Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dalam waktu yang relatif singkat, makalah
yang berjudul “Konsep Dasar Manajemen” terselesaikan dengan baik.
Adanya
makalah ini tentu saja melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan
terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah mendoakan, membimbing, dan memberikan
motivasi agar kami senantiasa rajin dalam menuntut ilmu.
2. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd sebagai dosen mata kuliah Dasar-dasar Manajemen yang telah
memberikan tugas dan memberikan arahan.
3. Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca senantiasa diharapkan. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf
jika terjadi salah penulisan pada makalah ini.
Palu, 20 Maret 2016
Penyusun,
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang
1
B.
Rumusan
Masalah
2
C.
Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
3
A.
Pengertian
Manajemen, Ledership dan adminitrasi
3
1. Pengertian Manajemen
3
2. Pengertian Leadership
5
3. Pengertian Administrasi
6
B.
Manajemen
Sebagai Ilmu, Seni dan Profesi
8
1. Manajemen Sebagai Ilmu
8
2. Manajemen Sebagai Seni
9
3. Manajemen Sebagai Profesi
11
C.
Tujuan,
Filsafat, dan Konsep 6M
13
1. Tujuan Manajemen
13
2. Filsafat Manajemen
14
3. Konsep 6M
16
BAB III PENUTUP
17
Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa ini lembaga pendidikan Islam berkembang sebagai
lembaga yang semakin kompleks sehingga ia membutuhkan organisasi yang tertata
dengan baik dan benar. Kompleksitas lembaga pendidikan Islam terutama terlihat
dari kebutuhan akan pengelolaan pelaksanaan pendidikan dengan pendekatan
manajeman. Itulah kebutuhan untuk menggunakan pendekatan ilmu manajemen di
lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam.
Kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan dalam sekolah
mempunyai peran aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah maka kepala sekolah sebagai pemimpin
harus mampu mempunyai leadership yang
baik. Kepemimpinan yang baik adalah kepala sekolah yang mampu dan dapat
mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepala
sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dan sumber daya manusia hendaknya mampu
menciptakan iklim organisasi yang baik agar semua komponen sekolah dapat
memerankan diri secara bersama untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
Teori kepemimpinan yang berkembang selama ini ingin
mengetahui bagaimana terjadinya keefektifan kepemimpinan dalam organisasi.
Sehingga berbagai hasil penelitian menemukan teori bahwa kepemimpinan dapat
dilihat dari pribadi pemimpin, perilaku pemimpin, situasi budaya organisasi,
hubungan pemimpin dengan yang dipimpin, hubungan pemimpin dengan tugas-tugasnya
dan seterusnya. Dalam lembaga pendidikan, hubungan antara leadership, manajemen, dan administrasi saling membutuhkan serta
memiliki peranan yang penting dalam memajukan lembaga pendidikan Islam. Oleh
karena itu, dalam pandangan penulis, tiga komponen tersebut tidak bisa
dipisahkan dalam lembaga pendidikan.
Komponen-komponen
tersebut (leadership, manajemen, dan
administrasi) merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan yang erat dan
tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Dalam proses kegiatan dan pengembangan
lembaga pendidikan, tiga komponen tersebut merupakan alat untuk mencapai tujuan
yang ingin dicapai. Apabila salah satu dari tiga komponen tersebut diabaikan,
maka akan mempengaruhi terhadap komponen yang lainnya sehingga berdampak
terhadap keberadaan lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, antara leadership, manajemen, dan administrasi
memiliki hubungan yang saling mendukung dalam sebuah lembaga pendidikan demi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Di lain sisi dalam
perkembangannya, pandangan manajemen sebagai suatu ilmu mengalami
keterlambatan. Hal ini disebabkan karena perbedaan pandangan terhadap status
manajemen Ada sekelompok orang yang memandang
hanya sebagai seni. Bukan sesuatu yang dibuat melainkan dilahirkan, sehingga
manajemen sebagai seni merupakan bakat seseorang sejak ia dilahirkan.
Di pihak lain ada
sekelompok orang yang berpendapat bahwa manajemen merupakan suatu ilmu,
sehingga seseorang dapat menjadi manajer/pemimpin yang baik setelah memperoleh
pendidikan manajemen. Lebih lanjut dalam pengembangannya terdapat gejala bahwa
manajemen akan menjadi suatu kegiatan profesi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
manajemen, leadership, dan administrasi?
2.
Apa yang
dimaksud dengan manajemen sebagai ilmu, seni, dan profesi?
3.
Apa tujuan
manajemen, filsafat manajemen, dan konsep 6M?
C. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar-dasar Manajemen, serta untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada para
pembaca tentang konsep dasar manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen,
Leadership dan Administrasi
1. Pengertian
Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui
proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Manajemen
itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Karena
manajemen diartikan mengatur, maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita yaitu:
a. Apa
yang diatur?
Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang
terdiri dari man, money, methods,
materials, machines, and market, disingkat 6M dan semua aktivitas yang
ditimbulkannya dalam proses manajemen itu[1].
Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen, Dasar,
Pengertian dan Masalah mengatakan unsur-unsur manajemen biasanya dirumuskan dengan
6 M yaitu:
1) Man, tenaga
kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif (tenaga ahli yang menguasai
manajemen dengan baik, yang dapat mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan
fungsi organik manajemen yaitu merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
mengkoordinir dan mengawasi) maupun tenaga kerja operatif (tenaga terampil yang
menguasai bidang pekerjaannya).
2) Money, uang
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Metodhe, cara-cara
yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan.
4) Materials, bahan-bahan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Machines, mesin-mesin
atau alat-alat yang diperlukan/dipergunakan untuk mencapai tujuan.
b. Kenapa
harus diatur?
Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna,
terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.
c. Siapa
yang mengatur?
Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang
kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses
manajemen tertuju melalui serta terarah kepada tujuan yang diinginakan.
d. Dimana
harus diatur?
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, karena
organisasi merupakan “alat” dan “wadah” (tempat) untuk mengatur 6M dan semua
aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya. Tegasnya, pengaturan hanya
dapat dilakukan di dalam suatu organisasi (wadah/tempat). Sebab dalam wadah
(organisasi) inilah tempat kerja sama, proses manajemen, pembagian kerja, delegation of authority, koordinasi, dan
integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.[3]
Istilah manajemen juga mengacu kepada aktivitas yang
diselesaikan secara dengan dan melalui pendayagunaan orang lain. Siagian (1978)
menyebutkan manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh
sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegaiatan-kegiatan orang
lain[4].
Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan
perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi
kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia
membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian
pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab ini terbentuklah kerja sama dan
keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan
yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang
diinginkan tercapai.
Andrew F. Sikula mengatakan ‘Management in general refers to planning, organizing, controlling,
staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities
performed by any organization in order
to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an
efficient cretion of some product or service’ (Manajemen pada umumnya
dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk
mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga
akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien). G.R. Terry mengatakan ‘Management is a distinct process consisting
of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and
accomplish stated objectives by the use of human beingand other resources’ (Manajemen
adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menemukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya)[5].
2. Pengertian Leadership
Leadership atau
dalam bahasa Indonesia adalah kepemimpinan, menurut Nawawi (1994: 82), adalah
proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan
orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. merupakan segala daya dan upaya bersama untuk
menggerakkan semua sumber dan alat yang tersedia dalam suatu organisasi.
Sedangkan salah satu Asosiasi supervisi dan pengembangan kurikulum di Amerika
yakni Association for Supervision and Curiculum Development (ASCD),
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah tindakan atau tingkah laku di antara
individu-individu dan kelompok-kelompok yang menyebabkan mereka bergerak ke
arah tercapainya tujuan-tujuan yang menambahkan penerimaan bersama bagi mereka[6]. Orang
yang menyebabkan mereka bergerak itulah yang disebut pemimpin, yakni seseorang
dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan
sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan[7].
Pemimpin (leader, eksekutif, manajer,
ketua) adalah orangnya, sedangkan kepemimpinan/leadership adalah gaya dalam melakukan tugas-tugasnya.
Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen,
sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam
suatu organisasi ataupun lembaga. Karena, dia yang mengkoordinir, menggerakkan
serta mengarahkan orang-orang dalam sebuah organisasi ataupun lembaga dalam
pencapaian tujuan yang telah dirumuskan serta memegang penuh kendali dalam
mewujudkannya. Untuk itu sukses tidaknya suatu organisasi ataupun pada lembaga
pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung atas
kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim kerja sama agar dengan mudah
dapat menggerakkan sumber daya tersebut, sehingga dapat mendayagunakannya dan
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa
kepemimpinan dalam dirinya. Karena kepemimpinan/leadership sangat berperan penting dalam mengembangkan seluruh
sumber daya yang ada termasuk sumber daya manusia (SDM).
3. Pengertian
Administrasi
Istilah administrasi berasal dari bahasa Inggris
dari kata administration yang berbentuk infinitifnya adalah to
administer. Dengan demikian, secara etimologis admnistrasi dapat diartikan
sebagai kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi, mengelola manusia,
mengelola harta benda kearah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi[8]. Dalam
referensi lain kata administrasi menurut asal katanya berasal dari
bahasa latin ad + ministrae, ad berarti intensif sedangkan ministrae
berarti melayani, membantu, dan memenuhi, jadi tugas utama seorang
adminisatrator adalah memberikan layanan prima[9].
Administrasi
dalam arti sempit merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara
sitematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta memudahkan
memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu sama lain.
Sedangkan administrasi
dalam pengertian yang luas adalah seluruh proses kerja sama orang atau lebih
dalam mencapai tujuan bersama[10].
Faried Ali dalam bukunya mengatakan administrasi adalah kerja sama yang
didasarkan pada esensi eksistensi manusia yang dilandasi moral atau etika
dengan melibatkan sejumlah peralatan dalam mencapai tujuan bersama yang
ditetapkan[11].
Defenisi administrasi menurut para ahli:
a. Leonard D. White (1955)
merumuskan ‘administration is a process common to all group effort public or private, civil or military, large scale or
small scale’ (administrasi adalah suatu proses yang biasanya terdapat
pada semua usaha kelompok baik usaha pemerintah ataupun swasta, sipil atau militer
baik secara besar-besaran ataupun kecil-kecilan)
b. H.A.Simon (1961) ‘administration can be defined as the
activities if group cooperating to accomplish common goals’ (administrasi
dapat didefenisikan sebagai kegiatan kelompok orang-orang yang melakukan
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
c. The Lianag Gie (1965) ‘administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam
segenap usaha kerja
sama sekelompok
manusia untuk mencapai tujuan tertentu’. Defenisi ini
mendapat perubahan (1972) yaitu proses
penyelenggaraan diganti dengan rangkaian penataaan. Kemudian lebih
disempurnakan (1977) yaitu administraasi adalah segenap rangkaian kegiatan
terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai
tujuan tertentu’.
d. S.P. Siagian (1985) ‘administrasi adalah
keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan
pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya’.
e. Parajudi Atmosudirjo (1975) ‘administrasi
adalah pengendalian dan penggerak dari suatu organisasi sedemikian rupa
sehingga organisasi itu menjadi hidup dan bergerak menuju ke tercapainya
segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh administrator yakni kepala organisasi[12].
B.
Manajemen Sebagai Ilmu,
Seni, dan Profesi
1. Manajemen
Sebagai Ilmu
Ilmu (science)
adalah sekumpulan pengetahuan yang telah disistematisasikan, dikumpulkan, dan
diterima menurut pengertian kebenaran
umum mengenai keadaan suatu subjek dan objek tertentu. Science management (manajemen ilmiah) adalah suatu kumpulan
pengetahuan yang disistematisasi, dikumpulkan, dan diterima menurut pengertian
kebenaran-kebenaran universal mengenai manajemen. Scientific management adalah manajemen yang menggunakan ilmu
(science) dan scientific method. Scientific method adalah suatu
pendekatan yang tepat terhadap suatu objek ilmu dan tujuan utamanya ialah untuk
menambah pengetahuan yang sudah ada[13].
Dalam reverensi lain, ilmu adalah suatu pengetahuan
yang teratur dari hal-hal pekerjaan hukum sebab dan akibat, sehingga menjadi
tabiat ilmu, yaitu mencari keterangan tentang kedudukan suatu hal atau masalah
yang berhubungan dengan sebab dan akibatnya. Pengetahuan tidak selamanya dapat
digolongkan ilmu sebab ada pengetahuan atau pengetahuan saja. Di pihak lain,
ada pengetahuan yang diperoleh dengan jalan keterangan dan inilah yang disebut
ilmu. Pengetahuan barulah merupakan tangga pertama bagi ilmu untuk mencari
keterangan lebih lanjut. Karena itu Muhammad Hatta mengemukakan suatu pendapat
bahwa seorang memperoleh pengetahuan tentang sesuatu masalah dengan jalan
keterangan untuk menyusun pikiran guna mengetahui sebab kejadian dan akibatnya
di saat itulah terjadi ilmu pengetahuan. Pengalaman baru menjadi pengetahuan
ilmu, apabila pengetahuan itu disertai dengan pengertian tentang pekerjaan
hukum kausal (sebab akibat) pada masalah yang dialami itu. Masalah menimbulkan
pertanyaan bagaimana duduknya dan sebabnya. Manajemen termasuk sebagai ilmu karena
memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
1)
Tersusun secara
sistematis dan teratur.
2)
Objektif
rasional sehingga dapat dipelajari.
3)
Menggunakan
metode ilmiah.
4)
Mempunyai
prinsip-prinsip tertentu.
5)
Dapat dijadikan
suatu teori[14].
Scientific
manager ialah manajer yang menggunakan science dan scientific method
dalam usaha memimpin kegiatan-kegiatan bawahannya melalui fungsi-fungsi
manajemen[15].
2. Manajemen
Sebagai Seni
Seni (art)
adalah sesuatu kreativitas pribadi yang kuat dan disertai keterampilan. Science mengajarkan kepada orang suatu
pengetahuan, sedangkan art (seni)
mendorong orang untuk berpraktek. Seni manajemen meliputi kecakapan untuk
melihat totalitas dari bagian-bagian yang terpisah dan berbeda-beda, kecakapan
untuk menciptakan sesuatu gambaran tentang visi tertentu, kecakapan untuk
menyatukan visi tersebut dengan skills (keterampilan)
atau kecakapan yang efektif[16].
Kalau ilmu memusatkan perhatian pada suatu objek
tertentu sehingga ilmu bersifat memilih. Lain halnya dengan seni, menurut Mohammad
Hatta seni memperhatikan keindahan, mencari harmoni (persatuan) dalam alam.
Ilmu mengajarkan untuk mengetahui sesuatu, sedang seni mengajarkan bagaimana
melakukan sesuatu[17].
Manajer adalah seorang ilmuan dan sekaligus seniman,
yang mengandalkan diri pada ilmu, ia pun harus mempunyai “firasat, keyakinan-keyakinan,
kreativitas” dan menguasai cara-cara “penerapannya”. Karena itu seorang yang
mempunyai pengetahuan luas tentang manajemen bisa saja gagal dalam melaksanakan
tugasnya sebagai seorang manajer yang kompeten, jika ia kurang menguasai art of management (seni manajemen).
Perbedaan antara Science dan Art :
Science/ilmu
1)
Berkembang
secara teoretis
2)
Membuktikan
3)
Meramalkan
4)
Memberikan
defenisi
5)
Memberikan
kepastian/ukuran
Art/seni
1)
Berkembang
secara praktis
2)
Merasa
3)
Menerka
4)
Menguraikan/mengajarkan
5)
Memberikan
pendapat
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu
mengajarkan kita tentang sesuatu, sedangkan seni/art mengajarkan kita bagaimana sesuatu hal dilakukan[18].
3. Manajemen Sebagai
Profesi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) disebutkan
profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan dsb.) tertentu. Pigor (1950), juga Hunderson (1980), maupun Pollet (1959) dalam definisi
mereka menyatakan bahwa:
a)
Suatu jabatan,
supaya dapat disebut suatu profesi, maka jabatan itu harus berdasarkan pada
suatu wadah ilmu pengetahuan yang sistimatis dan pelaksanaannya menuntut
kecerdasan dan keahlian guna pemecahan berbagai masalah yang sulit. Suatu profesi,
menuntut waktu yang lama untuk persiapan spesialisasi dan berdasarkan pada
suatu latar belakang pendidikan yang luas
b)
Suatu profesi,
selalu membukakan kesempatan dan menyediakan waktu bagi anggota-anggotanya
untuk mengikuti latihan-latihan guna peningkatan dan penyegaran pengetahuan
mereka. Latihan-latihan itu bersifat terus menerus.
c)
Suatu profesi
menghendaki penelitian dan penyelidikan secara ilmiah, berkelanjutan[19].
Karena itu,
nyatalah bahwa manajemen mempunyai sifat profesi. Pertama, sudah dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang
sudah tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui
lembaga pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan khusus yang
dibutuhkan dan kecakapan untuk mempergunakan kemampuan manajer yang kompeten.
Kedua,
pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan, manajemen dipakai untuk “Memerintah,
membimbing dan menasehati lainnya,” meskipun dapat dilakukan oleh kebanyakan
manjer dan para ahli teori manajemen tidak dapat diterapkan secara utuh pada
semua situasi, pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas yang cukup
tinggi. Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang berbunyi “Pujilah
di depan umum dan keritiklah secara pribadi,” umumnya sangat berhasil, walaupun
kadang-kadang tidak demikian halnya.
Ketiga,
manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian sehingga ia berhasil
mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan karena favoritisme atau
faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya.
Sayangnya ada juga sejumlah manajer yang memperoleh posisi kemanajeran mereka
karena hubungan mereka dengan orang-orang penting tertentu atau karena
faktor-faktor yang sama sekali tidak berkaitan dengan pekerjaan mereka. Di
samping itu tidak ada standar objektif yang disepakati bersama yang dapat
digunakan untuk menilai kinerja manajer. Karena kompleksitasnya faktor-faktor
yang berkaitan dengan pekerjaan manajer, maka adalah lebih sulit untuk menilai
manajer dibanding menilai misalnya: guru, bidan, polisi, dan profesi lainnya.
Akhirnya, para
profesional pula dituntut oleh suatu kode etik yang harus ditaati sepenuhnya,
yang melindungi klien mereka. Karena profesional memang ahli dalam suatu bidang
tertentu, para klien sangat tergantung pada mereka dan sebagai akibatnya, para
profesional berada pada posisi yang sangat renta[20].
Manajemen adalah
sebuah profesi, tetapi menurut kriteria yang lain, tidak demikian sekarang ini
dapat dilihat berbagai indikasi yang menunjukkan bahwa manajemen, sedang
mengarah pada kecenderungan meningkatnya profesionalisme baik dalam dunia
bisnis maupun pada organisasi perusahaan, organisasi non profit/nirlaba.
Nampaknya, tekanan sosial yang berlangsung sekarang dapat mengundang munculnya
kesadaran akan timbulnya standar etik yang baku. Perkembangan pendidikan formal
di dalam sekolah-sekolah manajemen dan program pengembangan eksekutif akan
menyebar luaskan suatu kumpulan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan yang
merupakan tanda resmi bagi profesional[21].
C.
Tujuan, Filsafat, dan
Konsep 6M
1. Tujuan Manajemen
Tujuan
adalah sesuatu hasil yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Tujuan yang
dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana, karena itu hendaknya tujuan
ditetapkan “jelas, realistis, dan cukup menantang” untuk diperjuangkan
berdasarkan pada potensi yang dimiliki. Jika tujuan jelas, realistis, dan cukup
menantang maka usaha-usaha untuk mencapainya cukup besar. Sebaliknya, jika
tujuan ditetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk maka motivasi untuk
mencapainya rendah. Jadi, semangat kerja karyawan akan termotivasi, kalau
tujuan ditetapkan jelas, realistis, dan cukup menantang untuk dicapainya.
Setiap
kegiatan yang dilakukan manusia diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan
seperti kita ketahui tujuan dalam manajemen sangat penting karena tujuan
tersebut dapat :
1)
Terwujudnya suasana kerja yang
aktif, inobvatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna bagi para
karyawan atau anggota.
2)
Terciptanya karyawan atau anggota
yang aktif mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
3)
Tercapainya tujuan yang lebih
efektif dan efisien dalam sebuah organisasi.
4)
Terbekalinya tenaga profesional
dengan teori tentang proses dan tugas administrasi kepemimpinan (tertunjangnya
profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen).
Berdasarkan tujuan tersebut dapat
dipahami bahwa manajemen memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan sejak awal. Kesimpulannya bahwa tujuan merupakan hal
terjadinya proses manajemen dan aktivitas kerja, tujuan beraneka macam, tetapi
harus ditetapkan secara jelas, realistis, dan cukup menantang berdasarkan
analisis data, informasi, dan pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada.
Kecakapan manajer dalam menetapkan tujuan dan kemampuannya memanfaatkan
peluang, mencerminkan tingkat hasil yang dapat dicapainya.
2.
Filsafat
Manajemen
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas philein dan spohia. Philein artinya cinta dan
spohia berarti kebijakan. Filsafat berarti cinta kebijakan. Filsafat juga
berarti hasrat, kemauan, atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran
sejati. Jadi, pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang
mengkaji hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Ilmu pengetahuan
tentang hakikat menanyakan apa hakikat/sari/inti/esensial segala sesuatu[22].
Hasibuan dalam bukunya mengatakan filafat manajemen
adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar atau basis
yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah manajer/pemimpin.
Filsafat merupakan kepercayaan, pegangan manajer/pemimpin dalam perjalanan
menuju tujuan yang hendak dicapai. Dengan nilai-nilai yang terkandung seperti:
kepribadian, kebenaran, rasa tanggung jawab, persaudaraan, dan lain-lain[23].
Filsafat manajemen adalah bagian terpenting dari
pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan
pemecahan masalah manajerial. Filsafat
manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Dalam
filsafat manajemen, terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan
keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan
efektivitas dalam pekerjaan manajemen. Untuk merealisasikan tujuan, diperlukan
beberapa faktor penunjang sehingga merupakan kombinasi terpadu, baik menyangkut
individu maupun kepentingan umum.
Menurut Davis dan Filley dalam Ukas
( 1978) terdapat faktor- faktor dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan
dan memiliki hubungan saling ketergantungan
satu sama lain dalam mencapai tujuan. Faktor-faktor dasar tertentu
meliputi hal- hal berikut:
1) Kepentingan
umum
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus
terlihat adanya cerminan deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan
pemilik, manajer, para bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
2) Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi,
baik organisasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak
bertujuan mencari laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam
tiga bentuk, yaitu tujuan utama, tujuan kedua, tujuan tambahan.
3) Pimpinan
pelaksana
Pimpinan pelaksana adalah individu yang memberikan kepercayaan untuk
memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah diberikan
kepadanya.
4) Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau
menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta
memberikan arah kemana organiasi
tersebut akan dikemudikan.
5) Fungsi
Fungsi adalah aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.
Setiap organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan yang akan
dicapai.
6) Faktor dasar
Faktor dasar memiliki faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa
alam, tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada
dalam penyelenggaraan organisasi.
7) Struktur
organisasi
Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukan hubungan kerja antara
manajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan otoritas
dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/mempertanggung-jawabkan
(accountability).
8) Prosedur
Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan tertentu.
9) Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang
menentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dan pengoperasikannya dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan akhir[24].
3.
Konsep 6M
Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen, Dasar,
Pengertian dan Masalah mengatakan unsur-unsur manajemen biasanya dirumuskan
dengan 6 M yaitu:
1) Man, tenaga
kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif (tenaga ahli yang menguasai
manajemen dengan baik yang dapat mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan
fungsi organik manajemen yaitu merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
mengkoordinir dan mengawasi) maupun tenaga kerja operatif (tenaga terampil yang
menguasai bidang pekerjaannya).
2) Money, uang
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Metodhe, cara-cara
yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan.
4) Materials, bahan-bahan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Machines, mesin-mesin
atau alat-alat yang diperlukan/dipergunakan untuk mencapai tujuan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Manajemen
berasal dari kata to manage yang
artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan
urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Leadership atau dalam bahasa Indonesia adalah kepemimpinan, menurut Nawawi
(1994: 82), adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan
mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. merupakan segala daya dan upaya bersama untuk
menggerakkan semua sumber dan alat yang tersedia dalam suatu organisasi. Admnistrasi dapat diartikan sebagai
kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi, mengelola manusia,
mengelola harta benda kearah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi.
2. Manajemen
termasuk sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
1)
Tersusun secara
sistematis dan teratur.
2)
Objektif
rasional sehingga dapat dipelajari.
3)
Menggunakan
metode ilmiah.
4)
Mempunyai
prinsip-prinsip tertentu.
5)
Dapat dijadikan
suatu teori
Manajer
adalah seorang ilmuan dan sekaligus seniman, yang mengandalkan diri pada ilmu,
ia pun harus mempunyai “firasat, keyakinan-keyakinan, kreativitas” dan
menguasai cara-cara “penerapannya”. Karena itu seorang yang mempunyai
pengetahuan luas tentang manajemen bisa saja gagal dalam melaksanakan tugasnya
sebagai seorang manajer yang kompeten, jika ia kurang menguasai art of management (seni manajemen). Manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian
sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan
karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan
jabatan yang dipangkunya.
3. Manajemen
memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak
awal. filafat
manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar
atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah
manajer/pemimpin. Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen, Dasar,
Pengertian dan Masalah mengatakan unsur-unsur manajemen biasanya dirumuskan
dengan 6 M yaitu: man, money, metodhe,
materials, machines, and market.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Faried, Teori
dan Konsep Administrasi dari Pemikiran Paragmatik Menuju Redefinisi, Jakarta:
Rajawali Pers, 2011
Blogspot (On-line), 2013, Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan, (On-line) (http://www.leoasratekf17.blogspot.co.id),
diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.
Firman, 2013 (On-line), Manajemen Sebagai Ilmu Seni dan Profesi, (http://www.fir-man25.blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.
Hasibuan, H. Malayu S.P., Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet. VI, Jakarta: Bumi
Aksara, 2007
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah, Cet. IV, Jakarta: CV.
Haji Masagung, 1989
Marno, Triyo Supriyatno, Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika Aitama, 2008
Wijayanti, Utami, 2014 (On-line), Filsafat Manajamen, (http://www.utamiwijayanti12.-blogspot.co.id)
(On-line), diakses pada Sabtu, 19 Maret 2016.
Wordpress (On-line), 23 Mei 2011, Kepemimpinan, Manajemen, Administrasi, dan
Organisasi Pendidikan, (On-line) (http://www.wordpress.com),
diakses pada Jum’at, 18 Maret 2016.
[1] H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah,
(Cet. VI, Ja-karta: Bumi Aksara, 2007), h. 1
[2] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah,
(Cet. IV, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989), h. 21
[3] H. Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 1-2
[4] Marno, Triyo Supriyatno, Manajemen
dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika Aitama, 2008, h. 1
[5] H. Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 2
[6] Wordpress (On-line), 23 Mei
2011, Kepemimpinan, Manajemen,
Administrasi, dan Organisasi Pendidikan, (On-line) (http://www.wordpress.com), diakses pada Jum’at, 18 Maret
2016.
[7] H. Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 43
[8] Wordpress (On-line), 23 Mei 2011,
loc. cit
[9] Blogspot (On-line), 2013, Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan, (On-line) (http://www.leoasratekf17.blogspot.co.id), diakses pada Sabtu, 19 Maret
2016.
[10] Wordpress (On-line), 23 Mei
2011, loc. cit
[11] Faried Ali, Teori dan Konsep Administrasi dari Pemikiran Paragmatik Menuju Rede-finisi,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 23 & 25
[12] Blogspot (On-line), loc. cit
[13] H. Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 14
[14] Firman, 2013 (On-line), Manajemen Sebagai Ilmu Seni dan Profesi, (http://www.fir-man25.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu,
19 Maret 2016.
[15] H. Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 15
[16] Ibid, h. 15
[17] Firman, 2013 (On-line), loc. cit,
[18] H. Malayu S.P. Hasibuan, loc. cit,
[19] Firman, 2013 (On-line), loc. cit
[20] Ibid,
[21] Ibid,
[22] Utami Wijayanti, 2014 (On-line),
Filsafat Manajamen, (http://www.utamiwijayanti12.-blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu,
19 Maret 2016.
[23] Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 20
[24] Utami Wijayanti, 2014 (On-line),
op. cit,
[25] Malayu S.P. Hasibuan, op. cit, h. 21
No comments:
Post a Comment