Makalah Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan Islam - Sumberku Makalah

logo

Sumberku Makalah merupakan blog milik Imron Nur Huda yang merupakan salah seorang alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu tahun 2018 yang kini telah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Dimana di dalamnya berisi tentang makalah-makalah yang notabenenya merupakan tugas kuliah dari sang pemilik blog beserta teman-temannya.

Post Top Ad

 


BANNER+WEB+2



demo-image
logobaru

Makalah Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan Islam

Share This
Responsive Ads Here


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dalam waktu yang relatif singkat, makalah yang berjudul “Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan Islam” terselesaikan dengan baik.

Adanya makalah ini tentu saja melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
1.      Orang tua yang telah mendoakan, membimbing, dan memberikan motivasi agar kami senantiasa rajin dalam menuntut ilmu.
2.      Drs. Syahril M.A. sebagai dosen mata kuliah Perencanaan Sistem Kependidikan Islam yang telah memberikan tugas dan memberikan arahan.
3.      Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.

            Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf  jika terjadi salah penulisan pada makalah ini.

Palu, 05 Oktober 2016
Penyusun,


Kelompok I



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi management yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Dengan melakukan perencanaan, pekerjaan kita menjadi terukur, terkendali dan dapat dievaluasi.  Suatu perencanaan dalam hadits nabi diistilahkan dengan ‘menyiapkan bekal’, sedangkan dalam firman Allah ‘menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi segala kemungkinan’.  Sebagaiman pesan Nabi kepada shahabat Abi Dzar: ‘Perkokohlah bahtera karena lautan itu dalam, Perbanyaklah bekal karena perjalanan itu panjang…’. Begitupun firman Allah dalam QS. al-Anfal: 60, ‘Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang  kamu menggentarkan  musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu  tidak mengetahuinya…
Begitu pula pada pendidikan khususnya pendidikan Islam. Baik tidaknya kualitas pendidikan bagi peserta didik dalam mewujudkan nilai-nilai Islam sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang matang.
Dalam makalah ini akan dijelaskan segala yang termasuk ruang lingkup perencanaan pendidikan khususnya perencanaan pada pengelolaan pendidikan Islam.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek spasialnya?
2.      Apa saja perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik modelnya?
3.      Apa saja perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek waktu?
4.      Apa saja perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek tingkatan teknis?
5.      Apa saja perencanaan pendidikan ditinjau  aspek jenis perencanaan?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek spasialnya.
2.      Untuk mengetahui perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik modelnya.
3.      Untuk mengetahui perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek waktu.
4.      Untuk mengetahui perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek tingkatan teknis.
5.      Untuk mengetahui perencanaan pendidikan ditinjau aspek jenis perencanaan.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Esensi Perencanaan Pendidikan Islam
Cuningham mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi, untuk masalah yang akan datang. Dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil, urutan kegiatan yang diperlukan, dan prilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan disini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang, serta usaha untuk mencapainya[1]. Kauffman yang dikutip Nanang Fattah mengemukakan perencanaaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif  mungkin[2].
Dari pengertian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa perencanaan adalah proses penyeleksian serta penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai, yang merupakan kepentingan di masa yang akan datang dan dibarengi dengan usaha untuk mencapainya.
Menurut Nanang Fattah, dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang akan dicapai; (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu; (3) identifikasi dan pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas[3]. Dalam perencanaan, perumusan tujuan yang hendak dicapai merupakan hal yang paling urgen bahkan kegiatan yang paling pertama dilakukan. Maka, dibutuhkannya penyeleksian tujuan-tujuan yang tentunya tidak sedikit yang hendak dicapai. Perencanaan yang baik hendaknya memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang. Maka dari itu, perencanaan membutuhkan data dan informasi agar keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada masa yang akan datang.
Pendidikan Islam merupakan bimbingan terhadap pertumbuhan  rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Istilah membimbing, mengarahkan dan mengasuh serta mengajarkan dan melatih, mengandung pengertian usaha mempengaruhi jiwa anak didik melalui proses setingkat demi setingkat menuju tujuan yang ditetapkan, yaitu menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran, sehingga terbentuklah manusia yang berbudi luhur[4].
Dengan demikian yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan Islam adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan yang bernafaskan Islam selama waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu perencanaan) agar penyelenggaraan sistem pendidikan Islam menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang mewujudkan nilai-nilai Islam, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa.

B.     Perencanaan Pendidikan Ditinjau dari Aspek Spasialnya
Perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek spasialnya yaitu perencanaan pendidikan yang memiliki karakter yang terkait dengan ruang, tempat, atau batasan wilayah. Perencanaan ini terbagi menjadi:
a)      Perencanaan Pendidikan Nasional
Perencanaan pendidikan nasional yaitu mencakup seluruh proses usaha layanan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, yang diatur dalam sistem pendidikan nasional melalui undang-undang sistem pendidikan nasional.
b)     Perencanaan Pendidikan Ragional
Perencanaan pendidikan regional yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat dan diberlakukan dalam wilayah regional tertentu misalnya perencanaan pengembangan layanan pendidikan tingkat provinsi dan kebupaten/kota, yang menyangkut seluruh jenis layanan pendidikan di semua jenjang untuk daerah atau provinsi tertentu.
c)      Perencanaan Pendidikan Kelembagaan
Perencanaan pendidikan kelembagaan yaitu perencanaan pendidikan yang mencakup satu institusi atau lembaga pendidikan tertentu, misalnya perencanaan pengembangan layanan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ‘Mandiri’ kota ‘Maju’ tahun 2010, perencanaan Universitas ‘Citra Bangsa’, dan sejenisnya[5].

C.    Perencanaan Pendidikan Ditinjau dari Aspek Sifat dan Karakteristik Modelnya
Perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik modelnya ini terbagi menjadi:
a)      Perencanaan Pendidikan Terpadu
Perencanaan pendidikan terpadu (integrated educational planning), yaitu perencanaan pendidikan yang mencakup seluruh aspek yang terkait dengan proses pembangunan pendidikan yang esensial (mendasar), dalam koridor perencanaan pembangunan nasional, dalam hal ini perencanaan pendidikan ada keterpaduan atau keterkaitan secara sistemik dengan perencanaan pembangunan bidang ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.
b)     Perencanaan Pendidikan Komprehensif
Perencanaan pendidikan komprehensif yaitu perencanaan pendidikan yang disusun secara sistematik, rasional, objektif, yang menyangkut keseuruhan konsep penting dalam layanan pendidikan, sehingga perencanaan itu memberikan suatu pemahaman yang lengkap atau sempurna tentang apa dan bagaimana memberikan layanan pendidikan yang berkualitas[6].
c)      Perencanaan Pendidikan Strategik
Pengertian perencanaan strategik yang diungkapkan oleh Johnson Kazt Rozans-Weig yang dikutip Nanang Fattah, yaitu proses penentuan sasaran utama, kebijaksanaan yang mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumber-sumber serta strategi yang mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumber untuk mencapai tujuan[7]. 
Made pidarta dalam bukunya mengatakan perencanaan strategi untuk menyelesaikan setiap macam kebutuhan yang bersifat rumit pada setiap organisasi sekolah[8].
Menurut R.G. Mudrick yang dikutip Nanang Fattah, langkah-langkah penyusunan rencana strategik meliputi: (1) analisis keadaan sekarang dan akan datang; (2) identifikasi kekuatan dan kelemahan lembaga/organisas; (3) mempertimbangkan norma-norma; (4) identifikasi kemungkinan dan resiko; (5) menentukan ruang lingkup hasil dan kebutuhan masyarakat; (6) menilai factor-faktor penunjang; (7) merumuskan tujuan dan kriteria keberhasilan; (8) menetapkan penataan distribusi, sumber-sumber[9].

D.    Perencanaan Pendidikan Ditinjau dari Aspek Waktu
Ditunjau dari aspek waktunya, perencanaan pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a)      Perencanaan Pendidikan Jangka Panjang
Perencanaan pendidikan jangka panjang yaitu perencanaan pendidikan yang disusun dalam jangka waktu 10 tahun keatas. Nanang Fattah berpendapat cakupan waktu perencanaan jangka panjang di atas 10 tahun sampai dengan 25 tahun[10]. Isi perencanaan jangka panjang ini belum ditampilkan sasaran yang bersifat kuantitatif, melainkan dalam bentuk proyeksi atau perspektif atas keadaan ideal yang diinginkan dalam pembangunan pendidikan contoh program pendidikan nasional dalam sistem pendidikan.
Perencanaan jangka panjang memerlukan identifikasi tujuan pendidikan yang mengarah pada lingkungan organisasi internal dan eksternal sekolah, menggunakan metode khusus dalam rangka mencapai tujuan-tujuan dimaksud dan berupaya mengidentifikasi kemungkinan munculnya potensi ancaman dari mereka yang berperan terhadap tujuan itu[11].
b)     Perencanaan Pendidikan Jangka Menengah
Perencanaan pendidikan jangka menengah yaitu perencanaan pendidikan yang disusun dalam jangka waktu antara tiga sampai delapan tahun. Perencanaan jangka menengah merupakan penjabaran lebih kongkrit dari perencanaan jangka panjang yang sudah merumuskan sasaran atau tujuan yang secara kuantitatif akan dicapai.
c)      Perencanaan Pendidikan Jangka Pendek
Perencanaan pendidikan jangka pendek yaitu perencanaan pendidikan yang disusun dalam jangka waktu maksimal satu tahun atau kurang dari lima tahun. Perencanaan ini sering disebut perencanaan operasional tahunan yang memuat langkah-langkah strategi dan operasional sehari-hari yang merupakan penjabaran lebih rinci dan aplikatif dari perencanaan jangka menengah[12].

E.     Perencanaan Pendidikan Ditinjau dari Aspek Tingkatan Teknis
Perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek tingkatan teknis ini dibedakan menjadi:


a)      Perencanaan Pendidikan Makro
Perencanaan pendidikan makro yaitu perencanaan pendidikan yang bersifat nasional atau sering disebut dengan perencanaan pendidikan nasional, dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Perencanaan pendidikan makro ini disebut juga dengan sistem pendidikan nasional.
Perencanaan makro berusaha menjawab pertanyaan antara lain:
1)      Apakah tujuan pendidikan nasional.
2)      Pendekatan apa yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
3)      Lembaga pendidikan apakah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4)      Bagaimana seharusnya organisasi pendidikan diatur sehingga dapat menunjang tercapainya tujuan tersebut.
5)      Program-program apakah yang perlu diadakan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.
6)      Sumber-sumber apakah yang dapat dipakai untuk menunjang program-program tersebut.
7)      Apakah kriteria keberhasilan usaha pendidikan itu[13].
b)     Perencanaan Pendidikan Meso
Perencanaan Meso merupakan penjabaran dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro. Penjabaran tersebut berupa program-program berskala kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional disesuaikan dengan departemen atau unit-unit (intermediate unit). Pertanyaan yang perlu dijawab dalam perencanaan meso mempunyai kesamaan dengan pertanyaan untuk tingkat makro, tetapi lebih terperinci dan kebebasannya dibatasi oleh apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro[14].
c)      Perencanaan Pendidikan Mikro
Perencanaan pendidikan mikro yaitu perencanaan pendidikan yang disusun dan disesuaikan dengan kondisi otonomi daerah masing-masing. Dalam perencanaan pendidikan mikro secara teknis perlu memperhatikan: ketentuan/standar, kondisi geografis, instruktur yang ada di daerah, sedangkan secara non teknis perlu memperhatikan: aspirasi dan peran serta masyarakat terhadap pendidikan, kondisi sosial, ekonomi, budaya, politik dan keamanan daerah[15].
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso serta tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun meso. Contoh perencanaan mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar[16].
d)     Perencanaan Pendidikan Sektoral
Perencanaan pendidikan sektoral yaitu kumpulan program atau kegiatan pendidikan yang menekankan pada sektor tertentu, namun tetap ada keterkaitan dengan sektor lainnya.
e)      Perencanaan Pendidikan Kawasan
Perencanaan pendidikan kawasan yaitu perencanaan pendidikan yang memperhatikan kawasan lingkungan tertentu sebagai pusat kegiatan pendidikan, misalnya perencanaan pendidikan kawasan pesisir, kawasan pinggiran kota.
f)       Perencanaan Pendidikan Proyek
Perencanaan pendidikan proyek yaitu perencanaan operasional yang menyangkut implementasi kebijakan untuk mencapai tujuan, misalnya perencanaan proyek unit sekolah SMK.

F.     Perencanaan Pendidikan Ditinjau dari Aspek Jenis Perencanaan
Perencanaan pendidikan ini dibedakan menjadi beberapa jenis[17]:


a)      Perencanaan Pendidikan dari Atas ke Bawah
Perencanaan pendidikan dari atas ke bawah (top down educational planning) sering disebut juga perencanaan pendidikan makro atau perencanaan pendidikan nasional.
b)     Perencanaan Pendidikan dari Bawah ke Atas
Perencanaan pendidikan dari bawah ke atas (bottom up  educational planning) yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat oleh tenaga perencana dari tingkat bawah kemudian disampaikan ke pusat misalnya perencanaan yang dibuat oleh guru kepala sekolah, dinas pendidikan kemudian disampaikan ke kementrian pendidikan nasional.
c)      Perencanaan Pendidikan Menyerong dan Menyamping
Perencanaan pendidikan menyerong dan menyamping (diagonal educational planning), perencanaan ini sering disebut perencanaan sektoral, yaitu perencanaan yang melibatkan kerjasama antar departemen atau lembaga, misalnya, lembaga Kementrian Pendidikan Nasional dengan Bappeda Propinsi
d)     Perencanaan Pendidikan Mendatar
Perencanaan pendidikan mendatar (horizontal educational planning) yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat dengan menjalin kerjasama antar lembaga atau departemen yang sederajat, misalnya perencanaan pendidikan antara kementrian pendidikan dan kementrian agama dan kementrian sosial.
e)      Perencanaan Pendidikan Menggelinding
Perencanaan pendidikan menggelinding (rolling educational planning) yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat oleh pejabat yang berwenang dalam bentuk perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang.
f)       Perencanaan Pendidikan Gabungan Atas ke bawah dan Bawah ke Atas
Perencanaan pendidikan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas (top down and bottom up  educational planning), yaitu perencanaan pendidikan yang mengintegrasikan atau mengakomodasi kepentingan pusat dan daerah (lokal).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek spasialnya:
a)      Perencanaan pendidikan nasional
b)      Perencanaan pendidikan ragional
c)      Perencanaan pendidikan kelembagaan
2.      Perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik modelnya:
a)      Perencanaan pendidikan terpadu
b)      Perencanaan pendidikan komprehensif
c)      Perencanaan pendidikan strategik
3.      Perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek waktu:
a)      Perencanaan pendidikan jangka panjang
b)      Perencanaan pendidikan jangka menengah
c)      Perencanaan pendidikan jangka pendek
4.      Perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek tingkatan teknis
a)      Perencanaan pendidikan makro
b)      Perencanaan pendidikan meso
c)      Perencanaan pendidikan mikro
d)     Perencanaan pendidikan sektoral
e)      Perencanaan pendidikan kawasan
f)       Perencanaan pendidikan proyek
5.      Perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek jenis perencanaan
a)      Perencanaan pendidikan dari atas ke bawah
b)      Perencanaan pendidikan dari bawah ke atas
c)      Perencanaan pendidikan menyerong dan menyamping
d)     Perencanaan pendidikan mendatar
e)      Perencanaan pendidikan menggelinding
f)       Perencanaan pendidikan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas
DAFTAR PUSTAKA

Adhe Kusuma, “Jenis-jenis Perencanaan Pendidikan”, Blog Adhe Kusuma, http://adhekusumapertiwi.blogspot.co.id/2015/04/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan.html (02 Oktober 2016)
Amtu, Onismus, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah (Konsep, Strategi, dan Implementasi), Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2013
Arifin, “Konsep Perencanaan, Pendekatan, dan Model Perencanaan Pendidikan” Blog Arifin, https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-perencanaan-pendidikan.html (03 Oktober 2016)
Arifin, H.M., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta; Bina Akasara, 1987
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Cet. XII; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013
Nency Datutasik, “Ruang Lingkup Perencanaan” Blog Nancy Datutasik, https://nencydatutasik.blogspot.co.id/2015/03/ruang-lingkup-perencanaan.html (03 Oktober 2016)
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Edisi Revisi Jakarta: Rineka Cipta, 2011
Rivai, Veithzal dan Sylviana Murni, Education Management: Analisis Teori dan Praktik, Cet. II; Jakarta: Rajawali Pers, 2010
Riwayat Attubani, “Perencanaan dalam Lembaga Pendidikan Islam” Blog Riwayat Attubani, https://riwayat.wordpress.com/2008/05/27/perencanaan-dalam-lembaga-pendidikan-islam.html (02 Oktober 2016) 
Sidik, Rusman, “Pengertian, Unsur, Prinsip,, dan Ruang.” Blog Rusman Sidik. http://rusmansidik12.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-unsur-prinsip-dan-ruang.html (03 Oktober 2016)



[1] Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management: Analisis Teori dan Praktik, (Cet. II Jakarta: Rajawali Pers, 2010) h. 106
[2] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Cet. XII, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) h. 49)
[3] Ibid., h. 49
[4] H.M. Arifin, “Filsafat Pendidikan Islam”, (Jakarta;Bina Akasara, 1987) h. 13
[5] Rusman Sidik, “Pengertian, Unsur, Prinsip,, dan Ruang.” Blog Rusman Sidik. http://rusmansidik12.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-unsur-prinsip-dan-ruang.html (03 Oktober 2016)
[6] Riwayat Attubani, “Perencanaan dalam Lembaga Pendidikan Islam” Blog Riwayat Attubani, https://riwayat.wordpress.com/2008/05/27/perencanaan-dalam-lembaga-pendidikan-islam.html (02 Oktober 2016) 
[7] Nanang Fattah, h. 56
[8] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Edisi Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2011) h. 31
[9] Nanang Fattah, h. 56
[10] Nanang Fattah, h. 60
[11] Onismus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah (Konsep, Strategi, dan Implementasi), (Cet. II, Bandung: Alfabeta, 2013) h. 43
[12] Adhe Kusuma, “Jenis-jenis Perencanaan Pendidikan”, Blog Adhe Kusuma, http://adhekusumapertiwi.blogspot.co.id/2015/04/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan.html (02 Oktober 2016)
[13] Nanang Fattah, h. 54
[14] Ibid., h. 55
[15] Nency Datutasik, “Ruang Lingkup Perencanaan” Blog Nancy Datutasik, https://nencydatutasik.blogspot.co.id/2015/03/ruang-lingkup-perencanaan.html (03 Oktober 2016)
[16] Nanang Fattah, h. 55
[17] Dr. Arifin, “Konsep Perencanaan, Pendekatan, dan Model Perencanaan Pendidikan” Blog Arifin, https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-perencanaan-pendidikan.html (03 Oktober 2016)

Comment Using!!

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages