KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dalam waktu yang
relatif singkat, makalah yang berjudul “Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Lembaga
Pendidikan Islam” terselesaikan dengan baik.
Adanya makalah ini tentu saja melibatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah mendoakan, membimbing, dan memberikan
motivasi agar kami senantiasa rajin dalam menuntut ilmu.
2. Drs. Moh. Ali, M.Pd.I sebagai dosen mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan yang
telah memberikan tugas dan memberikan arahan.
3. Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca senantiasa diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Mohon maaf jika terjadi salah penulisan pada makalah ini.
Palu, 25 Maret 2016
Penyusun,
Kelompok
I
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..................................................
i
DAFTAR
ISI..................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................
1
A. Latar
Belakang..................................................
1
B. Rumusan
Masalah..................................................
2
C. Tujuan..................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN..................................................
3
A. Pengertian
Pemimpin dan Kepemimpinan..................................................
3
B. Fungsi
Kepemimpinan..................................................
5
C. Gaya
Kepemimpinan..................................................
8
D. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pemimpin dan Kepemimpinan..................................................
10
E. Pemimpin
dan Kepemimpinan Ideal Bagi Lembaga Pendidikan Islam..................................................
12
BAB
III PENUTUP....................................................................................................
16
Kesimpulan..................................................
16
DAFTAR
PUSTAKA..................................................
18
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut
kodrat serta iradatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak
Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke bumi, manusia
ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi.
Sebagaimana termaktub dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz (
Artinya: ‘Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat’; ‘Sesungguhnya
Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi’. (Q.S. Al-Baqarah [2]:
30)
Menurut
Bachtiar Surin yang dikutip oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti
penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”.
Dari
uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus
tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini
setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk
memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta kompleks persoalannya.
Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang
mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya
tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan
tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang
baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya
pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
Faktor
yang paling penting dalam kegiatan menggerakkan orang lain untuk
menjalankan kegiatan administrasi/manajemen adalah kepemimpinan (leadership).
Sebab kepemimpinanlah yang menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan, dan menciptakan iklim kerja yang mendukung pelaksanaan
proses administrasi secara keseluruhan. Kesalahan dalam kepemimpinan dapat
mengakibatkan gagalnya organisasi dalam menjalankan misinya. Oleh sebab itu,
mengapa kepemimpinan dianggap sebagai inti dari pada manajemen. Manusia diciptakan
oleh Allah SWT ke muka bumi ini, sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi ini, oleh sebab itu maka manusia tidak
terlepas dari perannya sebagai pemimpin, kepemimpinan merupakan peran sentral
dalam setiap upaya pembinaan. Peran kepemimpinan begitu menentukan dalam
mencari sebab-sebab jatuh bangunnya suatu lembaga.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian, fungsi, dan gaya pemimpin dan kepemimpinan?
2. Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi pemimpin dan kepemimpinan?
3. Bagaimana
pemimpin dan kepemimpinan ideal bagi lembaga pendidikan Islam?
C.
Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Lembaga Pendidikan serta untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada
para pembaca tentang Pemimpin
dan Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pemimpin dan
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang
dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menunutun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima
pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian
tujuan-tujuan tertentu[1]. Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan
sebagai al-Riyadah, al-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah.
Kata-kata tersebut memiliki satu makna sehingga disebut sinonim atau muradif,
sehingga kita bisa menggunakan salah satu dari keempat kata tersebut untuk
menerjemahkan kata kepemimpinan. Sementara itu, untuk menyebut istilah
kepemimpinan pendidikan, para ahli lebih memilih istilah qiyadah
tarbawiyah[2].
Menurut Nawawi (1994),
kepemimpinan adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan
mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Sedangkan salah satu
Asosiasi supervisi dan pengembangan kurikulum di Amerika yakni Association
for Supervision and Curiculum Development (ASCD), menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah tindakan atau tingkah laku di antara individu-individu dan
kelompok-kelompok yang menyebabkan mereka bergerak ke arah tercapainya
tujuan-tujuan yang menambahkan penerimaan bersama bagi mereka[3].
Orang yang menyebabkan mereka bergerak itulah yang disebut pemimpin, yakni
seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan[4].
Pemimpin (leader, eksekutif, manajer,
ketua) adalah orangnya, sedangkan kepemimpinan/leadership adalah gaya dalam melakukan tugas-tugasnya.
Dalam
Islam, kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian yang sangat
besar. Begitu pentingnya kepemimpinan ini, mengharuskan setiap perkumpulan
untuk memiliki pimpinan, bahkan perkumpulan dalam jumlah yang kecil sekalipun.
Nabi Muhammad SAW Bersabda:
‘Dari Abu Said dari Abu Hurairah bahwa keduanya berkata:
Rasulullah bersabda, “Apabila tiga orang keluar bepergian hendaklah menreka
menjadikan salah satu sebagai pemimpin’. (H.R. Abu
Dawud)[5].
Beberapa ahli berpandapat tentang
Pemimpin, beberapa diantaranya: menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin
adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Menurut Robert
Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan[6].
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin
pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang
terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah
orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari
berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak
ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan. Menurut Lao
Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu. Menurut Davis
and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen
atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin[7].
Sedangkan menurut Pancasila,
Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan
membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan
Pancasila adalah: Ing Ngarsa Sung Tuladha:
Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola
anutan dan ikutan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Ing Madya Mangun Karsa: Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya. Tut Wuri Handayani: Pemimpin harus mampu mendorong orang-orang
yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab[8].
B.
Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi, fungsi
kepemimpinan pendidkan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.
Menurut James F. Stoner, agar kelompok dapat beroperasi secara efektif, seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu:
1. Task Related/
Problem Solving Function, dalam fungsi ini pemimpin memberikan saran dalam
pemecahan masalah serta memberikan sumbangan informasi dan pendapat;
2. Group
Maintenance funcion/Social Funcion, dalam fungsi ini pemimpin membantu
kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan persetujuan atau
melengkapi anggota kelompok yang lain, misalnya melerai kelompok yang sedang
berselisih pendapat, memperhatikan diskusi-diskusi kelompok. Seorang pemimpin
yang efektif adalah seorang pemimpin yang mampu menampilkan kedua fungsi
tersebut dengan jelas[9].
Menurut Prof. Dr. H. Dailami Firdaus,
SH, tugas pokok
kepemimpinan
yang berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik,
membimbing dan sebagainya agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai
tujuan organisasi, hanya dapat dilaksanakan secara baik bila seorang pemimpin
menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Di antara fungsi kepemimpinan antara lain:
1.
Fungsi Perencanaan.
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi
dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
a. Perencanaan
merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaan untuk memutuskan
apa yang akan dilakukan;
b. Perencanaan
berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan yang berdasarkan
atas fakta-fakta yang diketahui;
c. Perencanaan
berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan
dan tujuan atau target yang akan dicapai. Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:
1)
Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam
jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus;
2)
Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan
prosedur-prosedur yang diperlukan.
2.
Fungsi memandang ke depan.
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu
mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal
ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan
dapat berlangsung terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang
merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi
baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi
hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3.
Fungsi pengembangan loyalitas.
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja di antara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat
rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin
sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah
laku sehari-hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak
pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4.
Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan-hambatan
dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali
berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana.
5.
Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis
dan lain sebagainya.
6.
Fungsi memberi motivasi.
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi
anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap
organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, pujian
atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa
bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya. Di lain
pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak
buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga
merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang
setimpal dengan kesalahannya[10].
C.
Gaya Kepemimpinan
Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yakni:
1. Pendekatan
Path-Goal
a. Gaya Kepemimpinan Direktif (pemimpin
pengarah)
Pemimpin
seperti ini mengutamakan pemberian pedoman dan petunjuk kepada bawahan
bagaimana melakukan pekerjaan serta memberitahukan mengenai apa yang diharapkan
dari mereka.
b. Gaya Kepemimpinan Suportif (pemimpin
pendukung)
Pemimpin
seperti ini memberi pertimbangan atas kebutuhan bawahan, memberi perhatian bagi
kesejahteraan dan menciptakan keakraban dengan bawahan dan lingkungan kerja
yang menyenangkan.
c. Gaya kepemimpinan
partisipatif (pemimpin partisipatif)
Gaya
kepemimpinan ini, yaitu berunding dengan bawahan, memberi peluang kepada
bawahan untuk memberi masukan berupa saran dan gagasan sebelum mengambil
keputusan atau mempengaruhi keputusan yang telah dan akan dibuat.
d. Gaya kepemimpinan yang berorientasi
pada prestasi (pemimpin yang berorientasi pada prestasi)
Pemimpin
ini menetapkan tujuan menantang, mengupayakan bawahan meningkatkan prestasi,
serta mendorong bawahan untuk mencapai tujuan dan hasil karya yang lebih tinggi[11].
2. Berdasarkan
Sondang P. Siagian (2002)
a. Tipe Kepemimpinan Otokratik
Seorang
pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:
1) Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi
2) Mengutamakan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi
3) Menganggap bahwa anggota sebagai
alat semata
4) Tidak mau menerima kritik, saran,
dan pendapat
5) Terlalu tergantung pada kekuasaan
formalnya
6) Dalam menggerakkan anggotanya sering
menggunakan approach yang mengandung
unsur paksaan dan puntif (bersifat
menghukum)
b. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Seorang
pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat:
1) Kebanyakan sistem perintah yang
sering digunakan
2) Senang bergantung pada pangkat dan
jabatan
3) Senang kepada formalitas yang
berlebih-lebihan
4) Menuntut disiplin yang tinggi dan
kaku dari bawahannya
c. Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Ciri-ciri
dari tipe kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
1) Menganggap bawahan sebagai manusia
yang tidak dewasa
2) Bersikap terlalu melindungi
3) Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan
4) Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil inisiatif
5) Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
6) Sering bersikap mau tahu
d. Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Dalam
keadaaan tertentu, tipe kepemimpinan ini sangat diperlukan karena dapat
menutupi sifat negatifnya dengan kharisma positif yang dimilikinya. Terkadang
para bawahannya tidak memiliki alasan yang kuat untuk memilih seseorang
tersebut sebagai pemimpin.
e. Tipe Kepemimpinan Demokratik
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
1) Ia senang menerima saran, pendapat
dan bahkan kritikan dari bawahan.
2) Selalu berusaha mengutamakan
kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan.
3) Selalu berusaha menjadikan lebih
sukses dari padanya.
4) Selalu berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
f. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Tipe
kepemimpinan yang santai dan pengambilan keputusan diserahkan kepada para bawahannya
dengan pengarahan yang minimal bahkan tanpa pengarahan sama sekali. Oleh karena
itu, tipe kepemimpinan ini sering kali dianggap sebagai seorang pemimpin yang
kurang memiliki rasa tanggung jawab yang wajar terhadap organisasi yang
dipimpinnya. Serta memandang dan memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang
yang sudah matang dan dewasa, baik dalam teknis maupun mental[12].
D.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pemimpin dan Kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang
atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita
terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpinan kita
laksanakan[13].
Ada banyak hal
yang mempengaruhi kepemimpinan itu, terlebih fakta oraganisasi satu dengan
lainnya sangat beragam sehingga ada banyak hal yang mempengaruhi kepemimpinan. Pada
tahap inilah bukan hanya konsep kepemimpinan yang mempunyai pengaruh besar
tetapi juga keterampilan spontan dan teknis pemimpin itu sendiri yang banyak
menentukan keberhasilan sebuah kepemimpinan mengingat fakta organisasi tersebut
beragam. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan menurut
Poernomosidhi Hadjisarosa (1980) adalah sebagai berikut :
1. Faktor
Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan adalah kombinasi
antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor
pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar
kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari
lingkungan. Jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan standar.
Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan namun
mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungannya akan menjadi pemimpin dengan
kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan
perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan yang sangat
menentukan hebatnya seorang pemimpin.
2. Faktor
Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur
kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam
kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang
mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan
yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. Sama-sama mempunyai jabatan tetapi
tingkatannya tidak sama maka akan mempunyai pengaruh yang berbeda.
3. Faktor
Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang
melingkupi perilaku kepemimpinan. Di saat situasi tidak menentu dan kacau akan
lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan
organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak
berkepribadian progresif maka perlu
pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi
adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir di saat yang
tepat atau tidak[14].
E.
Pemimpin dan
Kepemimpinan Ideal Bagi Lembaga Pendidikan Islam
Jabatan pemimpin merupakan jabatan yang istimewa sebab, pemimpin organisasi
apapun dipersyaratkan memiliki berbagai kelebihan menyangkut pengetahuan,
perilaku, sikap, maupun keterampilan dibanding orang lain. Pada umumnya, seseorang
memiliki kelebihan-kelebihan tertentu, tetapi sebaliknya juga memiliki
kelemahan-kelemahan tertentu. Figur pemimpin yang ideal sangatlah diharapkan
oleh masyarakat, lantaran seorang pemimpin menjadi contoh terbaik dalam segala
ucapan, perbuatan, dan kebiasaan, termasuk dalam hal berpakaian.
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala
sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Karena ia
merupakan pemimpin di lembaganya, Mulyasa mengatakan, kegagalan dan
keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah. Karena mereka
merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh sekolah menuju
tujuannya. Sekolah yang efektif, bermutu, dan favorit tidak lepas dari peran
kepala sekolahnya. Maka ia harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta
mampu melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik. Kepala sekolah harus bertanggung jawab atas
kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah
secara formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang telah
menitipkan anak didiknya[15].
Blimberg (1987) membagi tugas kepala sekolah sebagai berikut:
1. Menjaga agar segala program sekolah berjalan sedamai
mungkin (as peaceful as possible).
2. Menangani konflik atau menghindarinya.
3. Memulihkan
kerja sama.
4. Membina para staf dan murid.
5. Mengembangkan organisasi.
6. Mengimplementasi ide-ide pendidikan[16].
Kualitas dan kompetensi yang ideal bagi pemimpin dalam lembaga pendidikan
Islam secara umum setidaknya mengacu kepada empat hal pokok, yaitu:
1. Sifat dan keterampilan kepemimpinan.
2. Kemampuan pemecahan masalah.
3. Keterampilan sosial.
4. Pengetahuan dan kompetensi professional.
Secara garis besar kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat dinilai
dari kinerjanya dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai kepala
sekolah yaitu meliputi:
1. Sebagai Pendidik (educator)
a. Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas.
b. Mampu memberikan alternatif pembelajaran yang efektif.
c. Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan kesiswaan.
2. Sebagai Manajer
a. Kemampuan menyusun organisasi personal dengan uraian
tugas sesuai standar.
b. Kemampuan menggerakkan stafnya dan segala sumber daya
yang ada serta lebih lanjut memberikan
acuan yang dinamis dalam kegiatan rutin dan temporer.
c. Kemampuan menyusun program secara sistematis.
3. Sebagai Administrator
a. Kemampuan mengelola semua perangkat KBM secara sempurna dengan bukti berupa
data administrasi yang akurat.
b. Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan,
ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, dan administrasi persuratan dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Sebagai Supervisor
Kegiatan utama
pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan
pembelajaran sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada
pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu salah satu
tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu menyupervisi pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.
a. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan di
lembaganya yang dapat melaksanakan dengan baik.
b. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan
kinerja guru dan karyawan.
c. Kemampuan memanfaatkan kinerja guru atau karyawan
untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
5. Sebagai Pemimpin
Kepala sekolah
sebagai leader harus mampu memberikan
petunjuk dan pegawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka
komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan
kepala sekolah sebagai leader dapat
dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan
misi sekolah, kemempuan mengambil keputusan dan kemempuan berkomunikasi.
kepribadian kepala sekolah sebagai leader tercermin dalam sifat-sifat jujur,
percaya diri, tanggung jawab, beranimengambil resiko, dan keputusan, berjiwa
besar, emosi yang stabil, teladan.
a. Memiliki kepribadian yang kuat.
b. Memahami semua personalnya yang memiliki kondisi yang
berbeda, begitu juga kondisi siswanya berbeda dengan yang lainnya.
c. Memiliki upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru
dan karyawannya.
6. Sebagai Inovator
Kepala sekolah
sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan perkerjaannya
secara kostruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan obyektif,
pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adatabel dan fleksibel.
a. Memiliki gagasan baru (proaktif) untuk inovasi dan
perkembangan madrasah, memilih yang relevan untuk kebutuhan lembaganya.
b. Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru dengan
baik.
c. Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih
kondusif[17].
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kepemimpinan
adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat
mempengaruhi, mendorong, mengajak, menunutun, menggerakan dan kalau perlu
memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat
sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan Pemimpin adalah
seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2. Menurut James F. Stoner, agar kelompok dapat
beroperasi secara efektif, seorang pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu:
a. Task Related/
Problem Solving Function, dalam fungsi ini pemimpin memberikan saran dalam
pemecahan masalah serta memberikan sumbangan informasi dan pendapat;
b. Group
Maintenance funcion/Social Funcion, dalam fungsi ini pemimpin membantu
kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan persetujuan atau
melengkapi anggota kelompok yang lain, misalnya melerai kelompok yang sedang
berselisih pendapat, memperhatikan diskusi-diskusi kelompok. Seorang pemimpin yang
efektif adalah seorang pemimpin yang mampu menampilkan kedua fungsi tersebut
dengan jelas.
3. Menurut
Berdasarkan Sondang P. Siagian (2002) gaya-gaya dalam kepememimpinan
adalah:
a. Otokratik
b. Militeristik
c. Paternalistik
d. Karismatik.
e. Demokratik
f. Laissez Faire
4. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan seseorang yakni:
a. Faktor
Kemampuan Personal
Jika seseorang lahir dengan kemampuan
dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif
dari lingkungan. Jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan
standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan namun
mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungannya akan menjadi pemimpin dengan
kemampuan yang standar pula.
b. Faktor
Jabatan
Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan
yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah
pengaruh. Sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan
mempunyai pengaruh yang berbeda.
c. Faktor
Situasi dan Kondisi
Di saat situasi tidak menentu dan kacau
akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan
organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak
berkepribadian progresif maka perlu
pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi
adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir di saat yang
tepat atau tidak.
5.
Kualitas dan kompetensi yang ideal bagi pemimpin dalam lembaga pendidikan
Islam secara umum setidaknya mengacu kepada empat hal pokok, yaitu:
a.
Sifat dan keterampilan kepemimpinan.
b. Kemampuan pemecahan masalah.
c. Keterampilan sosial.
d. Pengetahuan dan kompetensi professional.
DAFTAR
PUSTAKA
Blogspot.co.id, 2015 (On-line), Faktor yang Mempengaruhi Pemimpin, (http://maka-lahmahasiswariau.blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016.
Fabillah, Febriyanti, 2011
(On-line), Kepemimpinan dalam Manajemen
pendidikan, (http://febriyanti-fabillah.blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016.
Fachrudi, Seokarto Indra dkk, Pengantar
Kepemimpinan Pendidikan, Surabaya: Usana Offset Printing, 1983
Fina, Hasera, 2013 (On-line), Kepemimpinan dalam Pendidikan, (http://mamehase-rafina.blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada, Sabtu, 26 Maret 2016.
Hasibuan, H. Malayu S.P., Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah,
Cet. VI, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Hidayat, Isnan, 2013 (On-line), Gaya Kepemimpinan, (https://isnanhidayat.word-press.com)
(On-line), diakses pada Jum’at, 25 Maret 2016.
Libraez, 2012 (On-line), Makalah Kepemimpinan, (http://libraez.blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016
Pahlevie, 2015 (On-line), Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (http://pahlevie05.-blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Jum’at, 25 Maret 2016.
Siswoyo, Rusdi, 2013 (On-line), Makalah Konsep Kepemimpinan Dalam, (http://rudi-siswoyo89.blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Ahad, 27 Maret 2016.
Wordpress (On-line), 23 Mei 2011, Kepemimpinan, Manajemen, Administrasi, dan
Organisasi Pendidikan, (http://www.wordpress.com)
(On-line), diakses pada Jum’at, 18 Maret 2016.
[1] Seokarto Indra
Fachrudi dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usana Offset
Printing, 1983), h. 23
[2]
Febriyanti Fabillah, 2011 (On-line), Kepemimpinan
dalam Manajemen pendidikan, (http://febriyanti-fabillah.blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016.
[3] Wordpress (On-line),
23 Mei 2011, Kepemimpinan, Manajemen,
Administrasi, dan Organisasi Pendidikan, (On-line) (http://www.wordpress.com), diakses pada
Jum’at, 18 Maret 2016.
[4] H. Malayu S.P.
Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian,
dan Masalah, (Cet. VI, Ja-karta: Bumi Aksara, 2007), h. 43
[5] Febriyanti Fabillah,
2011 (On-line), loc. cit,
[6] Libraez, 2012
(On-line), Makalah Kepemimpinan, (http://libraez.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu,
26 Maret 2016
[7] Ibid,
[8] Ibid,
[9] Rusdi Siswoyo, 2013
(On-line), Makalah Konsep Kepemimpinan
Dalam, (http://rudi-siswoyo89.blogspot.co.id) (On-line), diakses
pada Ahad, 27 Maret 2016.
[10] Ibid,
[11] Isnan Hidayat, 2013
(On-line), Gaya Kepemimpinan, (https://isnanhidayat.word-press.com) (On-line), diakses
pada Jum’at, 25 Maret 2016.
[12] Ibid,
[13]
Pahlevie, 2015 (On-line), Faktor-faktor
yang Mempengaruhi, (http://pahlevie05.-blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Jum’at, 25 Maret 2016.
[14]
Blogspot.co.id, 2015 (On-line), Faktor
yang Mempengaruhi Pemimpin, (http://maka-lahmahasiswariau.blogspot.co.id) (On-line),
diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016.
[15]
Hasera Fina, 2013 (On-line), Kepemimpinan
dalam Pendidikan, (http://mamehase-rafina.blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada, Sabtu, 26 Maret 2016.
[16] Ibid,
[17]Ibid,
No comments:
Post a Comment