Makalah Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam - Sumberku Makalah

Sumberku Makalah

Sumberku Makalah merupakan blog milik Imron Nur Huda yang merupakan salah seorang alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu tahun 2018 yang kini telah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Dimana di dalamnya berisi tentang makalah-makalah yang notabenenya merupakan tugas kuliah dari sang pemilik blog beserta teman-temannya.

Post Top Ad

Responsive Ads Here

 





Makalah Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam

Makalah Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam

Share This





KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dalam waktu yang relatif singkat, makalah yang berjudul “Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam” terselesaikan dengan baik.

Adanya makalah ini tentu saja melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
1.      Orang tua yang telah mendoakan, membimbing, dan memberikan motivasi agar kami senantiasa rajin dalam menuntut ilmu.
2.      Drs. Moh. Ali, M.Pd.I sebagai dosen mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan yang telah memberikan tugas dan memberikan arahan.
3.      Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.

            Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf  jika terjadi salah penulisan pada makalah ini.

Palu, 25 Maret 2016
Penyusun,


Kelompok I




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................. i
DAFTAR ISI.................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................. 1
A.    Latar Belakang.................................................. 1
B.     Rumusan Masalah..................................................  2
C.     Tujuan.................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................. 3
A.    Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan.................................................. 3
B.     Fungsi Kepemimpinan..................................................  5
C.     Gaya Kepemimpinan.................................................. 8
D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemimpin dan Kepemimpinan.................................................. 10
E.     Pemimpin dan Kepemimpinan Ideal Bagi Lembaga Pendidikan Islam.................................................. 12
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 16
Kesimpulan.................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................. 18


 


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut kodrat serta iradatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke bumi, manusia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz (
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada MalaikatSesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi’. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 30)
Menurut Bachtiar Surin yang dikutip oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta kompleks persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
Faktor yang paling penting dalam kegiatan menggerakkan orang lain untuk menjalankan kegiatan administrasi/manajemen adalah kepemimpinan (leadership). Sebab kepemimpinanlah yang menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan, dan menciptakan iklim kerja yang mendukung pelaksanaan proses administrasi secara keseluruhan. Kesalahan dalam kepemimpinan dapat mengakibatkan gagalnya organisasi dalam menjalankan misinya. Oleh sebab itu, mengapa kepemimpinan dianggap sebagai inti dari pada manajemen. Manusia diciptakan oleh Allah SWT ke muka bumi ini, sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi ini, oleh sebab itu maka manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin, kepemimpinan merupakan peran sentral dalam setiap upaya pembinaan. Peran kepemimpinan begitu menentukan dalam mencari sebab-sebab jatuh bangunnya suatu lembaga.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian, fungsi, dan gaya pemimpin dan kepemimpinan?
2.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pemimpin dan kepemimpinan?
3.      Bagaimana pemimpin dan kepemimpinan ideal bagi lembaga pendidikan Islam?

C.    Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan serta untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada para pembaca tentang Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam.



 









BAB II
PEMBAHASAN
                                                                 
A.    Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menunutun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan tertentu[1]. Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai  al-Riyadah, al-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah. Kata-kata tersebut memiliki satu makna sehingga disebut sinonim atau muradif, sehingga kita bisa menggunakan salah satu dari keempat kata tersebut untuk menerjemahkan kata kepemimpinan. Sementara itu, untuk menyebut istilah kepemimpinan pendidikan, para ahli lebih memilih istilah  qiyadah tarbawiyah[2].
Menurut Nawawi (1994), kepemimpinan adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Sedangkan salah satu Asosiasi supervisi dan pengembangan kurikulum di Amerika yakni Association for Supervision and Curiculum Development (ASCD), menyatakan bahwa kepemimpinan adalah tindakan atau tingkah laku di antara individu-individu dan kelompok-kelompok yang menyebabkan mereka bergerak ke arah tercapainya tujuan-tujuan yang menambahkan penerimaan bersama bagi mereka[3]. Orang yang menyebabkan mereka bergerak itulah yang disebut pemimpin, yakni seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan[4]. Pemimpin (leader, eksekutif, manajer, ketua) adalah orangnya, sedangkan kepemimpinan/leadership adalah gaya dalam melakukan tugas-tugasnya.
Dalam Islam, kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian yang sangat besar. Begitu pentingnya kepemimpinan ini, mengharuskan setiap perkumpulan untuk memiliki pimpinan, bahkan perkumpulan dalam jumlah yang kecil sekalipun. Nabi Muhammad SAW Bersabda:
Dari Abu Said dari Abu Hurairah bahwa keduanya berkata: Rasulullah bersabda, “Apabila tiga orang keluar bepergian hendaklah menreka menjadikan salah satu sebagai pemimpin. (H.R. Abu Dawud)[5].
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya: menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan[6].
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan. Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu. Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin[7].
Sedangkan menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah: Ing Ngarsa Sung Tuladha: Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Ing Madya Mangun Karsa: Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya. Tut Wuri Handayani: Pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab[8].

B.     Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi, fungsi kepemimpinan pendidkan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Menurut James F. Stoner, agar kelompok dapat beroperasi secara efektif, seorang pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu:
1.      Task Related/ Problem Solving Function, dalam fungsi ini pemimpin memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan sumbangan informasi dan pendapat;
2.      Group Maintenance funcion/Social Funcion, dalam fungsi ini pemimpin membantu kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang lain, misalnya melerai kelompok yang sedang berselisih pendapat, memperhatikan diskusi-diskusi kelompok. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang mampu menampilkan kedua fungsi tersebut dengan jelas[9].
Menurut Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, SH, tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan sebagainya agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat dilaksanakan secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Di antara fungsi kepemimpinan antara lain:
1.      Fungsi Perencanaan.
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
a.       Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaan untuk memutuskan apa yang akan dilakukan;
b.      Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan yang berdasarkan atas fakta-fakta yang diketahui;
c.       Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai. Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:
1)      Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus;
2)      Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan prosedur-prosedur yang diperlukan.
2.      Fungsi memandang ke depan.
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangsung terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3.      Fungsi pengembangan loyalitas.
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja di antara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4.      Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan-hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana.
5.      Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
6.      Fungsi memberi motivasi.
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya. Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya[10].

C.    Gaya Kepemimpinan
Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yakni:
1.      Pendekatan Path-Goal
a.       Gaya Kepemimpinan Direktif (pemimpin pengarah)
Pemimpin seperti ini mengutamakan pemberian pedoman dan petunjuk kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan serta memberitahukan mengenai apa yang diharapkan dari mereka.
b.      Gaya Kepemimpinan Suportif (pemimpin pendukung)
Pemimpin seperti ini memberi pertimbangan atas kebutuhan bawahan, memberi perhatian bagi kesejahteraan dan menciptakan keakraban dengan bawahan dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
c.       Gaya kepemimpinan partisipatif (pemimpin partisipatif)
Gaya kepemimpinan ini, yaitu berunding dengan bawahan, memberi peluang kepada bawahan untuk memberi masukan berupa saran dan gagasan sebelum mengambil keputusan atau mempengaruhi keputusan yang telah dan akan dibuat.
d.      Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi (pemimpin yang berorientasi pada prestasi)
Pemimpin ini menetapkan tujuan menantang, mengupayakan bawahan meningkatkan prestasi, serta mendorong bawahan untuk mencapai tujuan dan hasil karya yang lebih tinggi[11].
2.      Berdasarkan Sondang P. Siagian (2002)
a.       Tipe Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:
1)      Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
2)      Mengutamakan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
3)      Menganggap bahwa anggota sebagai alat semata
4)      Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
5)      Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
6)      Dalam menggerakkan anggotanya sering menggunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
b.      Tipe Kepemimpinan Militeristik
Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
1)      Kebanyakan sistem perintah yang sering digunakan
2)      Senang bergantung pada pangkat dan jabatan
3)      Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
4)      Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya
c.       Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Ciri-ciri dari tipe kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
1)      Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa
2)      Bersikap terlalu melindungi
3)      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan
4)      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif
5)      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
6)      Sering bersikap mau tahu
d.      Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Dalam keadaaan tertentu, tipe kepemimpinan ini sangat diperlukan karena dapat menutupi sifat negatifnya dengan kharisma positif yang dimilikinya. Terkadang para bawahannya tidak memiliki alasan yang kuat untuk memilih seseorang tersebut sebagai pemimpin.
e.       Tipe Kepemimpinan Demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
1)      Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan.
2)      Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan.
3)      Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya.
4)      Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
f.       Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Tipe kepemimpinan yang santai dan pengambilan keputusan diserahkan kepada para bawahannya dengan pengarahan yang minimal bahkan tanpa pengarahan sama sekali. Oleh karena itu, tipe kepemimpinan ini sering kali dianggap sebagai seorang pemimpin yang kurang memiliki rasa tanggung jawab yang wajar terhadap organisasi yang dipimpinnya. Serta memandang dan memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang yang sudah matang dan dewasa, baik dalam teknis maupun mental[12].

D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemimpin dan Kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpinan kita laksanakan[13].
Ada banyak hal yang mempengaruhi kepemimpinan itu, terlebih fakta oraganisasi satu dengan lainnya sangat beragam sehingga ada banyak hal yang mempengaruhi kepemimpinan. Pada tahap inilah bukan hanya konsep kepemimpinan yang mempunyai pengaruh besar tetapi juga keterampilan spontan dan teknis pemimpin itu sendiri yang banyak menentukan keberhasilan sebuah kepemimpinan mengingat fakta organisasi tersebut beragam.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan menurut Poernomosidhi Hadjisarosa (1980) adalah sebagai berikut :
1.      Faktor Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan. Jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungannya akan menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
2.      Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. Sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunyai pengaruh yang berbeda.
3.      Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Di saat situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir di saat yang tepat atau tidak[14].

E.     Pemimpin dan Kepemimpinan Ideal Bagi Lembaga Pendidikan Islam
Jabatan pemimpin merupakan jabatan yang istimewa sebab, pemimpin organisasi apapun dipersyaratkan memiliki berbagai kelebihan menyangkut pengetahuan, perilaku, sikap, maupun keterampilan dibanding orang lain. Pada umumnya, seseorang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu, tetapi sebaliknya juga memiliki kelemahan-kelemahan tertentu. Figur pemimpin yang ideal sangatlah diharapkan oleh masyarakat, lantaran seorang pemimpin menjadi contoh terbaik dalam segala ucapan, perbuatan, dan kebiasaan, termasuk dalam hal berpakaian.
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Karena ia merupakan pemimpin di lembaganya, Mulyasa mengatakan, kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah. Karena mereka merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh sekolah menuju tujuannya. Sekolah yang efektif, bermutu, dan favorit tidak lepas dari peran kepala sekolahnya. Maka ia harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik. Kepala  sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya[15].


Blimberg (1987) membagi tugas kepala sekolah sebagai berikut:
1.      Menjaga agar segala program sekolah berjalan sedamai mungkin (as peaceful as possible).
2.      Menangani konflik atau menghindarinya.
3.      Memulihkan  kerja sama.
4.      Membina para staf dan murid.
5.      Mengembangkan organisasi.
6.      Mengimplementasi ide-ide pendidikan[16].
Kualitas dan kompetensi yang ideal bagi pemimpin dalam lembaga pendidikan Islam secara umum setidaknya mengacu kepada empat hal pokok, yaitu:
1.      Sifat dan keterampilan kepemimpinan.
2.      Kemampuan pemecahan masalah.
3.      Keterampilan sosial.
4.      Pengetahuan dan kompetensi professional.
Secara garis besar kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat dinilai dari kinerjanya dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah yaitu meliputi:
1.      Sebagai Pendidik (educator)
a.       Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas.
b.      Mampu memberikan alternatif pembelajaran yang efektif.
c.       Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan kesiswaan.
2.      Sebagai Manajer
a.       Kemampuan menyusun organisasi personal dengan uraian tugas sesuai          standar.
b.      Kemampuan menggerakkan stafnya dan segala sumber daya yang ada  serta lebih lanjut memberikan acuan yang dinamis dalam kegiatan rutin dan temporer.
c.       Kemampuan menyusun program secara sistematis.
3.      Sebagai Administrator
a.       Kemampuan mengelola semua perangkat KBM secara sempurna dengan bukti berupa data administrasi yang akurat.
b.      Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, dan administrasi persuratan dengan ketentuan yang berlaku.
4.      Sebagai Supervisor
Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu menyupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.
a.       Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan di lembaganya yang dapat melaksanakan dengan baik.
b.      Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja guru dan karyawan.
c.       Kemampuan memanfaatkan kinerja guru atau karyawan untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
5.      Sebagai Pemimpin
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pegawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemempuan mengambil keputusan dan kemempuan berkomunikasi. kepribadian kepala sekolah sebagai leader tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, beranimengambil resiko, dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, teladan.
a.       Memiliki kepribadian yang kuat.
b.      Memahami semua personalnya yang memiliki kondisi yang berbeda, begitu juga kondisi siswanya berbeda dengan yang lainnya.
c.       Memiliki upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru dan karyawannya.
6.      Sebagai Inovator
Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan perkerjaannya secara kostruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adatabel dan fleksibel.
a.       Memiliki gagasan baru (proaktif) untuk inovasi dan perkembangan madrasah, memilih yang relevan untuk kebutuhan lembaganya.
b.      Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru dengan baik.
c.       Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif[17].



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menunutun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2.       Menurut James F. Stoner, agar kelompok dapat beroperasi secara efektif, seorang pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu:
a.       Task Related/ Problem Solving Function, dalam fungsi ini pemimpin memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan sumbangan informasi dan pendapat;
b.      Group Maintenance funcion/Social Funcion, dalam fungsi ini pemimpin membantu kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang lain, misalnya melerai kelompok yang sedang berselisih pendapat, memperhatikan diskusi-diskusi kelompok. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang mampu menampilkan kedua fungsi tersebut dengan jelas.
3.      Menurut Berdasarkan Sondang P. Siagian (2002) gaya-gaya dalam kepememimpinan adalah:
a.       Otokratik
b.      Militeristik
c.       Paternalistik
d.      Karismatik.
e.       Demokratik
f.       Laissez Faire

4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan seseorang yakni:
a.       Faktor Kemampuan Personal
Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan. Jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungannya akan menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula.
b.      Faktor Jabatan
Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. Sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunyai pengaruh yang berbeda.
c.       Faktor Situasi dan Kondisi
Di saat situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir di saat yang tepat atau tidak.
5.      Kualitas dan kompetensi yang ideal bagi pemimpin dalam lembaga pendidikan Islam secara umum setidaknya mengacu kepada empat hal pokok, yaitu:
a.       Sifat dan keterampilan kepemimpinan.
b.      Kemampuan pemecahan masalah.
c.       Keterampilan sosial.
d.      Pengetahuan dan kompetensi professional.


DAFTAR PUSTAKA

Blogspot.co.id, 2015 (On-line), Faktor yang Mempengaruhi Pemimpin, (http://maka-lahmahasiswariau.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016.
Fabillah, Febriyanti, 2011 (On-line), Kepemimpinan dalam Manajemen pendidikan, (http://febriyanti-fabillah.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016.
Fachrudi, Seokarto Indra dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Surabaya: Usana Offset Printing, 1983
Fina, Hasera, 2013 (On-line), Kepemimpinan dalam Pendidikan, (http://mamehase-rafina.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada, Sabtu, 26 Maret 2016.
Hasibuan, H. Malayu S.P., Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet. VI, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Hidayat, Isnan, 2013 (On-line), Gaya Kepemimpinan, (https://isnanhidayat.word-press.com) (On-line), diakses pada Jum’at, 25 Maret 2016.
Libraez, 2012 (On-line), Makalah Kepemimpinan, (http://libraez.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016
Pahlevie, 2015 (On-line), Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (http://pahlevie05.-blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Jum’at, 25 Maret 2016.
Siswoyo, Rusdi, 2013 (On-line), Makalah Konsep Kepemimpinan Dalam, (http://rudi-siswoyo89.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Ahad, 27 Maret 2016.
Wordpress (On-line), 23 Mei 2011, Kepemimpinan, Manajemen, Administrasi, dan Organisasi Pendidikan, (http://www.wordpress.com) (On-line), diakses pada Jum’at, 18 Maret 2016.



[1] Seokarto Indra Fachrudi dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usana Offset Printing, 1983), h. 23
[2] Febriyanti Fabillah, 2011 (On-line), Kepemimpinan dalam Manajemen pendidikan, (http://febriyanti-fabillah.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016.
[3] Wordpress (On-line), 23 Mei 2011, Kepemimpinan, Manajemen, Administrasi, dan Organisasi Pendidikan, (On-line) (http://www.wordpress.com), diakses pada Jum’at, 18 Maret 2016.
[4] H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Cet. VI, Ja-karta: Bumi Aksara, 2007), h. 43
[5] Febriyanti Fabillah, 2011 (On-line), loc. cit,
[6] Libraez, 2012 (On-line), Makalah Kepemimpinan, (http://libraez.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016
[7] Ibid,
[8] Ibid,
[9] Rusdi Siswoyo, 2013 (On-line), Makalah Konsep Kepemimpinan Dalam, (http://rudi-siswoyo89.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Ahad, 27 Maret 2016.
[10] Ibid,
[11] Isnan Hidayat, 2013 (On-line), Gaya Kepemimpinan, (https://isnanhidayat.word-press.com) (On-line), diakses pada Jum’at, 25 Maret 2016.
[12] Ibid,
[13] Pahlevie, 2015 (On-line), Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (http://pahlevie05.-blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Jum’at, 25 Maret 2016.
[14] Blogspot.co.id, 2015 (On-line), Faktor yang Mempengaruhi Pemimpin, (http://maka-lahmahasiswariau.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 26 Maret 2016.
[15] Hasera Fina, 2013 (On-line), Kepemimpinan dalam Pendidikan, (http://mamehase-rafina.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada, Sabtu, 26 Maret 2016.
[16] Ibid,
[17]Ibid,

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here