjadi pemrakarsa pendirian madrasah-madrasah di Indonesia. Dalam madrasah, sistem pembelajaran tidak lagi menggunakan sorogan ataupun bendungan, melainkan lebih modern lagi. Madrasah telah mengaplikasikan sistem kelas dalam proses  pembelajarannya. Elemen yang ada dalam madrasah juga bukan lagi Kyai dan santri, tetapi murid dan guru (ustad/ustadzah). Dan metode yang digunakan juga beragam, bisa ceramah, atau drill dan lain-lain, tergantung pada ustad/ustadzah atau guru.  
2.      Sekolah-sekolah Islam Di samping madrasah, lembaga pendidikan Islam yang berkembang hingga sekarang adalah sekolah-sekolah Islam. Pada dasarnya, kata sekolah merupakan terjemah dari madrasah, hanya saja madrasah adalah kosa kata bahasa Arab, sedangkan sekolah adalah bahasa Indonesia. Namun demikian, pada aplikasinya terdapat perbedaan antara madrasah dan sekolah Islam. Madrasah berada dalam naungan Kementrian Agama (Kemenag), sedangkan sekolah Islam pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Selain itu, dari segi bobot muatan materi keagamaannya, madrasah lebih banyak materi agama dibanding sekolah Islam.
3.      Pendidikan Tinggi Islam juga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang modern. Dalam sejarah, pendidikan tinggi Islam yang tertua adalah Sekolah Tinggi Islam (STI), yang menjadi cikal bakal pendidikan tinggi Islam selanjutnya. STI didirikan pada 8 Juli 1945 di Jakarta, kemudian dipindahkan ke Yogyakarta, dan pada tahun 1948 resmi berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII). Selanjutnya, UII merupakan bibit utama dari  perguruan-perguruan tinggi swasta yang kemudian berkembang menjadi beberapa Universitas Islam yang populer di Indonesia, seperti misalnya Universitas Ibn Kholdun di Bogor, Universitas Muhammadiyah di Surakarta, Universitas Islam Sultan Agung di Semarang, Universitas Islam Malang (UNISMA) di Malang, Universitas Islam Sunan Giri (UNSURI) di Surabaya, Universitas Darul „Ulum (UNDAR) di Jombang dan lain-lain. Menurut Tolhah Hasan, perkembangan dan kemajuan perguruan tinggi Islam di Indonesia  banyak ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya: kredibilitas kepemimpinan, kreativitas manajerial kelembagaan, pengembangan program akademik yang jelas dan kualitas dosen yang memiliki tradisi akademik.
D.  Pengaruh Sains dan IPTEK
Sebagaimana telah kita sadari bersama bahwa dampak positif dari pada kemajuan teknologi sampai saat ini, adalah bersifat fasilitatif (memudahkan) kehidupan manusia yang hidup sehari-hari sibuk dengan berbagai problema yang semakin mengemelut. Teknologi menawarkan berbagai macam kesantaian dan kesenangan semakin beraneka.
Dampak-dampak negative dari teknologi modern telah mulai menampakkan diri di depan mata kita, yang pada prinsipnya berkekuatan melemahkan daya mental-spiritual/jiwa yang sedang tumbuh berkembang dalam berbagai bentuk penampilan dan gaya-gayanya.
Problematika pendidikan islam pada saat ini salah satunya adalah dikarenakan timbulnya perubahan sosial di berbagai sector kehidupan manusia. Seperti pengaruh sains dan teknologi, anak didik tidak perlu lagi menggunakan keterampilan tangan dan berpikir ilmiah dengan taraf tinggi, karena alat-alat teknologis telah mampu menggantikannya.
Permasalahan baru yang harus dipecahkan oleh pendidikan islam pada khususnya antara lain adalah dehumanisasi pendidikan, netralisasi nilai-nilai agama, atau upaya mengendalikan dan mengarahkan nilai-nilai transisional kepada suatu pemukiman yang ilahi yang kokoh dan tahan banting, baik dalam dimensi individual maupun sosial-kultural.


E.  Perencanaan Model-Model Pendidikan Islam
Pendidikan beserta kelembagaannya sering harus mengalami inovasi dan peka terhadap perubahan sosial, maka perencanaan pendidikan harus mulai dari identifikasi kebutuhan yaitu kebutuhan perkembangan anak didik seirama dengan perkembangan masyarakat. Tingkat kebutuhan kependidikan (seperti ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan) anak didik, ditetapkan setelah mengidentifikasi tingkat dan macam kebutuhan kependidikan apa dari tiga aspek tuntutan yaitu masyarakat, siswa dan pendidik (guru).
Metode yang dipergunakan nabi adalah personalisasi berdasarkan pendekatan personal-individual, kemudian meluas ke arah pendekatan keluarga yang pada gilirannya meluas kearah pendekatan sosiologis (masyarakat).
Masa depan kehidupan umat manusia tetap mengandalkan lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal sebagai pusat-pusat pengembangan dan pengendalian kecenderungan manusia modern menuju ke arah optimisme. Apalagi jika pendidikan itu dilandasi dengan nilai-nilai moral dan Agama.













BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Istilah pendidikan Islam dipergunakan dalam 2 hal, yaitu:
1.    Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang/lembaga untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah siswa.
2.    Keseluruhan lembaga pendidikan yang mendasarkan segenap program dan kegiatannya atas pandangan dan nilai-nilai Islam.
Orientasi pendidikan Islam dalam zaman teknologi masa kini dan masa depan perlu diubah pula. Yang semula berorientasi kepada kehidupan ukhrawi menjadi duniawi ukhrawi bersamaan.
Manajemen kelembagaan pendidikan islam memandang bahwa seluruh proses kependidikan dalam Institusi adalah sebagai suatu sistem yang berorientasi kepada perbuatan yang nyata berdasarkan atas pendekatan sistemik, sehingga dapat mendukung nilai-nilai moral dan spiritual.
Adapun Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1.      Madrasah-madrasah
2.      Sekolah-sekolah Islam
3.      Pendidikan Tinggi Islam
Adapun Perencanaan Model-Model Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1.    Mengidentifikasi
2.    Melihat tingkat kebutuhannya.



B.  Saran
Bagi mahasiswa/(i) hendaknya mengetahui dan memahami tentang adanya kelembagaan pendidikan Islam yang ada di wilayah dan sekitar kita, agar kita tahu dan mengerti betapa pentingnya pendidikan Islam untuk masa yang akan datang.





















DAFTAR PUSTAKA
Mastuhu, M. Ed, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, cet. 1, (Jakarta:Logos, 1999), hal. 31
Arifin, M. Ed, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, cet. 3, (Jakarta:Bumi Aksara, 1995), hal. 3-4




[1] Mastuhu, M. Ed, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, cet. 1, (Jakarta:Logos, 1999), hal. 31
[2] Arifin, M. Ed, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, cet. 3, (Jakarta:Bumi Aksara, 1995), hal. 3-4
[3] Ibid, hal. 5.
[4] Mastuhu, op.cit, hal. 31.
[5] Arifin, op.cit, hal. 6.
[6] Ibid, hal. 5
 


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here