KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dalam waktu yang relatif singkat, makalah
yang berjudul “Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan Islam” terselesaikan dengan
baik.
Adanya
makalah ini tentu saja melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami
ucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah mendoakan, membimbing, dan memberikan
motivasi agar kami senantiasa rajin dalam menuntut ilmu.
2. Drs. Syahril
M.A. sebagai dosen mata kuliah Perencanaan Sistem Kependidikan
Islam yang telah memberikan tugas dan memberikan arahan.
3. Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca senantiasa diharapkan. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf
jika terjadi salah penulisan pada makalah ini.
Palu, 05 Oktober 2016
Penyusun,
Kelompok I
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perencanaan
atau yang sudah akrab dengan istilah planning
adalah satu dari fungsi management
yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada
kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana
akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu
pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan
pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Dengan melakukan perencanaan,
pekerjaan kita menjadi terukur, terkendali dan dapat dievaluasi. Suatu
perencanaan dalam hadits nabi diistilahkan dengan ‘menyiapkan bekal’, sedangkan dalam
firman Allah ‘menyiapkan
segala sesuatu untuk menghadapi segala kemungkinan’. Sebagaiman
pesan Nabi kepada shahabat Abi Dzar: ‘Perkokohlah
bahtera karena lautan itu dalam, Perbanyaklah
bekal karena perjalanan itu panjang…’. Begitupun firman Allah dalam
QS. al-Anfal: 60, ‘Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang
kamu tidak mengetahuinya…’
Begitu pula pada pendidikan
khususnya pendidikan Islam. Baik tidaknya kualitas pendidikan bagi peserta
didik dalam mewujudkan nilai-nilai Islam sangat dipengaruhi oleh perencanaan
yang matang.
Dalam makalah ini akan dijelaskan segala
yang termasuk ruang lingkup perencanaan pendidikan khususnya perencanaan pada
pengelolaan pendidikan Islam.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
saja perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek spasialnya?
2.
Apa
saja perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik
modelnya?
3.
Apa
saja perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek waktu?
4.
Apa
saja perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek tingkatan teknis?
5.
Apa
saja perencanaan pendidikan ditinjau
aspek jenis perencanaan?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek spasialnya.
2.
Untuk
mengetahui perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik
modelnya.
3.
Untuk
mengetahui perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek waktu.
4.
Untuk
mengetahui perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek tingkatan teknis.
5.
Untuk
mengetahui perencanaan pendidikan ditinjau aspek jenis perencanaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Esensi
Perencanaan Pendidikan Islam
Cuningham mengemukakan bahwa
perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi,
dan asumsi, untuk masalah yang akan datang. Dengan tujuan memvisualisasi dan
memformulasi hasil, urutan kegiatan yang diperlukan, dan prilaku dalam
batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
Perencanaan disini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu
dengan kepentingan masa yang akan datang, serta usaha untuk mencapainya[1].
Kauffman yang dikutip Nanang Fattah mengemukakan perencanaaan adalah proses
penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan
sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin[2].
Dari pengertian di atas
penulis mengambil kesimpulan bahwa perencanaan adalah proses penyeleksian serta
penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai, yang merupakan kepentingan
di masa yang akan datang dan dibarengi dengan usaha untuk mencapainya.
Menurut Nanang Fattah,
dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam
proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang akan
dicapai; (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu; (3) identifikasi dan pengarahan
sumber yang jumlahnya selalu terbatas[3].
Dalam perencanaan, perumusan tujuan yang hendak dicapai merupakan hal yang
paling urgen bahkan kegiatan yang paling pertama dilakukan. Maka, dibutuhkannya
penyeleksian tujuan-tujuan yang tentunya tidak sedikit yang hendak dicapai.
Perencanaan yang baik hendaknya memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan
datang. Maka dari itu, perencanaan membutuhkan data dan informasi agar
keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada
masa yang akan datang.
Pendidikan Islam merupakan
bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam
dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi
berlakunya semua ajaran Islam. Istilah membimbing, mengarahkan dan mengasuh
serta mengajarkan dan melatih, mengandung pengertian usaha mempengaruhi jiwa
anak didik melalui proses setingkat demi setingkat menuju tujuan yang
ditetapkan, yaitu menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran,
sehingga terbentuklah manusia yang berbudi luhur[4].
Dengan demikian yang
dimaksud dengan perencanaan pendidikan Islam adalah keputusan yang diambil
untuk melakukan tindakan yang bernafaskan Islam selama waktu tertentu (sesuai
dengan jangka waktu perencanaan) agar penyelenggaraan sistem pendidikan Islam
menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang mewujudkan
nilai-nilai Islam, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa.
B.
Perencanaan
Pendidikan Ditinjau dari Aspek Spasialnya
Perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek spasialnya yaitu
perencanaan pendidikan yang memiliki karakter yang terkait dengan ruang,
tempat, atau batasan wilayah. Perencanaan ini terbagi menjadi:
a) Perencanaan
Pendidikan Nasional
Perencanaan
pendidikan nasional yaitu mencakup seluruh proses usaha layanan pendidikan yang
dilakukan oleh pemerintah pusat, yang bertujuan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dari tingkat
dasar sampai perguruan tinggi, yang diatur dalam sistem pendidikan nasional
melalui undang-undang sistem pendidikan nasional.
b) Perencanaan
Pendidikan Ragional
Perencanaan
pendidikan regional yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat dan diberlakukan
dalam wilayah regional tertentu misalnya perencanaan pengembangan layanan
pendidikan tingkat provinsi dan kebupaten/kota, yang menyangkut seluruh jenis
layanan pendidikan di semua jenjang untuk daerah atau provinsi tertentu.
c) Perencanaan
Pendidikan Kelembagaan
Perencanaan
pendidikan kelembagaan yaitu perencanaan pendidikan yang mencakup satu
institusi atau lembaga pendidikan tertentu, misalnya perencanaan pengembangan
layanan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ‘Mandiri’ kota ‘Maju’ tahun
2010, perencanaan Universitas ‘Citra Bangsa’, dan sejenisnya[5].
C.
Perencanaan
Pendidikan Ditinjau dari Aspek Sifat dan Karakteristik Modelnya
Perencanaan pendidikan ditinjau dari aspek sifat dan
karakteristik modelnya ini terbagi menjadi:
a) Perencanaan
Pendidikan Terpadu
Perencanaan
pendidikan terpadu (integrated educational planning), yaitu
perencanaan pendidikan yang mencakup seluruh aspek yang terkait dengan proses
pembangunan pendidikan yang esensial (mendasar), dalam koridor perencanaan
pembangunan nasional, dalam hal ini perencanaan pendidikan ada keterpaduan atau
keterkaitan secara sistemik dengan perencanaan pembangunan bidang ekonomi,
politik, hukum dan sebagainya.
b) Perencanaan
Pendidikan Komprehensif
Perencanaan pendidikan komprehensif yaitu perencanaan pendidikan yang disusun secara
sistematik, rasional, objektif, yang menyangkut keseuruhan konsep penting dalam
layanan pendidikan, sehingga perencanaan itu memberikan suatu pemahaman yang
lengkap atau sempurna tentang ‘apa’ dan ‘bagaimana’ memberikan layanan pendidikan yang berkualitas[6].
c) Perencanaan
Pendidikan Strategik
Pengertian perencanaan strategik yang diungkapkan
oleh Johnson Kazt Rozans-Weig yang dikutip Nanang Fattah, yaitu proses
penentuan sasaran utama, kebijaksanaan yang mengatur pengadaan dan
pendayagunaan sumber-sumber serta strategi yang mengatur pengadaan dan
pendayagunaan sumber untuk mencapai tujuan[7].
Made pidarta dalam bukunya mengatakan perencanaan
strategi untuk menyelesaikan setiap macam kebutuhan yang bersifat rumit pada
setiap organisasi sekolah[8].
Menurut R.G. Mudrick yang dikutip Nanang Fattah,
langkah-langkah penyusunan rencana strategik meliputi: (1) analisis keadaan
sekarang dan akan datang; (2) identifikasi kekuatan dan kelemahan
lembaga/organisas; (3) mempertimbangkan norma-norma; (4) identifikasi
kemungkinan dan resiko; (5) menentukan ruang lingkup hasil dan kebutuhan
masyarakat; (6) menilai factor-faktor penunjang; (7) merumuskan tujuan dan
kriteria keberhasilan; (8) menetapkan penataan distribusi, sumber-sumber[9].
D.
Perencanaan
Pendidikan Ditinjau dari Aspek Waktu
Ditunjau dari aspek waktunya, perencanaan pendidikan terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu:
a) Perencanaan
Pendidikan Jangka Panjang
Perencanaan
pendidikan jangka panjang yaitu perencanaan pendidikan yang disusun dalam
jangka waktu 10 tahun keatas. Nanang Fattah berpendapat cakupan
waktu perencanaan jangka panjang di atas 10 tahun sampai dengan 25 tahun[10]. Isi perencanaan jangka panjang ini belum ditampilkan sasaran yang bersifat
kuantitatif, melainkan dalam bentuk proyeksi atau perspektif atas keadaan ideal yang diinginkan dalam
pembangunan pendidikan contoh program pendidikan nasional dalam sistem
pendidikan.
Perencanaan jangka panjang memerlukan identifikasi
tujuan pendidikan yang mengarah pada lingkungan organisasi internal dan
eksternal sekolah, menggunakan metode khusus dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan dimaksud dan berupaya mengidentifikasi kemungkinan munculnya
potensi ancaman dari mereka yang berperan terhadap tujuan itu[11].
b) Perencanaan
Pendidikan Jangka Menengah
Perencanaan
pendidikan jangka menengah yaitu perencanaan pendidikan yang disusun dalam
jangka waktu antara tiga sampai delapan tahun. Perencanaan jangka menengah
merupakan penjabaran lebih kongkrit dari perencanaan jangka panjang yang sudah merumuskan sasaran
atau tujuan yang secara kuantitatif akan dicapai.
c) Perencanaan
Pendidikan Jangka Pendek
Perencanaan
pendidikan jangka pendek yaitu perencanaan pendidikan yang disusun dalam jangka
waktu maksimal satu tahun atau kurang dari lima tahun. Perencanaan ini sering disebut perencanaan operasional tahunan yang memuat langkah-langkah strategi dan operasional
sehari-hari yang merupakan penjabaran lebih rinci dan aplikatif dari
perencanaan jangka menengah[12].
E.
Perencanaan Pendidikan Ditinjau dari Aspek Tingkatan Teknis
Perencanaan
pendidikan ditinjau dari aspek tingkatan teknis ini dibedakan menjadi:
a) Perencanaan
Pendidikan
Makro
Perencanaan pendidikan makro yaitu perencanaan pendidikan yang bersifat nasional atau
sering disebut dengan perencanaan pendidikan nasional, dari jenjang pendidikan
dasar sampai perguruan tinggi. Perencanaan pendidikan makro ini disebut juga dengan sistem pendidikan nasional.
Perencanaan makro berusaha menjawab pertanyaan
antara lain:
1) Apakah
tujuan pendidikan nasional.
2) Pendekatan
apa yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
3) Lembaga
pendidikan apakah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4) Bagaimana
seharusnya organisasi pendidikan diatur sehingga dapat menunjang tercapainya
tujuan tersebut.
5) Program-program
apakah yang perlu diadakan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.
6) Sumber-sumber
apakah yang dapat dipakai untuk menunjang program-program tersebut.
7) Apakah
kriteria keberhasilan usaha pendidikan itu[13].
b) Perencanaan Pendidikan Meso
Perencanaan Meso merupakan penjabaran dari
kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro. Penjabaran tersebut
berupa program-program berskala kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih
bersifat operasional disesuaikan dengan departemen atau unit-unit (intermediate unit). Pertanyaan yang
perlu dijawab dalam perencanaan meso mempunyai kesamaan dengan pertanyaan untuk
tingkat makro, tetapi lebih terperinci dan kebebasannya dibatasi oleh apa yang
telah ditetapkan dalam perencanaan makro[14].
c) Perencanaan
Pendidikan Mikro
Perencanaan pendidikan mikro yaitu perencanaan pendidikan yang disusun dan
disesuaikan dengan kondisi otonomi daerah masing-masing. Dalam perencanaan
pendidikan mikro secara teknis perlu memperhatikan: ketentuan/standar, kondisi geografis, instruktur yang ada
di daerah, sedangkan secara non teknis perlu memperhatikan: aspirasi dan peran
serta masyarakat terhadap pendidikan, kondisi sosial, ekonomi, budaya, politik
dan keamanan daerah[15].
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada
tingkat institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso
serta tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam
perencanaan makro ataupun meso. Contoh perencanaan mikro, yaitu kegiatan
belajar mengajar[16].
d) Perencanaan
Pendidikan Sektoral
Perencanaan pendidikan sektoral yaitu kumpulan program atau kegiatan pendidikan yang
menekankan pada sektor tertentu, namun tetap ada keterkaitan dengan sektor
lainnya.
e) Perencanaan
Pendidikan Kawasan
Perencanaan
pendidikan kawasan yaitu perencanaan pendidikan yang memperhatikan kawasan
lingkungan tertentu sebagai pusat kegiatan pendidikan, misalnya perencanaan
pendidikan kawasan pesisir, kawasan pinggiran kota.
f) Perencanaan
Pendidikan Proyek
Perencanaan pendidikan
proyek yaitu perencanaan operasional
yang menyangkut implementasi kebijakan untuk mencapai tujuan, misalnya
perencanaan proyek unit sekolah SMK.
F.
Perencanaan Pendidikan Ditinjau dari Aspek Jenis Perencanaan
a) Perencanaan
Pendidikan dari
Atas ke Bawah
Perencanaan
pendidikan
dari atas ke bawah (top down educational
planning) sering disebut
juga perencanaan pendidikan makro atau perencanaan pendidikan nasional.
b) Perencanaan
Pendidikan
dari Bawah
ke Atas
Perencanaan
pendidikan dari bawah ke atas (bottom up educational planning) yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat
oleh tenaga perencana dari tingkat bawah kemudian disampaikan ke
pusat misalnya perencanaan yang dibuat oleh guru kepala
sekolah, dinas pendidikan kemudian disampaikan ke kementrian pendidikan
nasional.
c) Perencanaan
Pendidikan Menyerong dan
Menyamping
Perencanaan pendidikan menyerong dan menyamping (diagonal educational planning),
perencanaan ini sering disebut perencanaan sektoral, yaitu perencanaan yang
melibatkan kerjasama antar departemen atau lembaga, misalnya, lembaga
Kementrian Pendidikan Nasional dengan Bappeda Propinsi
d) Perencanaan
Pendidikan Mendatar
Perencanaan pendidikan mendatar (horizontal educational planning) yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat dengan menjalin
kerjasama antar lembaga atau departemen yang sederajat, misalnya perencanaan
pendidikan antara kementrian pendidikan dan kementrian agama dan kementrian
sosial.
e) Perencanaan
Pendidikan Menggelinding
Perencanaan
pendidikan menggelinding (rolling
educational planning) yaitu
perencanaan pendidikan yang dibuat oleh pejabat yang berwenang dalam bentuk
perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang.
f) Perencanaan
Pendidikan Gabungan Atas ke
bawah dan
Bawah ke Atas
Perencanaan pendidikan gabungan atas ke bawah dan
bawah ke atas (top down and bottom
up educational planning), yaitu
perencanaan pendidikan yang mengintegrasikan atau mengakomodasi kepentingan
pusat dan daerah (lokal).
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Perencanaan pendidikan ditinjau dari
aspek spasialnya:
a) Perencanaan
pendidikan nasional
b) Perencanaan
pendidikan ragional
c) Perencanaan
pendidikan kelembagaan
2.
Perencanaan pendidikan ditinjau dari
aspek sifat dan karakteristik modelnya:
a) Perencanaan
pendidikan terpadu
b) Perencanaan
pendidikan komprehensif
c) Perencanaan
pendidikan strategik
3.
Perencanaan pendidikan ditinjau dari
aspek waktu:
a) Perencanaan
pendidikan jangka panjang
b) Perencanaan
pendidikan jangka menengah
c) Perencanaan
pendidikan jangka pendek
4.
Perencanaan pendidikan ditinjau dari
aspek tingkatan teknis
a) Perencanaan
pendidikan makro
b) Perencanaan
pendidikan meso
c) Perencanaan
pendidikan mikro
d) Perencanaan
pendidikan sektoral
e) Perencanaan
pendidikan kawasan
f) Perencanaan
pendidikan proyek
5.
Perencanaan pendidikan ditinjau dari
aspek jenis perencanaan
a) Perencanaan
pendidikan dari atas ke bawah
b) Perencanaan
pendidikan dari bawah ke atas
c) Perencanaan
pendidikan menyerong dan menyamping
d) Perencanaan
pendidikan mendatar
e) Perencanaan
pendidikan menggelinding
f) Perencanaan
pendidikan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas
DAFTAR
PUSTAKA
Adhe Kusuma, “Jenis-jenis Perencanaan
Pendidikan”, Blog Adhe Kusuma,
http://adhekusumapertiwi.blogspot.co.id/2015/04/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan.html
(02 Oktober 2016)
Amtu, Onismus, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah (Konsep, Strategi, dan
Implementasi), Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2013
Arifin, “Konsep Perencanaan, Pendekatan,
dan Model Perencanaan Pendidikan” Blog Arifin,
https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-perencanaan-pendidikan.html
(03 Oktober 2016)
Arifin, H.M., Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta; Bina Akasara, 1987
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Cet. XII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013
Nency Datutasik, “Ruang Lingkup
Perencanaan” Blog Nancy Datutasik,
https://nencydatutasik.blogspot.co.id/2015/03/ruang-lingkup-perencanaan.html
(03 Oktober 2016)
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Edisi Revisi Jakarta: Rineka Cipta,
2011
Rivai, Veithzal dan Sylviana Murni, Education Management: Analisis Teori dan
Praktik, Cet. II; Jakarta: Rajawali Pers, 2010
Riwayat Attubani, “Perencanaan dalam
Lembaga Pendidikan Islam” Blog Riwayat Attubani,
https://riwayat.wordpress.com/2008/05/27/perencanaan-dalam-lembaga-pendidikan-islam.html
(02 Oktober 2016)
Sidik, Rusman, “Pengertian, Unsur,
Prinsip,, dan Ruang.” Blog Rusman Sidik. http://rusmansidik12.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-unsur-prinsip-dan-ruang.html
(03 Oktober 2016)
[1] Veithzal Rivai dan Sylviana
Murni, Education Management: Analisis
Teori dan Praktik, (Cet. II Jakarta: Rajawali Pers, 2010) h. 106
[2] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Cet.
XII, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) h. 49)
[3] Ibid., h. 49
[4]
H.M. Arifin, “Filsafat Pendidikan Islam”, (Jakarta;Bina Akasara, 1987) h. 13
[5] Rusman Sidik, “Pengertian,
Unsur, Prinsip,, dan Ruang.” Blog Rusman Sidik.
http://rusmansidik12.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-unsur-prinsip-dan-ruang.html
(03 Oktober 2016)
[6] Riwayat Attubani, “Perencanaan
dalam Lembaga Pendidikan Islam” Blog Riwayat Attubani,
https://riwayat.wordpress.com/2008/05/27/perencanaan-dalam-lembaga-pendidikan-islam.html
(02 Oktober 2016)
[7] Nanang Fattah, h. 56
[8] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Edisi
Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2011) h. 31
[9] Nanang Fattah, h. 56
[10] Nanang Fattah, h. 60
[11] Onismus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah
(Konsep, Strategi, dan Implementasi), (Cet. II, Bandung: Alfabeta, 2013) h.
43
[12] Adhe Kusuma, “Jenis-jenis
Perencanaan Pendidikan”, Blog Adhe Kusuma,
http://adhekusumapertiwi.blogspot.co.id/2015/04/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan.html
(02 Oktober 2016)
[13] Nanang Fattah, h. 54
[14] Ibid., h. 55
[15] Nency Datutasik, “Ruang Lingkup
Perencanaan” Blog Nancy Datutasik, https://nencydatutasik.blogspot.co.id/2015/03/ruang-lingkup-perencanaan.html
(03 Oktober 2016)
[16] Nanang Fattah, h. 55
[17] Dr. Arifin, “Konsep Perencanaan,
Pendekatan, dan Model Perencanaan Pendidikan” Blog Arifin,
https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-perencanaan-pendidikan.html
(03 Oktober 2016)
No comments:
Post a Comment