BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Terdapat
berbagai macam bukti yang telah di perlihatkan oleh Allah atas kekuasaannya,
akan tetapi masih banyak dari kalangan manusia yang lalai atas perintahnya
sebagai khalifah fil ardh, mereka cenderung memikirkan kehidupan yang bersifat
duniawi semata atau lebih menuruti hawa nafsu untuk kepentingan dunia saja.
Selanjutnya, didalam makalah ini
kami akan membahas tentang firman Allah yang menunjukkan bukti-bukti akan
kebesaran-Nya yang dijelaskan didalam Qs. al- Hasr, Qs. al- Ruum, Qs.
Fushshilat. Didalam ayat tersebut telah dijelaskan betapa agungnya Allah dengan
segala kebesarannya yang telah menciptakan makhluknya dengan penciptaan yang
sempurna, memberikan rizki yang terus mengalir seperti air, maka tidaklah pantas
ketika kita sebagai makhluk ciptaannya berani menyekutukannya dengan menyembah
tuhan yang lain selain Dia.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang diatas, makadapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
penafsiran tentang Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24?
2.
Bagaimanakah
penafsiran tentang Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25?
3.
Bagaimanakah
penafsiran tentang Qs. Fushshilat (41): ayat 9-12?
C.
Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah agar baik penulis maupun pembaca dapat dengan
mudah memahami tentang ayat-ayat yang menjelaskan tentang Tuhan dan tentang
kekuasaannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Tafsir Qs.
Al- Rum (30): ayat 20-25
Qs. Al- Rum
ayat 20-21:
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& Nä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? ¢OèO !#sÎ) OçFRr& Öt±o0 crçųtFZs? ÇËÉÈ ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøs9Î) @yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨uq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇËÊÈ
20. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi)
manusia yang berkembang biak.
21. Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Dalam
penafsiran ayat ini menunjukkan bahwa Allah memperlihatkan kebesaran dan
kekuasaannya melalui penciptaan adam dari tanah seperti di dalam Firman-Nya : خَلَقَكُمْ
مِنْ تُرَابٍ Ayat ini
seakan menyatakan bahwa bukti kekuasaan Allah adalah Dia mampu menciptakan asal
mula kejadian seseorang dari tanah yang diketahui tidak memiliki unsur
kehidupan. kemudian tanpa diduga dapat berkembang biak secara luas bertebaran
di bumi.[1]
Kemudian ayat selanjutnya yaitu ثُمَّ إِذَا
أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ kemudian
tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”. Dalam hal
ini manusia mengalami proses peralihan yang sangat hebat dari awalnya yang
berasal dari tanah menjadi setyetes air mani yang kemudian mencapai tahap
berkembang biak seperti yang disebutkan dalam Qs. al-Hajj (22): 5.
Setelah penjelasan ayat tentang penciptaan manusia sampai pada perkembangannya,
maka pada ayat selanjutnya,
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ
أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Ayat ini menjelaskan tentang perkembangbiakan manusia serta bukti kekuasaan dan
rahmat Allah , ayat ini melanjutkan pembuktian Allah yang lalu dengan
menyatakan bahwa : dan juga di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah
Dia menciptakan untuk kamu secara khusus pasangan-pasangan hidup suami atau
istri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang dan tentram kepadanya, dan
dijadikan diantara kamu mawaddah dan rahmat sesungguhnya yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir tentang kekuasaan dan
nikmat Allah.[2]
Ayat
tersebut berkaitan dengan Firman Allah dalam (Qs. Al-A’raf: 189). Yaitu, Allah
menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam bagian kiri. Kemudian di antara rahmat
Allah kepada manusia adalah menjadikan pasangan mereka dari jenis-jenis mereka
sendiri serta menjadikan perasaan cinta dan kasih sayang diantara keduanya. Dan
hal demikian itu hanya terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mau berfikir.
Ayat 22-23
وَمِنْ
آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ
وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ (٢٢) وَمِنْ آيَاتِهِ
مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (٢٣)
(22) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.
Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang mengetahui.
(23) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
Setelah Allah SWT menjelaskan
tentang bukti-bukti keberadaan-Nya melaluipencptaan manusia, kemudian Allah
menjelaskan bukti-bukti yang berada di alam semesta seperti perbedaan warna
kulit dan bahasa yang sangat banyak jumlahnya. Padahal mereka berasal dari
keturunan yang sama. Kemudian bukti keberadaan Allah melalui apa yang
disaksikan, misalnya, orang yang tertidurpulas pada waktu malam hari, aktivitas
yang sangat padat dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dari penggalan ayat وَمِنْ
آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ menyatakan
bahwa bukti keberadaan dan kekuasaan allah yaitu dengan diciptakannya langit
yang dipenuhi oleh banyak benda-benda langit seperti bintang, bulan, dan
planet- planet yang lainnya. Kemudian penciptaan bumi yang didalamnya terdapat
gunung-gunung, lembah-lembah, laut-laut, padang pasir dan yang lainnya.
Kemudian pada penggalan ayatوَاخْتِلافُ
أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ yang menjelaskan
bahwa bahasa yang kita miliki berbeda antara satu dengan yang lainnya sampai
tidak ada batasnya. Ada yang berbahasa Arab, inggris, prancis, Hindustan, cina
dan lain-lain yang tidak diketahui jumlahnya kecuali hanya Allah yang
mengetahuinya. Serta berbeda-beda jenisnya yang mampu membedakan antara yang
satu dengan yang lainnya. Dan ayat إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ bahwa yang demikian itu hanyalah
bagi orang-orang berilmu yang mau memikirkan tentang makhluk ciptaan Allah.
Bahwa semua yang diciptakan tidak ada yang sia-sia, tetapi dapat di ambil
pelajaran bagi orang-orang yang mau berfikir.
وَمِنْ
آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
Dalam penciptaan langit dan bumi
dengan system malam dan siang. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah tidurmu di waktu malam dan siang” yang dapat mencapai istirahat dan
ketenangan untuk menghilangkan rasa lemah dan lelah. Kemudian dengan “usahamu
mencari sebagian dari karunia-Nya” atau rizki disiang hari, hal ini sejalan
dengan Qs. an-Naba’(78):10-11. Secara umum malam adalah waktu untuk
beristirahat akan tetapi, tidak menutup kemungkinan malam juga digunakan untuk
istirahat dan mencari rizki, dan di waktu siangpun bisa dilakukan
kedua hal demikian.
Ayat 24-25:
وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا
وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٢٤) وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ
السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ
إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ (٢٥)
(24)Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia
memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan
Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
(25)Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil
kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).[3]
Ayat ini
berbicara tentang sebagian apa yang dapat dilihat di angkasa. Yaitu
potensi adanya aliran listrik pada awan. Allah berfirman: Dan diantara
tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia memperlihatkan kilat kepada
yakni cahaya yang berkelebat dengan cepat dilangit untuk menimbulkan
ketakutan, dan memberikan harapan bagi turunnya air hujan bagi yang berada
di darat, dan Dia menurunkan air hujan dari langit yaitu awan lalu
menghidupkan bumi dengannya air itu sesudah matinya, yaitu
setelah gersang dan tandusnya tanah di bumi. Sesungguhnya yang demikian itu
sangat menakjubkan dan terdapat tanda-tanda kekuasaan allah seperti
menghidupkan bumi yang telah mati, tanda-tanda tersebut bermanfaat bagi kaum
yang berakal yang memikirkan dan merenungkannya.
Kemudian
Allah berfirman: وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ
وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya,” seperti firman-Nya
(Qs. Fatir:41) yaitu “sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan
lenyap.” yaitu tegak dan kokoh dengan perintahnya. kemudian, ketika hari
kiamat, bumi akan diganti dengan bumi dan langit yang lain, serta keluarlah
orang-orang yang mati dari kuburnya dalam keadaan hidup dengan perintah Allah
dan seruan-Nya kepada mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman:
ثُمَّ إِذَا
دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ
”Kemudian
apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu
keluar (dari kubur).”
B.
Tafsir Qs.
Al- Hasyr (59): ayat 22-24
Adapun
tafsir surat al-Hasyr adalah sebagai berikut:
Ayat 22:
هُوَ اللهُ الَّلذِيْ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ, عَالِمُ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ, هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ.
“Dia-lah
Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang”
Al-baqaa’i berkomentar هُو pada ayat bahwa Dia yang wujud-Nya
dari zat-Nya sendiri sehingga Dia sama sekali tidak disentuh oleh ‘adam
(ketiadaan) dalam bentuk apapun.
Kata اللهُ juga
sepintas tidak diperlukan lagi karena kata هُو telah menunjukkan kepada-Nya. Akan
tetapi ini agaknya untuk menggambarkan semua sifat-sifat-Nya, karena kata Allah
menunjukkan kepada Zat yang wajib wujud-Nya itu dengan semua sifat-Nya, baik
sifat Zat maupun Fi’il. Dan apabila kita menyebut Allah apa yang kita ucapkan
telah mencakup semua nama-nama-Nya, sedangkan apabila diucapkan nama-Nya yang
lain misalnya ar-Rahiim atau al-Maliik itu hanya menggambarkan sifat rahmat atau sifat kepemilikan-Nya saja.
Sesungguhnya
tidak ada Tuhan selain Dia. Segala sesuatu yang disembah selain Dia, baik itu
pohon, batu, berhaka, maupun malikat adalah bathil. Dia mengetahui segala
makhluk yang nyata bagi kita dan yang gaib. Tidak ada sesuatupun yang
tersembunyi bagi-Nya, baik di langit maupun di bumi. dia mempunyai rahmat yang
luas dan meliput segala makhluk, dia-lah yang Maha rahman di dunia dan rakhiim
di dunia dan akhirat. [4]
Ayat 23:
هُوَ الله الَّلَذِيْ لَا اِلهَ اِلَّا هُوَ, اَلْمَلِكُ
القُدُّوْسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبّارُ
الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ.
“Dia-lah
Allah yang tiada tuhan selain Dia, Raja yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera,
Tang mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, yang
memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”.
Dalam ayat ini disebutkan sifat-sifat Allah, dan ayat
di atas kembali mengulangi penggalan awal ayat yang lalu dengan
menyatakan Dia Allah yang tiada tuhan selain Dia, Dia adalah malik, Maha
pemilik segala sesuatu dengan sebenarnya lagi maha raja, al-Quddus, Maha suci
dari segala kekurangan dan segala yang tidak pantas, as-Salaam, maha damai dan
Sejahtera, al-Mu’miin, Maha Mengaruniakan keamanan, al-Muhaimin, Maha memelihara
dan Maha Mengawasi, al-Aziiz Maha Agung, al-Jabbar, Maha perkasa, al-Mutakabbir
Maha tinggi, Maha suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.
Dalam kata اَلْمَلِكُ yang mengandung arti penguasaan
terhadap sesuatu yang disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya. اَلْمَلِكُ yang biasa diterjemahkan dengan raja
adalah yang menguasai dan menangani perintah dan Larangan, anugerah dan
pencabutan.
Ayat 24:
هُوَ اللهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ
الْاَسْمَاءُ الْحُسْنَى, يُسَبِّحُ لَهُ فِى السَّموتِ وَ الْاَرْض, وَهُوَ
الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ.
“Dia-lah
Allah Yang Menciptakan. Yang Mengadakan, Yang membentuk rupa, Yang mempunyai
nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di
bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Bijaksana”.
Bahwasanya الْخَالِقُ yang berarti menetapkan , sedangkan الْبَارِئُ
berarti
melaksanakan dan melahirkan apa yang telah ditetapkan ke alam wujud, Dan tidak
setiap yang mampu menetapkan dan menyusunnya itu mampu pula untuk
melaksanakannya atau mewujudkannya kecuali Allah SWT, yaitu Rabb yang jika
menghendaki sesuatu, maka Dia cukup dengan mengucap “Jadilah” maka jadilah
sesuai dengan bentuk yang dikehendaki-Nya, seperti dalam Firman-Nya:
في اي صُوْرَة مَآشَآءَ رَكبك
“ Dalam
bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (al-Infitar,82;
8)
Oleh karena itu Allah disebut الْمُصَوِّرُ
yakni melaksanakan atau mewujudkan apa yang hendak diwujudkan melalui bentuk
yang dikehendaki. Sedangkan penafsiran dari لَهُ
الْاَسْمَاءُ الْحُسْنَى ini
dikemukakan dalam hadits dari Abu hurairah yang terdapat dalam kitab ash-shahihain,
yang artinya:
“Sesungguhnya
Allah Ta’ala menpunyai 99 nama seratus kurang satu. Barangsiapa dapat
menghitungnya (menghafal dan mengamalkannya), maka dia akan masuk surga. Dan
Allah itu ganjil, menyukai yang ganjil.”
C.
Tafsir Qs.
Fushshilat (41): ayat 9-12
Adapun
tafsir surat Fushilat adalah sebagai berikut:
Ayat 9:
قُلْ اَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُوْنَ بِاالَّلَذِي خَلَقَ
الْاَرْضَ فِى يضوْمَيْنِ وَتَجْعَلُوْنَ لَهُ اَنْدَادَا, ذلِكَ رَبُّ
الْعَالَمِيْنَ
“Katakanlah,
“Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa
dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itulah Tuhan
semesta alam”
Setelah ayat-ayat ini mengecam kaum musyrikin, baik
menyangkut sikap mereka mempersekutukan Allah maupun penolakan tentang keniscayaan
kiamat dan kedurhakaan lainnya, ayat diatas menjelaskan betapa buruknya sikap
mereka sekaligus memaparkan betapa kuasanya Allah SWT. Ayat di atas
memerintahkan kepada nabi Muhammad bahwa: katakanlah juga kepada kaum musyrikin
itu :” sesungguhnya mengherankan sikap kamu apakah patut kamu terus menerus
kafir kepada Allah yang menciptakan planet bumidalam 2 hari dan bukan hanya itu
, tetapi bersamaan dengan kekufuran itu kamu juga mengadakan sekutu-sekutu
bagi-Nya. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itulah Tuhan pengendali
dan pemelihara alam semesta.
Ayat 10:
جَعَلَ فِيْهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَ بَارَكَ
فِيْهَا وَ قَدَّرَ فِيْهَا اَقْوَاتَهَا فِيْ اَرْبَعَةِ اَيَّامٍ, سَوَاءً
لِّلسَّائِلِيْنَ. َ
“Dan Dia
menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia memberkahinya
dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam 4 masa.
(penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.
Dan Dia menjadikan pada bumi itu gunung-gunung yang
kokoh yang menjulang tinggi ke atasnya, sedang pokoknya ada dalam tanah yaitu
lapisan batu api. Dari lapisan inilah gunung-gunung muncul. Jadi, gunung-gunung
tersebut berpangkal jauh di dalam tanah, sama melewati semua lapisan hingga
sampai ke llapisan yang pertama, yaitu lapisan batu api yang sekiranya jika
tidak ada lapisan ini maka bumi ini takkan menjadi tanah dan tak bisa menjadi
tempat tinggal.
(بَارَكَ
فِيْهَا وَ )
Dan Allah
menjadikan gunung-gunung tersebut penuh berkah dengan banyaknya kekayaan di
sana serta bahan-bahan yang bermanfaat.
(وَ قَدَّرَ
فِيْهَا اَقْوَاتَهَا) dan Allah menentukan kadar
bahan-bahan makanan bagi penduduk-penduduk gunung yang sesuai dengan keadaan
masing-masing daerah, berupa makanan, pakaian, dan tumbuh-tumbuhan agar
kehidupan menjadi makmur dan urusan dunia teratur.
Sesungguhnya diterangkan dalam ayat bahwa terjadinya
penciptaan bumi, penciptaan gunung-gunung yang kokoh di muka bumi serta
ditentukannya kadar makanan adalah dalam empat tahapan: satu tahap untuk
memadatkan materi bumi setelah asalnya berupa gas, setahap lagi untuk
menyempurnakan lapisan-lapisan bumi, setahap lagi untuk menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan dan setahap lagi untuk pembentukan binatang.
Ayat 11:
ثُمَّ اسْتَوَى اِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ
لَهَا وَ لِلْاَرْضِ ائتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًا, قَالَتَا اَتَيْنَا
طَائِعِيْنَ .
“Kemudian
Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap. Lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi “ Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa” keduanya menjawab, “ kami datang
dengan suka hati”
Langit adalah zat dalam bentuk gas yang mirip dengan
asap atau awan atau kabut. Penciptaan bumi dan langit ini tidak hanya dalam
satu tahap, tetapi dengan beberapa tahap saja, sesuai dengan hikmat dan urutan.
Sedangkan sebagai kitab suci al-Qur’an cukup mengatakan Allah telah menciptakan
bumi dalam dua tahapan sedang menciptakan apa-apa yang ada datasnya dalam dua
tahapam pula, termasuk dalam menciptakan 7 langit.
Ayat 12:
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَموَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَاَوْحى
فِيْ كُلِّ سَمَآءٍ اَمْرَهَا, وَزَيَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ,
وَ حِفْظًا, ذلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ.
“Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan
yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”
Allah menciptakan 7 langit dengan penciptaan tanpa
contoh sebelumnya dan merupakan urusan langit itu dalam 2 tahapan dan Allah
menghiasi langit dengan bintang-bintangyang bercahaya cemerlanag lampu-lamu,
binatang-binatang itu sekalipun tinggi rendahnya berbeda namun seluruhnya dapat
terlihat cemerlang. Sesungguhnya itu semua merupakan keentuan dari Allah yang
Maha perkasa, yang mengalahkan segala sesuatu, menundukkan dan memaksanya, lagi
maha mengetahui tentang gerakan-gerakan seluruh makhluk baik yang nampak maupun
tidak. [5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari ketiga ayat diatas (Ar-Rum,
Al-Hasyr, As-Sajadah) kami pemakalah menyimpulkan bahwa pada dasarnya,
memiliki pengertian, dan pembahasan yang sama yaitu mengenai kekuasaan,
keesaan Allah, dan mengenal Asma dan sifat Allah.
Selain itu dijelaskan pula tentang kasih
dan sayang yang tersebut didalam surat Ar-Rum setiap laki-laki yang sehat dan
perempuan yang sehat senantiasa mencari teman hidup yang disertai keinginan
menumbuhkan kasih sayang disertai kepuasan bersetubuh, atau menumbuhkan cinta
keduah belah pihak.
Dan pada As-sajadah dijelaskan pula
tentang kehinaan yang menimpah orang-orang kafir, di akherat dan mereka pada
waktu itu diminta supaya di kembalikan saja kedunia untuk bertobat dan berbuat
kebaikan tetapi keinginan ini ditolak. Keinginan kaum musrik terhadap hari
berbangkit dan mereka menganggap hal itu mustahil. Jadi, maksud ketiga
ayat diatas yaitu menumbuhkan tentang kebesaran Allah swt yang dibuktikan
dengan tanda, tanda yang ia kirimkan kepada mahluk dan alam seluruh jagat raya,
dan tak ada satupun mahluk yang mengingkarinya.
B.
Saran
Untuk pembaca maupun penulis sebaiknya jangan hanya dapat membaca
makalah ini, namun juga dapat mengamalkan apa yang telah dituliskan
DAFTAR PUSTAKA
Bin Muhammad, Abd, Tafsir Ibnu
Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2008
No comments:
Post a Comment