Puji syukur penulis
panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan ketabahan
bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan yang banyak agar kita tidak
merasa kesulitan. Salawat serta salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, yang telah menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-Nya yang
setia sampai akhir zaman.
Makalah yang berjudul “pengembangan
system pendidikan RA” Dalam penyusunan makalah ini kami
banyak mendapat bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai
pihak, tetapi tidak luput dari kendala yang begitu banyak.
Akhir kata semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi kami Amin yarobbal
‘alamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… I
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. II
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah……………………………………………............ 1
B.
Rumusan Masalah………………………………………………………….. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
System
pendidikan Raudhatul Atfhal………………………………………2
B.
Pengertian
Ra dan Munculnya Raudhatul Atfhal………………………… 3
C.
Orientasi
system pendidikan Pra sekolah……………………………….. 4
D.
System
dan metode pembelajaran Raudhatul Atfhal…………………… 5
E.
Materi
tentang Raudhatul Atfhal………………………………………. 7
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………… 9
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Hal ini sangat mungkin tercapai anak
mendapat pendidikan yang baik di mulai sejak amak masih berusia dini (3-12
tahun keatas).
Dengan mengacu
pada undang-undang 45 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga
berhak mendapat pendidikan dan ayat(3) yang menegaskan bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pendidikan Nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
system pendidikan RA?
2.
Apa yang di
maksud dengan Raudhatul atfhal dan mengapa RA itu ada?
3.
Bagaimana
orientasi sistem pendidikan Prasekolah?
4.
Apa saja system
dan metode pembelajaran Raudhatul Atfhal?
5.
Apa saja materi
pelajaran tentang di Raudhatul Atfhal?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
pendidikan Raudhatul Atfhal
Dalam undang-undang tentang system pendidikan Nasional dinyatakan
bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14.)
Anak usia dini
adalah anak yang baru dilahirkan sampai sangat menentukan dalam pembentukan
karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nuraini Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan
usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini
disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang
serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tersebut.
Ada berbagai
kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh
Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk, 2005: 1.12 –
1.13) sebagai berikut.[1]
1.
Anak bersifat
unik,
2.
Anak
mengekspresikan perilakunya secara relative spontan
3.
Anak bersifat
aktif dan enerjik
4.
Anak itu
egosentris
5.
Anak memiliki
rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal
6.
Anak bersifat
eksploratif dan berjiwa petualang
7.
Anak umumnya
kaya dengan fantasi
8.
Anak masih
mudah frutasi
9.
Anak masih
kurang pertimbangan dalam bertindak.
10.
Anak memiliki
daya perhatian yang pendek
11.
Masa anak
merupakan masa belajar yang paling potensial
12.
Anak semakin
menunjukkan minat terhadap teman.
B.
Pengertian Raudhatul
Atfhal dan Munculnya RA
RA singkatan dari Raudhatul Atfhal. Diambil dari istilah Bahasa
Arab. Raudhatul artinya taman, sedangkan Atfhal artinya anak-anak. RA berada
dibawah Naungan Departemen Agama melalui SK Menag. Yang dikelola secara
professional oleh guru-guru RA dalam wadah IGRA (Ikatan Guru Raudhatul Atfhal).
Selain materi umum, RA memperkenalkan pula dasar-dasar ajaran agama Islam
kepada Ank didiknya.
Raudatul athfal (disingkat
RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di
bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal, di bawah pengelolaan Kementerian Agama
RA setara dengan taman
kanak-kanak (TK), di mana kurikulumnya ditekankan pada pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Di Indonesia,
menempuh pendidikan TK/RA tidaklah wajib. Namun dalam perkembangannya, banyak
sekolah dasar yang mewajibkan calon siswanya lulus TK/RA.[2]
·
Mengapa Raudhatul Atfhal itu Ada
Karena pendidikan
adalah usaha untuk mengoptimalkan seluruh potensi manusia yang dilaksanakan
secara terencana. Pendidikan menurut ajaran islam diberikan kepada manusia
sejak dirinya dilahirkan sampai menjelang kematianya.
Jadi Raudhatul
Atfhal sangat penting untuk pendidikan Anak usia dini, agar mereka lebih pandai
dan saat memasuki SD mereka tidak akan kesulitan lagi untuk menerima pelajaran
yang diberikan guru kepada mereka.
C.
Orientasi
sistem pendidikan Pra sekolah
Pendidkan prasekolah merupakan dasar bagi perkembangan,
keterampilan, daya cipta dan penyesuaiannya dengan lingkungan sosialnya. Oleh
karena itu, perlu diusahakan agar pendidikan ini dapat dinikmati oleh segenap
lapisan masyarakat. Bantuan dari semua pihak sangat diperlukan, terutama dari
media massa, seperti radio, televise, surat kabar, majalah, dan buku-buku bagi
anak balita.
Pendidikan
prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak didik di luar dilingkungan keluarga sebelum memasuki
pendidikan dasar, yang diselenggarakan dijalur pendidikan sekolah atau dijalur
pendidikan luar sekolah. Pendidikan prasekolah antara lain meliputi pendidikan
taman kanak-kanak, terdapat di jalur sekolah, dan kelompok bermain, serta
penitipan anak dijalur luar sekolah. Taman kanak-kanak diperuntukan anak usia 5
dan 6 tahun untuk satu atau dua tahun pendidikan, sementara kelompok bermain,
sementara kelompok bermain atau penitipan anak diperuntukan anak paling berusia
tiga tahun.
Pendidikan prasekolah pada tahun 1990-an tidak
banyak berbeda dari pendidikan prasekolah pada tahun 60-an bahkan sebelumnya,
yaitu selalu menarik perhatian orang tua, masyarakat maupun pemerintah sebagai
pengambil keputusan, mereka menyadari bahwa kualitas masa awal anak (early
childhood) termasuk masa prasekolah merupakan cermin kualitas bangsa dimasa
yang akan datang.
D.
System dan Metode
pembelajaran Raudhatul Atfhal
Pembinaan Raudhatul Athfal (RA) dilakukan oleh Kementerian
Agama dibawah direktorat Pendidikan Madrasah. Raudhatul Athfal setingkat dengan
Taman kanak-kanak yang dibawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebagai pendidikan anak usia dini, Raudhatul Athfal memerlukan metode dan
strategi pembelajaran khusus. Ada beberapa Metode pembelajaran yang bisa
digunakan di Raudhatul Athfal (RA) antara lain sebagai berikut:
1.
Metode
bercerita
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau memberikan penjelasan kepada peserta didik secara lisan
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau memberikan penjelasan kepada peserta didik secara lisan
2.
Metode
Bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap berupa
kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara peserta didik dengan guru
atau antara peserta didik dengan peserta didik. Bercakap-cakap dapat
dilaksanakan dalam bentuk 1) bercakap-cakap bebas, 2) bercakap-cakap menurut
pokok dan 3) bercakap-cakap berdasarkan gambar seri dalam bercakap-cakap bebas
kegiatan tidak terikat pada tema, tetapi pada kemampuan yang di ajarkan.
3. Metode Sosiodrama atau bermain peran
Metode sosiodrama adalah cara
memberikan pengalaman kepada peserta didik melalui bermain peran, yakni peserta
didik diminta memainkan peran tertentu dalam suatu permainan peran. Misalnya:
bermain jual beli sayur-mayur, bermain menolong peserta didik yang jatuh,
bermain menyayangi keluarga, dan lain-lain.
4.
Metode
Karyawisata
Metode karyawisata dilakukan dengan cara mengajak peserta didik mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan tema
Metode karyawisata dilakukan dengan cara mengajak peserta didik mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan tema
5.
Metode
Demonstrasi
Metode demontrasi dilakukan dengan
cara mempertunjukan atau memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan.
Tujuannya agar peserta didik memahami dan dapat melakukannya dengan benar,
misalnya: menghapus buah, memotong rumput, menanam bunga, mencampur warna,
meniup balon kemudian melepaskannya, menggosok gigi, mencuci tangan, dan
lain-lain.
6.
Metode
Tanya jawab
Metode Tanya jawab dilaksanakan
dengan cara mengajukan pertanyaan tertentu kepada peserta didik. Metode ini
digunakan untuk: 1) mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki
peserta didik, 2) memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya, dan 3)
mendorong keberanian peserta didik untuk mengemukakan pendapat.
7.
Metode
Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara
memberikan pengalaman kepada peserta didiik dalam mengadakan percobaan terhadap
sesuatu dan mengamati akibatnya. Misalnya balon ditiup, warna dicampur, air
dipanaskan, tanaman disirami atau tidak disirami dan lain-lain.
8.
Metode
proyek
Metode proyek adalah metode yang
memberikan kesempatan kepada peseta didik melakukan aktivitas belajar secara
bertahap, dari tahapan awal sampai tahapan akhir yang merupakan satu kesatuan
rangkaian kegiatan. Metode ini menggunakan alam sekitar dan kegiatan
sehari-hari yang sederhana untuk dilaksanakan oleh peserta didik. Misalnya:
menanam tanaman yang mudah tumbuh dengan biji (cabe, tomat, kacang
hijau), dengan batang (singkong), dengan daun (cocor bebek), kegiatan bersama
dengan satu hasil (praktik memasak)[3]
9.
Metode
pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah metode
yang digunakan untuk member kesempatan kepada peserta didik melaksanakan tugas
yang telah disiapkan guru.
E.
Materi
Pelajaran Raudathul Atfhal
Mata pelajaran di
RA lebih tepatnya disebut sebagai bidang pengembangan. Bidang pengembangan ini
dikelompokkan dalam dua bidang, yaitu:
1.
Bidang
pengembangan pembentukan perilaku, yang meliputi:
·
Akhlakul Karimah
·
Social
Emosional
·
Kemandirian
2.
Bidang
pengembangan kemampuan Dasar, yang meliputi:
·
Pendidikan
Agama Islam
·
Bahasa
·
Kognitif
·
Fisik
Karena
pembelajaran di RA berbasiskan Tematik, maka bidang pengembangan tersebut
diselenggarakan secara terpadu berdasarkan kesesuaian tema dan sub tema antar
masing-masing bidang pengembangan.
Artinya,
mata pelajaran dalam RA hanya satu, yaitu “Tematik” didalam layanan simpatika
sendiri telah disiapkan mata pelajaran “Tematik PAI” untuk RA.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http//imran.blogspot.com/2016/08/23/system-dan-metode-pembelajaran-raudhatul-atfhal.html
Jaipaul L. Roopnarine, James
Johnson, pendidikan anak usia dini dalam berbagai pendidikan,
prenadamedia Group, Jakarta, 2015
[2]
Jaipaul L. Roopnarine, James Johnson, pendidikan anak usia dini dalam berbagai
pendidikan, prenadamedia Group, Jakarta, 2015
[3] http//imran.blogspot.com/2016/08/23/system-dan-metode-pembelajaran-raudhatul-atfhal.html
No comments:
Post a Comment