Sumberku Makalah - MAKALAH TENTANG PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM - Sumberku Makalah

Sumberku Makalah

Sumberku Makalah merupakan blog milik Imron Nur Huda yang merupakan salah seorang alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu tahun 2018 yang kini telah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Dimana di dalamnya berisi tentang makalah-makalah yang notabenenya merupakan tugas kuliah dari sang pemilik blog beserta teman-temannya.

Post Top Ad

Responsive Ads Here

 





Sumberku Makalah - MAKALAH TENTANG PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Sumberku Makalah - MAKALAH TENTANG PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Share This


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dalam waktu yang relatif singkat, makalah yang berjudul “Konsep Dasar Manajemen” terselesaikan dengan baik.

Adanya makalah ini tentu saja melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
1.      Orang tua yang telah mendoakan, membimbing, dan memberikan motivasi agar kami senantiasa rajin dalam menuntut ilmu.
2.      Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd sebagai dosen mata kuliah Dasar-dasar Manajemen yang telah memberikan tugas dan memberikan arahan.
3.      Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.

            Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf  jika terjadi salah penulisan pada makalah ini.

Palu, 20 Maret 2016
Penyusun,


Kelompok I




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.    Latar Belakang 1
B.     Rumusan Masalah  2
C.     Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A.    Pengertian Manajemen, Ledership dan adminitrasi 3
1.      Pengertian Manajemen 3
2.      Pengertian Leadership 5
3.      Pengertian Administrasi 6
B.     Manajemen Sebagai Ilmu, Seni dan Profesi  8
1.      Manajemen Sebagai Ilmu 8
2.      Manajemen Sebagai Seni 9
3.      Manajemen Sebagai Profesi 11
C.     Tujuan, Filsafat, dan Konsep 6M 13
1.      Tujuan Manajemen 13
2.      Filsafat Manajemen 14
3.      Konsep 6M 16
BAB III PENUTUP 17
Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 18


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dewasa ini lembaga pendidikan Islam berkembang sebagai lembaga yang semakin kompleks sehingga ia membutuhkan organisasi yang tertata dengan baik dan benar. Kompleksitas lembaga pendidikan Islam terutama terlihat dari kebutuhan akan pengelolaan pelaksanaan pendidikan dengan pendekatan manajeman. Itulah kebutuhan untuk menggunakan pendekatan ilmu manajemen di lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam.
Kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan dalam sekolah mempunyai peran aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah maka kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu mempunyai leadership yang baik. Kepemimpinan yang baik adalah kepala sekolah yang mampu dan dapat mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dan sumber daya manusia hendaknya mampu menciptakan iklim organisasi yang baik agar semua komponen sekolah dapat memerankan diri secara bersama untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
Teori kepemimpinan yang berkembang selama ini ingin mengetahui bagaimana terjadinya keefektifan kepemimpinan dalam organisasi. Sehingga berbagai hasil penelitian menemukan teori bahwa kepemimpinan dapat dilihat dari pribadi pemimpin, perilaku pemimpin, situasi budaya organisasi, hubungan pemimpin dengan yang dipimpin, hubungan pemimpin dengan tugas-tugasnya dan seterusnya. Dalam lembaga pendidikan, hubungan antara leadership, manajemen, dan administrasi saling membutuhkan serta memiliki peranan yang penting dalam memajukan lembaga pendidikan Islam. Oleh karena itu, dalam pandangan penulis, tiga komponen tersebut tidak bisa dipisahkan dalam lembaga pendidikan.
Komponen-komponen tersebut (leadership, manajemen, dan administrasi) merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan yang erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Dalam proses kegiatan dan pengembangan lembaga pendidikan, tiga komponen tersebut merupakan alat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Apabila salah satu dari tiga komponen tersebut diabaikan, maka akan mempengaruhi terhadap komponen yang lainnya sehingga berdampak terhadap keberadaan lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, antara leadership, manajemen, dan administrasi memiliki hubungan yang saling mendukung dalam sebuah lembaga pendidikan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Di lain sisi dalam perkembangannya, pandangan manajemen sebagai suatu ilmu mengalami keterlambatan. Hal ini disebabkan karena perbedaan pandangan terhadap status manajemen Ada sekelompok orang yang memandang hanya sebagai seni. Bukan sesuatu yang dibuat melainkan dilahirkan, sehingga manajemen sebagai seni merupakan bakat seseorang sejak ia dilahirkan.
Di pihak lain ada sekelompok orang yang berpendapat bahwa manajemen merupakan suatu ilmu, sehingga seseorang dapat menjadi manajer/pemimpin yang baik setelah memperoleh pendidikan manajemen. Lebih lanjut dalam pengembangannya terdapat gejala bahwa manajemen akan menjadi suatu kegiatan profesi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian manajemen, leadership, dan administrasi?
2.      Apa yang dimaksud dengan manajemen sebagai ilmu, seni, dan profesi?
3.      Apa tujuan manajemen, filsafat manajemen, dan konsep 6M? 

C.    Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Manajemen, serta untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada para pembaca tentang konsep dasar manajemen.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen, Leadership dan Administrasi
1.      Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Karena manajemen diartikan mengatur, maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita yaitu:
a.       Apa yang diatur?
Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, methods, materials, machines, and market, disingkat 6M dan semua aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu[1].
Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah mengatakan unsur-unsur manajemen biasanya dirumuskan dengan 6 M yaitu:
1)      Man, tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif (tenaga ahli yang menguasai manajemen dengan baik, yang dapat mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen yaitu merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi) maupun tenaga kerja operatif (tenaga terampil yang menguasai bidang pekerjaannya).
2)      Money, uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3)      Metodhe, cara-cara yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan.
4)      Materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5)      Machines, mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan/dipergunakan untuk mencapai tujuan.
6)      Market, pasar yang digunakan menjual output dan jasa-jasa yang dihasilkan[2].
b.      Kenapa harus diatur?
Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.
c.       Siapa yang mengatur?
Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju melalui serta terarah kepada tujuan yang diinginakan.
d.      Dimana harus  diatur?
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan “alat” dan “wadah” (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya. Tegasnya, pengaturan hanya dapat dilakukan di dalam suatu organisasi (wadah/tempat). Sebab dalam wadah (organisasi) inilah tempat kerja sama, proses manajemen, pembagian kerja, delegation of authority, koordinasi, dan integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.[3]
Istilah manajemen juga mengacu kepada aktivitas yang diselesaikan secara dengan dan melalui pendayagunaan orang lain. Siagian (1978) menyebutkan manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegaiatan-kegiatan orang lain[4]. Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab ini terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.
Andrew F. Sikula mengatakan ‘Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed  by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient cretion of some product or service’ (Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien). G.R. Terry mengatakan ‘Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beingand other resources’ (Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menemukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya)[5].
2.      Pengertian Leadership
Leadership atau dalam bahasa Indonesia adalah kepemimpinan, menurut Nawawi (1994: 82), adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.  merupakan segala daya dan upaya bersama untuk menggerakkan semua sumber dan alat yang tersedia dalam suatu organisasi. Sedangkan salah satu Asosiasi supervisi dan pengembangan kurikulum di Amerika yakni Association for Supervision and Curiculum Development (ASCD), menyatakan bahwa kepemimpinan adalah tindakan atau tingkah laku di antara individu-individu dan kelompok-kelompok yang menyebabkan mereka bergerak ke arah tercapainya tujuan-tujuan yang menambahkan penerimaan bersama bagi mereka[6]. Orang yang menyebabkan mereka bergerak itulah yang disebut pemimpin, yakni seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan[7]. Pemimpin (leader, eksekutif, manajer, ketua) adalah orangnya, sedangkan kepemimpinan/leadership adalah gaya dalam melakukan tugas-tugasnya.
Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi ataupun lembaga. Karena, dia yang mengkoordinir, menggerakkan serta mengarahkan orang-orang dalam sebuah organisasi ataupun lembaga dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan serta memegang penuh kendali dalam mewujudkannya. Untuk itu sukses tidaknya suatu organisasi ataupun pada lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung atas kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim kerja sama agar dengan mudah dapat menggerakkan sumber daya tersebut, sehingga dapat mendayagunakannya dan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya. Karena kepemimpinan/leadership sangat berperan penting dalam mengembangkan seluruh sumber daya yang ada termasuk sumber daya manusia (SDM).
3.      Pengertian Administrasi
Istilah administrasi berasal dari bahasa Inggris dari kata administration yang berbentuk infinitifnya adalah to administer. Dengan demikian, secara etimologis admnistrasi dapat diartikan sebagai kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi, mengelola manusia, mengelola harta benda kearah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi[8]. Dalam referensi lain kata administrasi menurut asal katanya berasal dari bahasa latin ad + ministrae, ad berarti intensif sedangkan ministrae berarti melayani, membantu, dan memenuhi, jadi tugas utama seorang adminisatrator adalah memberikan layanan prima[9]. Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sitematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu sama lain. Sedangkan administrasi dalam pengertian yang luas adalah seluruh proses kerja sama orang atau lebih dalam mencapai tujuan bersama[10]. Faried Ali dalam bukunya mengatakan administrasi adalah kerja sama yang didasarkan pada esensi eksistensi manusia yang dilandasi moral atau etika dengan melibatkan sejumlah peralatan dalam mencapai tujuan bersama yang ditetapkan[11].
Defenisi administrasi menurut para ahli:
a.       Leonard D. White (1955) merumuskan administration is a process common to all group effort public or private, civil or military, large scale or small scale (administrasi adalah suatu proses yang biasanya terdapat pada semua usaha kelompok baik usaha pemerintah ataupun swasta, sipil atau militer baik secara besar-besaran ataupun kecil-kecilan)
b.      H.A.Simon (1961) administration can be defined as the activities if group cooperating to accomplish common goals (administrasi dapat didefenisikan sebagai kegiatan kelompok orang-orang yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
c.       The Lianag Gie (1965) administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam segenap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Defenisi ini mendapat perubahan (1972) yaitu proses penyelenggaraan diganti dengan rangkaian penataaan. Kemudian lebih disempurnakan (1977) yaitu administraasi adalah segenap rangkaian kegiatan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu.
d.      S.P. Siagian (1985) ‘administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
e.       Parajudi Atmosudirjo (1975) administrasi adalah pengendalian dan penggerak dari suatu organisasi sedemikian rupa sehingga organisasi itu menjadi hidup dan bergerak menuju ke tercapainya segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh administrator yakni kepala  organisasi[12].

B.     Manajemen Sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi
1.      Manajemen Sebagai Ilmu
Ilmu (science) adalah sekumpulan pengetahuan yang telah disistematisasikan, dikumpulkan, dan diterima menurut  pengertian kebenaran umum mengenai keadaan suatu subjek dan objek tertentu. Science management (manajemen ilmiah) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang disistematisasi, dikumpulkan, dan diterima menurut pengertian kebenaran-kebenaran universal mengenai manajemen. Scientific management adalah manajemen yang menggunakan ilmu (science) dan scientific method. Scientific method adalah suatu pendekatan yang tepat terhadap suatu objek ilmu dan tujuan utamanya ialah untuk menambah pengetahuan yang sudah ada[13].
Dalam reverensi lain, ilmu adalah suatu pengetahuan yang teratur dari hal-hal pekerjaan hukum sebab dan akibat, sehingga menjadi tabiat ilmu, yaitu mencari keterangan tentang kedudukan suatu hal atau masalah yang berhubungan dengan sebab dan akibatnya. Pengetahuan tidak selamanya dapat digolongkan ilmu sebab ada pengetahuan atau pengetahuan saja. Di pihak lain, ada pengetahuan yang diperoleh dengan jalan keterangan dan inilah yang disebut ilmu. Pengetahuan barulah merupakan tangga pertama bagi ilmu untuk mencari keterangan lebih lanjut. Karena itu Muhammad Hatta mengemukakan suatu pendapat bahwa seorang memperoleh pengetahuan tentang sesuatu masalah dengan jalan keterangan untuk menyusun pikiran guna mengetahui sebab kejadian dan akibatnya di saat itulah terjadi ilmu pengetahuan. Pengalaman baru menjadi pengetahuan ilmu, apabila pengetahuan itu disertai dengan pengertian tentang pekerjaan hukum kausal (sebab akibat) pada masalah yang dialami itu. Masalah menimbulkan pertanyaan bagaimana duduknya dan sebabnya. Manajemen termasuk sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
1)      Tersusun secara sistematis dan teratur.
2)      Objektif rasional sehingga dapat dipelajari.
3)      Menggunakan metode ilmiah.
4)      Mempunyai prinsip-prinsip tertentu.
5)      Dapat dijadikan suatu teori[14].
Scientific manager ialah manajer yang menggunakan science dan scientific method dalam usaha memimpin kegiatan-kegiatan bawahannya melalui fungsi-fungsi manajemen[15].
2.      Manajemen Sebagai Seni
Seni (art) adalah sesuatu kreativitas pribadi yang kuat dan disertai keterampilan. Science mengajarkan kepada orang suatu pengetahuan, sedangkan art (seni) mendorong orang untuk berpraktek. Seni manajemen meliputi kecakapan untuk melihat totalitas dari bagian-bagian yang terpisah dan berbeda-beda, kecakapan untuk menciptakan sesuatu gambaran tentang visi tertentu, kecakapan untuk menyatukan visi tersebut dengan skills (keterampilan) atau kecakapan yang efektif[16].
Kalau ilmu memusatkan perhatian pada suatu objek tertentu sehingga ilmu bersifat memilih. Lain halnya dengan seni, menurut Mohammad Hatta seni memperhatikan keindahan, mencari harmoni (persatuan) dalam alam. Ilmu mengajarkan untuk mengetahui sesuatu, sedang seni mengajarkan bagaimana melakukan sesuatu[17].
Manajer adalah seorang ilmuan dan sekaligus seniman, yang mengandalkan diri pada ilmu, ia pun harus mempunyai “firasat, keyakinan-keyakinan, kreativitas” dan menguasai cara-cara “penerapannya”. Karena itu seorang yang mempunyai pengetahuan luas tentang manajemen bisa saja gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang manajer yang kompeten, jika ia kurang menguasai art of management (seni manajemen). Perbedaan antara Science dan Art :

Science/ilmu
1)      Berkembang secara teoretis
2)      Membuktikan
3)      Meramalkan
4)      Memberikan defenisi
5)      Memberikan kepastian/ukuran
Art/seni
1)      Berkembang secara praktis
2)      Merasa
3)      Menerka
4)      Menguraikan/mengajarkan
5)      Memberikan pendapat
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu mengajarkan kita tentang sesuatu, sedangkan seni/art mengajarkan kita bagaimana sesuatu hal dilakukan[18].

3.      Manajemen Sebagai Profesi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) disebutkan profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dsb.) tertentu. Pigor (1950), juga Hunderson (1980), maupun Pollet (1959) dalam definisi mereka menyatakan bahwa:
a)      Suatu jabatan, supaya dapat disebut suatu profesi, maka jabatan itu harus berdasarkan pada suatu wadah ilmu pengetahuan yang sistimatis dan pelaksanaannya menuntut kecerdasan dan keahlian guna pemecahan berbagai masalah yang sulit. Suatu profesi, menuntut waktu yang lama untuk persiapan spesialisasi dan berdasarkan pada suatu latar belakang pendidikan yang luas
b)      Suatu profesi, selalu membukakan kesempatan dan menyediakan waktu bagi anggota-anggotanya untuk mengikuti latihan-latihan guna peningkatan dan penyegaran pengetahuan mereka. Latihan-latihan itu bersifat terus menerus.
c)      Suatu profesi menghendaki penelitian dan penyelidikan secara ilmiah, berkelanjutan[19].
Karena itu, nyatalah bahwa manajemen mempunyai sifat profesi. Pertama, sudah dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan khusus yang dibutuhkan dan kecakapan untuk mempergunakan kemampuan manajer yang kompeten.
Kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, manajemen dipakai untuk “Memerintah, membimbing dan menasehati lainnya,” meskipun dapat dilakukan oleh kebanyakan manjer dan para ahli teori manajemen tidak dapat diterapkan secara utuh pada semua situasi, pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas yang cukup tinggi. Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang berbunyi “Pujilah di depan umum dan keritiklah secara pribadi,” umumnya sangat berhasil, walaupun kadang-kadang tidak demikian halnya.
Ketiga, manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya. Sayangnya ada juga sejumlah manajer yang memperoleh posisi kemanajeran mereka karena hubungan mereka dengan orang-orang penting tertentu atau karena faktor-faktor yang sama sekali tidak berkaitan dengan pekerjaan mereka. Di samping itu tidak ada standar objektif yang disepakati bersama yang dapat digunakan untuk menilai kinerja manajer. Karena kompleksitasnya faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan manajer, maka adalah lebih sulit untuk menilai manajer dibanding menilai misalnya: guru, bidan, polisi, dan profesi lainnya.
Akhirnya, para profesional pula dituntut oleh suatu kode etik yang harus ditaati sepenuhnya, yang melindungi klien mereka. Karena profesional memang ahli dalam suatu bidang tertentu, para klien sangat tergantung pada mereka dan sebagai akibatnya, para profesional berada pada posisi yang sangat renta[20].
Manajemen adalah sebuah profesi, tetapi menurut kriteria yang lain, tidak demikian sekarang ini dapat dilihat berbagai indikasi yang menunjukkan bahwa manajemen, sedang mengarah pada kecenderungan meningkatnya profesionalisme baik dalam dunia bisnis maupun pada organisasi perusahaan, organisasi non profit/nirlaba. Nampaknya, tekanan sosial yang berlangsung sekarang dapat mengundang munculnya kesadaran akan timbulnya standar etik yang baku. Perkembangan pendidikan formal di dalam sekolah-sekolah manajemen dan program pengembangan eksekutif akan menyebar luaskan suatu kumpulan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan yang merupakan tanda resmi bagi profesional[21].

C.    Tujuan, Filsafat, dan Konsep 6M
1.      Tujuan Manajemen
Tujuan adalah sesuatu hasil yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Tujuan yang dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana, karena itu hendaknya tujuan ditetapkan “jelas, realistis, dan cukup menantang” untuk diperjuangkan berdasarkan pada potensi yang dimiliki. Jika tujuan jelas, realistis, dan cukup menantang maka usaha-usaha untuk mencapainya cukup besar. Sebaliknya, jika tujuan ditetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk maka motivasi untuk mencapainya rendah. Jadi, semangat kerja karyawan akan termotivasi, kalau tujuan ditetapkan jelas, realistis, dan cukup menantang untuk dicapainya.
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan seperti kita ketahui tujuan dalam manajemen sangat penting karena tujuan tersebut dapat :
1)      Terwujudnya suasana kerja yang aktif, inobvatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna bagi para karyawan atau anggota.
2)      Terciptanya karyawan atau anggota yang aktif mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
3)      Tercapainya tujuan yang lebih efektif dan efisien dalam sebuah organisasi.
4)      Terbekalinya tenaga profesional dengan teori tentang proses dan tugas administrasi kepemimpinan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen).
Berdasarkan tujuan tersebut dapat dipahami bahwa manajemen memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak awal. Kesimpulannya bahwa tujuan merupakan hal terjadinya proses manajemen dan aktivitas kerja, tujuan beraneka macam, tetapi harus ditetapkan secara jelas, realistis, dan cukup menantang berdasarkan analisis data, informasi, dan pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada. Kecakapan manajer dalam menetapkan tujuan dan kemampuannya memanfaatkan peluang, mencerminkan tingkat hasil yang dapat dicapainya.
2.      Filsafat Manajemen
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas philein dan spohia. Philein artinya  cinta dan spohia berarti kebijakan. Filsafat berarti cinta kebijakan. Filsafat juga berarti hasrat, kemauan, atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Jadi, pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa hakikat/sari/inti/esensial segala sesuatu[22].
Hasibuan dalam bukunya mengatakan filafat manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah manajer/pemimpin. Filsafat merupakan kepercayaan, pegangan manajer/pemimpin dalam perjalanan menuju tujuan yang hendak dicapai. Dengan nilai-nilai yang terkandung seperti: kepribadian, kebenaran, rasa tanggung jawab, persaudaraan, dan lain-lain[23].
Filsafat manajemen adalah bagian terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan masalah manajerial.  Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Dalam filsafat manajemen, terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan manajemen. Untuk merealisasikan tujuan, diperlukan beberapa faktor penunjang sehingga merupakan kombinasi terpadu, baik menyangkut individu maupun kepentingan umum.
Menurut Davis dan Filley dalam Ukas ( 1978) terdapat faktor- faktor dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan  satu sama lain dalam mencapai tujuan. Faktor-faktor dasar tertentu meliputi hal- hal berikut:
1)      Kepentingan umum
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cerminan deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
2)      Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu tujuan utama, tujuan kedua, tujuan tambahan.
3)      Pimpinan pelaksana
Pimpinan pelaksana adalah individu yang memberikan kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah diberikan kepadanya.
4)      Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan  arah kemana organiasi tersebut akan dikemudikan.
5)       Fungsi
Fungsi adalah aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan yang akan dicapai.
6)      Faktor dasar
Faktor dasar memiliki faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa alam, tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam penyelenggaraan organisasi.
7)      Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukan hubungan kerja antara manajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/mempertanggung-jawabkan (accountability).
8)      Prosedur
Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. 
9)      Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang menentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dan pengoperasikannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan akhir[24].
3.      Konsep 6M
Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah mengatakan unsur-unsur manajemen biasanya dirumuskan dengan 6 M yaitu:
1)      Man, tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif (tenaga ahli yang menguasai manajemen dengan baik yang dapat mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen yaitu merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi) maupun tenaga kerja operatif (tenaga terampil yang menguasai bidang pekerjaannya).
2)      Money, uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3)      Metodhe, cara-cara yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan.
4)      Materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5)      Machines, mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan/dipergunakan untuk mencapai tujuan.
6)      Market, pasar yang digunakan menjual output dan jasa-jasa yang dihasilkan[25].


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Leadership atau dalam bahasa Indonesia adalah kepemimpinan, menurut Nawawi (1994: 82), adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.  merupakan segala daya dan upaya bersama untuk menggerakkan semua sumber dan alat yang tersedia dalam suatu organisasi. Admnistrasi dapat diartikan sebagai kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi, mengelola manusia, mengelola harta benda kearah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi.
2.      Manajemen termasuk sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
1)      Tersusun secara sistematis dan teratur.
2)      Objektif rasional sehingga dapat dipelajari.
3)      Menggunakan metode ilmiah.
4)      Mempunyai prinsip-prinsip tertentu.
5)      Dapat dijadikan suatu teori
Manajer adalah seorang ilmuan dan sekaligus seniman, yang mengandalkan diri pada ilmu, ia pun harus mempunyai “firasat, keyakinan-keyakinan, kreativitas” dan menguasai cara-cara “penerapannya”. Karena itu seorang yang mempunyai pengetahuan luas tentang manajemen bisa saja gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang manajer yang kompeten, jika ia kurang menguasai art of management (seni manajemen). Manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya.
3.      Manajemen memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak awal. filafat manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah manajer/pemimpin. Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah mengatakan unsur-unsur manajemen biasanya dirumuskan dengan 6 M yaitu: man, money, metodhe, materials, machines, and market.
























DAFTAR PUSTAKA

Ali, Faried, Teori dan Konsep Administrasi dari Pemikiran Paragmatik Menuju Redefinisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011
Blogspot (On-line), 2013, Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan, (On-line) (http://www.leoasratekf17.blogspot.co.id), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.
Firman, 2013 (On-line), Manajemen Sebagai Ilmu Seni dan Profesi, (http://www.fir-man25.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.
Hasibuan, H. Malayu S.P., Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet. VI, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet. IV, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989
Marno, Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika Aitama, 2008
Wijayanti, Utami, 2014 (On-line), Filsafat Manajamen, (http://www.utamiwijayanti12.-blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.
Wordpress (On-line), 23 Mei 2011, Kepemimpinan, Manajemen, Administrasi, dan Organisasi Pendidikan, (On-line) (http://www.wordpress.com), diakses pada Jum’at, 18 Maret 2016.


[1] H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Cet. VI, Ja-karta: Bumi Aksara, 2007), h. 1
[2] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Cet. IV, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989), h. 21
[3] H. Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 1-2
[4] Marno, Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika Aitama, 2008, h. 1
[5] H. Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 2
[6] Wordpress (On-line), 23 Mei 2011, Kepemimpinan, Manajemen, Administrasi, dan Organisasi Pendidikan, (On-line) (http://www.wordpress.com), diakses pada Jum’at, 18 Maret 2016.
[7] H. Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 43
[8] Wordpress (On-line), 23 Mei 2011, loc. cit
[9] Blogspot (On-line), 2013, Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan, (On-line) (http://www.leoasratekf17.blogspot.co.id), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.
[10] Wordpress (On-line), 23 Mei 2011, loc. cit
[11] Faried Ali, Teori dan Konsep Administrasi dari Pemikiran Paragmatik Menuju Rede-finisi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 23 & 25
[12] Blogspot (On-line), loc. cit
[13] H. Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 14
[14] Firman, 2013 (On-line), Manajemen Sebagai Ilmu Seni dan Profesi, (http://www.fir-man25.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.
[15] H. Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 15
[16] Ibid, h. 15
[17] Firman, 2013 (On-line), loc. cit,
[18] H. Malayu S.P. Hasibuan, loc. cit,
[19] Firman, 2013 (On-line), loc. cit
[20] Ibid,
[21] Ibid,
[22] Utami Wijayanti, 2014 (On-line), Filsafat Manajamen, (http://www.utamiwijayanti12.-blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.
[23] Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 20
[24] Utami Wijayanti, 2014 (On-line), op. cit,
[25] Malayu S.P. Hasibuan, op. cit,  h. 21
 



No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here