Andri Fahrun
NIM : 1410300....
Moh. Ilyas
NIM : 131030072
Imron Nur Huda
NIM : 141030001
Muhammad
NIM : 141030022
Siti Nurhayati
NIM : 141030003
Ari Suwandi
NIM : 141030018
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) PALU
2015
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dalam waktu yang relatif singkat, makalah
yang berjudul “Paragraf” terselesaikan dengan baik.
Adanya
makalah ini tentu saja melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami
ucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah mendo’akan, membimbing, dan memberikan
motivasi agar kami senantiasa rajin dalam menuntut ilmu.
2. Sitti Hasna, S.Ag.,M.Pd sebagai dosen mata kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang
telah memberikan tugas dan memberikan arahan.
3. Sahabat – sahabat yang telah membantu menyelesaikan tugas
ini.
Penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca senantiasa diharapkan. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf jika terjadi salah penulisan pada
makalah ini.
Palu, 17 Maret 2015
Penyusun,
Kelompok III
DAFTAR ISI



A.
Latar
Belakang
1

B.
Rumusan
Masalah 1

C.
Tujuan 1


A.
Pengertian Paragraf atau Alinea 2

B.
Struktur Paragraf 3

C.
Syarat-syarat Paragraf 3

1.
Kohesif 3

2.
Koherensi 4

D.
Unsur-unsur Paragraf 5

E.
Jenis-jenis Paragraf atau Alinea 5

1.
Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Topik 5

2.
Jenis Paragraf Menurut Isinya 6


A.
Kesimpulan
9


BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan
perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak
berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk
paragraf, paragraf merupakan sajian kecil sebuah karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan paragraf yang hanya
terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam
pembahasan ini wujud paragraf semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena
disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, paragraf
semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan
tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab
formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
paragraf?
2.
Apa
syarat-syarat pembentukan paragraf?
3.
Apa jenis-jenis
paragraf?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah, serta untuk
memberikan sedikit pengetahuan kepada para pembaca tentang Paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf atau Alinea
Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia paragraf atau alinea adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema
yang dalam penulisannya ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau
jarak spasi yang lebih suatu bentuk bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat[1]. Paragraf atau
alinea biasanya dibuat di baris baru dengan 5 spasi, sehingga tulisannya
terlihat menjorok ke dalam. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat kalimat
menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan. Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Paragraf
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Pada umumnya
alinea terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan bahwa alinea
pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat. Dari fungsi dan kandungannya, kalimat
dalam alinea dapat dipilah-pilah menjadi kalimat topik, kalimat pengembangan,
kalimat penutup, dan kalimat penghubung.[2]
B.
Struktur
Paragraf
Paragraf
terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat
topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok paragraf. Sedangkan
kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau
mendukung ide utama.
Ciri kalimat topik :
1)
Mengandung
permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
2)
Mengandung kalimat lengkap yang dapat
berdiri sendiri.
3)
Mempunyai arti yang jelas tanpa
dihubungkan dengan kalimat lain.
4)
Dapat
dibentuk tanpa kata sambung atau transisi.
Ciri kalimat pendukung :
1)
Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2)
Arti
kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
3)
Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat
transisi.
4)
Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung
kalimat topik.[3]
C.
Syarat-syarat
Paragraf
1.
Kohesi
(Kesatuan)
Secara garis
besar dapat kita gambarkan bahwa di dalam suatu tulisan tidak boleh terdapat unsur-unsur
atau bagian-bagian yang tidak perlu, yang tidak ada kaitan langsung dengan isi
tulisan itu. Itulah yang disebut paragraf yang kohesif.[4]
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu,
dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai
kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya
atau selalu relevan dengan topik.
Contoh: Pada
masa orde baru, masyarakat dan media massa tidak bebas manyampaikan dan
menerima informasi secara terbuka. Dalam kurun waktu yang cukup panjang dan
membosankan itu, banyak sekali pemberedelan pers, pencabutan SIT, dan
pembatalan SIUPP sebagai wujud budaya komunikasi politik yang memakai
mode top-down itu.
2.
Koherensi (kepaduan makna)
Syarat kedua
yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan, yakni
adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara
satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah paragraf. Koherensi
menggambarkan bahwa untuk menjalin kesatuan itu diperlukan penanda hubungan di
antara kalimat-kalimat yang terdapat di dalamnya.[5]
Paragraf yang
memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan
yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan
pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula
keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara
teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta
selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan
mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan
atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu
penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
Contoh: Pohon
anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun
dapat digunakan sebagai bahan pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur
secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air
secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah
dingin, baru kita gunakan untuk memebersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah
kita akan kelihatan bersih dan ber seri-seri.[6]
D.
Unsur-unsur
Paragraf
Unsur-unsur
paragraf ialah beberapa unsur yang membangun paragraf sehingga tersusun secara
logis dan sistematis. Unsur-unsur
paragraf itu ada empat macam yaitu:
1.
Transisi:
kata penghubung antar alinea,
2.
Kalimat
topik,
3.
Kalimat
penjelas, dan
4.
Kalimat penegas.
Keempat unsur tersebut tampil secara bersama-sama atau
sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf mengandung dua unsur wajib (kalimat
topik dan kalimat penjelas), tiga unsur, dan mungkin empat unsur.
E.
Jenis-jenis Paragraf atau Alinea
1.
Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi
Kalimat Topik
a.
Paragraf Deduktif
Paragraf
deduktif adalah paragraf yang kalimat utama (berupa pernyataan umum) terletak
di awal, selanjutnya diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Polanya:
umum-khusus.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf
yang kalimat utama (berupa pernyataan umum) terletak di akhir, di awali kalimat-kalimat penjelas
dan di akhir dengan kalimat. Polanya: khusus-umum, kalimat terakhir berupa
kesimpulan yang dapat ditandai dengan kata penghubung jadi, memang, dengan
demikian, oleh karena itu, akibatnya, atau begitulah. [7]
c. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf gabungan
antara deduktif dan induktif yang dimulai dari pernyataan yang bersifat
umum disusul dengan pernyataan yang bersifat khusus dan di akhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum. Letak kalimat utama paragraf ini ada di
awal dan di akhir paragraf. Pola paragraf ini adalah umum-khusus-umum. Kalimat
utama yang ada di akhir paragraf bersifat penegasan kembali dengan susunan kalimat
yang agak berbeda.
d.
Paragraf Ineratif
Paragraf
ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di tengah paragraf. Paragraf
ineratif di awali dengan gagasan penjelas sebagai pengantar, kemudian disajikan
gagasan utama sebagai puncaknya. Setelah itu, masih ditambahkan gagasan
penjelas. Oleh karena tergolong unik, paragraf ineratif jarang
ditemukan.[8]
2. Jenis Paragraf Menurut Isinya
a. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu
peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami
sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur
utama yakni tokoh-tokoh, kejadian, dan latar atau ruang dan waktu.[9]
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua
jenis: narasi fiksi dan narasi nonfiksi
b. Paragraf
Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan
jelas dan terperinci.
c.
Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang
bertujuan meyakinkan dan membujuk pembaca agar melaksanakan atau menerima
gagasan penulis terhadap suatu hal.
Terdapat bukti dan fakta
yang mempengaruhi atau membujuk pembaca Tulisan yang mendorong dan mempengaruhi
dalam suatu ha.l Bahasa yang digunakan dibuat menarik untuk memberikan kesan
kepada pembaca.[10]
d. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi ialah paragraf yang memaparkan
atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf jenis ini diharapkan para
pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk
memaparkan masalah yang dikemukakannya itu, paragraf eksposisi sering
menggunakan kutipan pendapat ahli (narasumber).[11]
e.
Paragraf
Argumentasi
Istilah argumentasi
diturunkan verba to argue (Inggris) artinya ‘membuktikan’ atau
‘menyampaikan pesan’. Paragraf argumentasi
bertujuan menyampaikan suatu pendapat atau opini penulis kepada pembaca. Untuk
meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti,
contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah. Adanya alasan, bukti, dan
contoh untuk mendukung pendapat itu yang menjadi ciri utama paragraf argumen.[12]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia paragraf atau alinea adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema
yang dalam penulisannya ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih suatu bentuk bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
2. Kohesi
(Kesatuan): Secara garis besar dapat kita gambarkan bahwa di dalam
suatu tulisan tidak boleh terdapat unsur-unsur atau bagian-bagian yang tidak
perlu, yang tidak ada kaitan langsung dengan isi tulisan itu. Itulah yang
disebut paragraf yang kohesif.
Koherensi (kepaduan makna): Syarat
kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan,
yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan
antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah paragraf.
Koherensi menggambarkan bahwa untuk menjalin kesatuan itu diperlukan penanda
hubungan di antara kalimat-kalimat yang terdapat di dalamnya.
3. Jenis-jenis
paragraf atau alinea
1) Jenis paragraf
berdasarkan posisi kalimat topik
a) Paragraf deduktif
b) Paragraf induktif
c) Paragraf campuran
d) Paragraf ineratif
2) Jenis paragraf menurut isinya
a) Paragraf narasi
b) Paragraf deskripsi
c) Paragraf eksposisi
d) Paragraf argumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Pratama, Aditya Bagus, Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia, Surabaya :
Pustaka Media, 2012.
E. Kosasih, Memahami Bahasa dan
Sastra Indonesia, Bandung: CV. Amirco, t.th.
Tatang, Atep, dkk (Ed), Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku 3, t.t.:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2012.
Sutarni, Sri dan Sukardi, Bahasa Indonesia 2 SMA Kelas XI, (t.d.) (on-line) http://googlebook.com, diakses pada Kamis, 19 Maret 2015.
Amalia, Uswatun, dkk, Makalah Bahasa Indonesia Tentang Paragraf, http://uswatun-amalia.blogspot.com
(On-line), diakses pada Kamis, 19 Maret 2015.
Kasiwi, Rangga Jatira, Jenis-jenis Paragraf dan Contohnya, (On-line)
https://ranggajatirakasiwi.wordpress.com/2014/11/01/jenis-jenis-paragraf-dan-contohnya/, diakses pada Sabtu, 21 Maret 2015.
[2]Arya Pradana, Alinea atau Paragraf, (On-line) http://pradana-arya.blogspot.com/2012/10/alinea-atau-paragraf.html, diakses pada Kamis, 19 Maret 2015
[4] Atep Tatang, dkk (Ed), Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku 3, (t.t.:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2012)
h. 55
[6] Uswatun Amalia dkk, Makalah Bahasa Indonesia Tentang Paragraf, http://uswatun-amalia.blogspot.com
(On-line), diakses pada Kamis, 19 Maret 2015
[7] Sri Sutarni dan Sukardi, Bahasa Indonesia 2 SMA Kelas XI, (t.d.) h. 9 (on-line) http://googlebook.com, diakses pada
Kamis, 19 Maret 2015
[9] E. Kosasih, Memahami
Bahasa dan Sastra Indonesia, (Bandung: CV. Amirco, t.th.) h. 30
[10]Rangga Jatira Kasiwi, Jenis-jenis Paragraf dan Contohnya, (On-line) https://ranggajatirakasiwi.wordpress.com/2014/11/01/jenis-jenis-paragraf-dan-contohnya/, diakses pada Sabtu, 21 Maret 2015
[12] Ibid, h.
108
No comments:
Post a Comment