Sumberku Makalah - MAKALAH TENTANG MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH - Sumberku Makalah

Sumberku Makalah

Sumberku Makalah merupakan blog milik Imron Nur Huda yang merupakan salah seorang alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu tahun 2018 yang kini telah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Dimana di dalamnya berisi tentang makalah-makalah yang notabenenya merupakan tugas kuliah dari sang pemilik blog beserta teman-temannya.

Post Top Ad

Responsive Ads Here

 





Sumberku Makalah - MAKALAH TENTANG MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Sumberku Makalah - MAKALAH TENTANG MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Share This


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dalam waktu yang relatif singkat, makalah yang berjudul “Manajemen Berbasis Sekolah” terselesaikan dengan baik.
Adanya makalah ini tentu saja melibatkan bantuan dari berbagai pihak.Untuk itu,kami ucapkan terimakasih kepada:
1.      Orang tua yang telah mendo’akan, membimbing, dan memberikan motivasi agar kami senantiasa rajin dalam menuntut ilmu.
2.      Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd sebagai dosen Manajemen Sekolah Efektif yang telah memberikan tugas dan memberikan arahan.
3.      Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.

            Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf  jika terjadi salah penulisan pada makalah ini.


Palu,  08 Mei 2017
Penyusun,


KELOMPOK III





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                             i
DAFTAR ISI                                                                                                             ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                        1                                     
A.    Latar Belakang                                                                                                1
B.     Rumusan Masalah                                                                                           2
C.     Tujuan                                                                                                             2
BAB II PEMBAHASAN                                                                                          3
A.    Dasar dan Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah.......................................      3
B.     Prinsip-prinsip dan Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah...............      5
C.     Faktor Pendukung Keberhasilan Manajemen Bebasis Sekolah..................... 9
D.    Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Penerapan MBS............      10
BAB III PENUTUP                                                                                                  12
Kesimpulan                                                                                                           12
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Fakta yang sekarang ini menyatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Hal ini mempunyai dampak yang sangat besar bagi majunya kehidupan masyarakat dalam  segala aspek bidang kehidupan.
Untuk menciptakan masyarakat yang maju, maka yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah bagaimana mewujudkan pendidikan yang bermutu yang pada akhirnya mencapai tujuan. Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas.
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah atau MBS. Hal ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa MBS merupakan pemikiran ke arah pengelolaan pendidikan yang  memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas. Dengan demikian, mahasiswa calon guru Sekolah Dasar semestinya dapat memahami penerapan MBS sebagai bekal ketika berada di sekolah nantinya.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa dasar dan tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ?
2.      Apa prinsip-prinsip dan karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)?
3.      Apa faktor Pendukung Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah?
4.      Bagaimana Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Penerapan (MBS) ?



C.  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui dasar dan tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
2.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah MBS.
3.      Untuk mengetahui faktor pendukung keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah.
4.      Untuk mengetahui strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).























BAB II
PEMBAHASAN

A.      Dasar dan Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
Secara leksikal manajemen berbasis sekolah berasal dari tiga kata yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris “Management” yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan, dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, kata ini diartikan sebagai proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik dan informasi guna mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efisien dan efektif atau proses dengan mana pelaksanaan dari pada suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Manajemen juga berarti keterampilan dan kemampuan untuk memperoleh hasil melalui kegiatan bersama orang lain dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.[1]
Kata berbasis adalah akar kata dari kata basis yang berarti dasar, pokok dasar atau pangkalan.[2] Sedang sekolah adalah salah satu institusi manusia terpenting tempat proses belajar mengajar berlangsung. Lembaga ini mengajar anak didik membaca, menulis, dan keterampilan dasar lainnya yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.[3]
MBS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pengelolaan sekolah dalam rangka desentralisasi pendidikan yang memberikan kewenangan lebih luas kepada sekolah untuk mengambil keputusan mengenai pengelolaan sumber daya pendidikan sekolah (manusia, keuangan, material, metode, teknologi, wewenang dan waktu) yang didukung  dengan partisipasi yang tinggi dari warga sekolah, orang tua, dan masyarakat, serta sesuai dengan kerangka kebijakan pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam penjelasan pasal 51, ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan manajemen berbasis sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan yang dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah dalam mengelola kegiatan pendidikan. Sedangkan otonomi yang dimaksud merupakan bentuk dari desentralisasi yang bersifat relatif dan mengacu kepada perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, baik di tingkat nasional maupun di daerah.[4]
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa MBS adalah manajemen sekolah yang memberikan kewenangan lebih luas kepada pengelola sekolah secara otonom dan partisipatif untuk mengambil kebijakan dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan melibatkan stakeholder sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan pemberlakuan MBS diharapakan setidaknya dapat diperoleh beberapa keuntungan antara lain, yaitu[5]:
1.      Mendorong kreativitas kepala sekolah untuk mengelola sekolahnya menjadi lebih baik.
2.      Dapat lebih mengaktifkan atau meningkatkan kepedulian masyarakat untuk ikut bertanggung jawab terhadap kinerja dan keberhasilan sekolah atau madrasah.
3.      Dapat mengembangkan tugas pengelolaan sekolah atau madrasah tersebut menjadi tanggung jawab sekolah dan masyarakat.
Pada umumnya, dalam pelaksanaaan MBS harus menentukan salah satu fokus arah dan tujuan secara jelas, yaitu bagian mana kinerja sekolah yang akan ditingkatkan. Sulit untuk meningkatkan kinerja sekolah secara umum tanpa adanya arah yang jelas. Apakah akan terfokus pada mutu belajar siswa, mutu manajemen sekolah, mutu kurikulum, mutu personel, mutu pengelolaan keuangan, dan lain-lain. Ketika MBS diaplikasikan secara umum, seperti uji coba pada beberapa Negara maju maka yang berhasil adalah sasaran sekunder dan tersier, sedangkan sasaran primernya, yaitu peningkatan mutu belajar mengajar gagal untuk ditingkatkan[6].
 Adapun tujuan manajemen berbasis sekolah yakni[7]:
1.      Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
3.      Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4.      Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah untuk pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan.
 
B.      Prinsip-Prinsip dan Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah  
MBS memberikan kekuasaan yang luas hingga tingkat sekolah secara langsung. Dengan adanya kekuasaan pada tingkat lokas sekolah maka keputusan manajemen terletak pada stakeholder lokal, dengan demikian mereka diberdayakan untuk melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kinerja sekolah[8].
Walaupun MBS memberikan kekuasaan penuh kepada sekolah secara individual, dalam proses pengambilan keputusan sekolah tidak boleh berada di satu tangan saja. Ketika MBS belum diterapkan, proses pengambilan keputusan sekolah sering kali dilakukan sendiri oleh pihak sekolah secara internal yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah. Namun dalam kerangka MBS proses pengambilan keputusan mengikutkan partisipasi dari berbagai pihak baik internal, eksternal, maupun jajaran birokrasi sebagai pendukung. Dalam pengambilan keputusan harus dilaksanakan secara kolektif di antara stakeholder sekolah[9].
Dalam mengimplementasikan MBS terdapat 4 (empat) prinsip yang harus dipahami, yaitu[10]:
1.      Kekuasaan
Kepala sekolah memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk mengambil keputusan berkaitan dengan kebijakan pengelolaan sekolah. Kekuasaan ini dimaksudkan untuk memungkinkan sekolah berjalan dengan efektif dan efisien. Kekuasaan yang dimiliki kepala sekolah akan efektif apabila mendapat dukungan partisipasi dari berbagai pihak, terutama guru dan orang tua siswa.
Kekuasaan yang lebih besar yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam pengambilan keputusan perlu dilaksanakan dengan demokratis, antara lain dengan:
a.       Melibatkan semua pihak, khususnya guru dan orang tua siswa.
b.      Membentuk tim-tim kecil di level sekolah yang diberi kewenangan untuk mengambil keputusan yang relevan dengan tugasnya.
c.       Menjalin kerjasama dengan organisasi di luar sekolah.
2.      Pengetahuan
Kepala sekolah dan seluruh warga sekolah harus menjadi seseorang yang berusaha secara terus menerus menambah pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. Untuk itu, sekolah harus memiliki sistem pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai pelatihan atau worksop guna membekali guru dengan berbagai kemampuan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Pengetahuan penting yang harus dimiliki oleh seluruh staf adalah:
a.       Pengetahuan untuk meningkatkan kinerja sekolah.
b.      Memahami dan dapat melaksanakan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan quality assurance (jaminan mutu), quality control (pengendalian mutu, supervise: pengawasan), self assessment (Evaluasi Diri Sekolah atau EDS), school review (meneliti kembali program-program sekolah), bencmarking, SWOT, dan lain-lain.

3.      Sistem Informasi
Sekolah yang melakukan MBS perlu memiliki informasi yang jelas berkaitan dengan program sekolah. Informasi ini diperlukan agar semua warga sekolah serta masyarakat sekitar bisa dengan mudah memperoleh gambaran kondisi sekolah. Dengan informasi tersebut, warga sekolah dapat mengambil peran dan partisipasi. Di samping itu ketersediaan informasi sekolah akan memudahkan pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas sekolah. Informasi yang amat penting untuk dimiliki sekolah antara lain yang berkaitan dengan kemampuan guru dan prestasi siswa.
4.      Sistem Penghargaan
Sekolah yang melaksanakan MBS perlu menyusun sistem penghargaan untuk memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang berprestasi. Sistem penghargaan ini diperlukan untuk mendorong karier warga sekolah, yaitu guru, karyawan dan siswa.
Manajemen Berbasis Sekolah memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya. Dengan kata lain, jika sekolah ingin sukses dalam menerapkan MBS, maka sejumlah karakteristik MBS berikut perlu dimiliki. Berbicara karakteristik MBS tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif. Jika MBS merupakan wadah/kerangkanya, maka sekolah efektif merupakan isinya. Oleh karena itu, karakteristik MBS berikut memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif, yang dikategorikan menjadi input, proses, dan output.
Dalam menguraikan karakteristik MBS, pendekatan sistem yaitu input-proses-output digunakan untuk memandunya. Hal ini didasari oleh pengertian bahwa sekolah merupakan sistem sehingga penguraian karakteristik MBS (yang juga karakteristik sekolah efektif) mendasarkan pada input, proses, dan output.
Selanjutnya, uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input, mengingat output memiliki tingkat kepentingan tertinggi, sedangkan proses memiliki tingkat kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output, dan input memiliki tingkat kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output.


1.      Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan. Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Pada umumnya, output dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output berupa prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-akademik (non-academic achievement). Output prestasi akademik misalnya lomba karya ilmiah remaja, lomba (bahasa inggris, matematika, fisika), cara-cara berpikir (kritis, kreatif/divergen, nalar, rasional, induktif, deduktif, dan ilmiah). Output prestasi non-akademik misalnya keingintahuan yang tinggi, harga diri, akhlak/budi pekerti, perilaku sosial yang baik seperti misalnya bebas narkoba, kejujuran, kerjasama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama, solidaritas yang tinggi, toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi olahraga, kesenian, dan kepramukaan.
2.      Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses sebagai berikut:
1)      Proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi
2)      Kepemimpinan sekolah yang kuat
3)      Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
4)      Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
5)      Sekolah memiliki budaya mutu
6)      Sekolah memiliki “teamwork” yang kompak, cerdas, dan dinamis
7)      Sekolah memiliki kewenangan
8)      Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat
9)      Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen
10)        Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik)
11)        Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan
12)        Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan
13)        Memiliki komunikasi yang baik
14)        Sekolah memiliki akuntabilitas
15)        Manajemen lingkungan hidup sekolah bagus
16)        Sekolah memiliki kemampuan menjaga sustainabilitas
3.      Input Pendidikan
Adapun dalam input pendidikan sebagai berikut[11]:
1)      Memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas.
2)      Sumber daya tersedia dan siap.
3)      Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi.
4)      Memiliki harapan prestasi yang tinggi.
5)      Fokus pada pelanggan (khususnya siswa).
6)      Input manajemen.

C.    Faktor Pendukung Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah
1.      Kepemimpinan dan Manajemen Sekolah yang Baik
MBS akan berhasil jika ditopang oleh kemampuan profesional kepala sekolah dalam memimpin dan mengelola sekolah secara efektif dan efisien, serta mampu menciptakan iklim organisasi yang kondusif untuk proses belajar mengajar.
2.      Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Apresiasi Masyarakat Terhadap Pendidikan
Faktor eksternal yang akan turut menentukan keberhasilan MBS adalah kondisi tingkat pendidikan orangbtua siswa dan masyarakat, kemampuan dalam membiayai pendidikan, serta tingkat apresiasi dalam mendorong anak untuk terus belajar.
3.      Dukungan Pemerintah
Faktor ini sangat membantu efektifitas implementasi MBS terutama bagi sekolah yang kemampuan orang tua/masyarakatnya relatif belum siap memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan. Alokasi dana pemerintah dan pemberian kewenangan dalam pengelolaan sekolah menjadi penentu keberhasilan.
4.      Profesionalisme
Faktor ini sangat strategis dalam upaya menentukan mutu dan kinerja sekolah. Tanpa profesionalisme kepala sekolah, guru, dan pengawas, akan sulit dicapai program MBS yang bermutu tinggi serta prestasi siswa.[12]

D.    Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Penerapan MBS
Konsep MBS merupakan kebijakan baru yang sejalan dengan paradigma desentraliasi dalam pemerintahan. Strategi apa yang diharapkan agar penerapan MBS dapat benar-benar meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu strategi adalah menciptakan prakondisi yang kondusif untuk dapat menerapkan MBS, yakni : Peningkatan kapasitas dan komitmen seluruh warga sekolah, termasuk masyarakat dan orangtua siswa. Upaya untuk memperkuat peran kepala sekolah harus menjadi kebijakan yang mengiringi penerapan kebijakan MBS. ”An essential point is that schools and teachers will need capacity building if school-based management is to work”. Demikian De grouwe menegaskan.
1.      Membangun budaya sekolah (school culture) yang demokratis, transparan, dan akuntabel. Termasuk membiasakan sekolah untuk membuat laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Model memajangkan RAPBS di papan pengumuman sekolah yang dilakukan oleh Managing Basic Education (MBE) merupakan tahap awal yang sangat positif. Juga membuat laporan secara insidental berupa booklet, leaflet, atau poster tentang rencana kegiatan sekolah. Alangkah serasinya jika kepala sekolah dan ketua Komite Sekolah dapat tampil bersama dalam media tersebut.
2.      Pemerintah pusat lebih memainkan peran monitoring dan evaluasi. Dengan kata lain, pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu melakukan kegiatan bersama dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan MBS di sekolah, termasuk pelaksanaan block grant yang diterima sekolah.
3.      Mengembangkan model program pemberdayaan sekolah. Bukan hanya sekedar melakukan pelatihan MBS, yang lebih banyak dipenuhi dengan pemberian informasi kepada sekolah. Model pemberdayaan sekolah berupa pendampingan atau fasilitasi dinilai lebih memberikan hasil yang lebih nyata dibandingkan dengan pola-pola lama berupa penataran MBS.
Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut[13]:
1.      Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
2.      Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3.      Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
4.      Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain disekolah.
5.      Bekerja dengan tim manajemen
6.      Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.










BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      MBS adalah manajemen sekolah yang memberikan kewenangan lebih luas kepada pengelola sekolah secara otonom dan partisipatif untuk mengambil kebijakan dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan pelibatan stakeholder sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu:
1)      Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2)      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
3)      Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4)      Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah untuk pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan.
2.      Prinsip-prinsip MBS terdapat 4 (empat) prinsip yang harus dipahami, yaitu (1) Kekuasaan, (2) Pengetahuan, (3) Sistem Informasi, dan (4) Sistem Penghargaan. Penguraian karakteristik MBS (yang juga karakteristik sekolah efektif) mendasarkan pada input, proses, dan output.
3.      Faktor pendukung keberhasilan manajemen berbasis sekolah yaitu:
1)      Kepemimpinan dan manajemen sekolah yang baik
2)      Kondisi sosial, ekonomi, dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan
3)      Dukungan pemerintah
4)      Profesionalisme
4.      Strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan MBS, salah satunya yaitu: peningkatan kapasitas dan komitmen seluruh warga sekolah, termasuk masyarakat dan orangtua siswa.



[1] Mohammad Syaifuddin, dkk. Manajemen Berbasis Sekolah, Bahan Ajar Cetak, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2007, h. 1.
[2] W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Cet. VII; jakarta: PN Balai Pustaka, 1984), h. 94.
[3] Ensiklopedia Nasional Indonesia, Op.cit.,h. 471.
[4] UU No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
[5] Abdul Muiz, Manajemen Berbasis Sekolah, blog Abdul Muiz, https://amcreative.wordpress.com/manajemen-berbasis-sekolah, (7 Mei 2017)
[6] Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, (t.t.:Grasindo) h. 4
[7] Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah Dengan Pendidikan Agama Di Sekolah Umum, Manajemen Berbasis Sekolah Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Madrasah, 2002, h. 6
[8] Nurkolis, op.cit., h. 5
[9] Ibid, h. 6
[10] Aina Mulyana, Manajemen Berbasis Sekolah, blog Aina Mulyana, http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/03/manajemen-berbasis-sekolah-mbs.html, (2 Mei 2017)
[11] Ellin Handayani, Manajemen Berbasis Sekolah, blog Rumah Makalah http:// rumahmakalah.blogspot.co.id/2014/10/makalah-manajemen-berbasis-sekolah.html, (2 Mei 2017)
[12] M-Edukasi.web.id, Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah, http://www.m-edukasi.web.id/2013/02/pengertian-manajemen-berbasis-sekolah.html, (2 Mei 2017)
[13]  Mulyasa E, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi.( Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002,) h. 17-18





No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here