Sumber Makalah - TEORI BELAJAR dan INOVASI PEMBELAJARAN “BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA” - Sumberku Makalah

Sumberku Makalah

Sumberku Makalah merupakan blog milik Imron Nur Huda yang merupakan salah seorang alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu tahun 2018 yang kini telah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Dimana di dalamnya berisi tentang makalah-makalah yang notabenenya merupakan tugas kuliah dari sang pemilik blog beserta teman-temannya.

Post Top Ad

Responsive Ads Here

 





Sumber Makalah - TEORI BELAJAR dan INOVASI PEMBELAJARAN “BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA”

Sumber Makalah - TEORI BELAJAR dan INOVASI PEMBELAJARAN “BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA”

Share This


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari belajar, karena dengan belajar manusia menjadi mengerti dan paham tentang hal – hal yang sebelumnya belum mereka ketahui. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungan.
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan persepsi manusia. Oleh karena itu seseorang harus menguasai prinsip – prinsip dasar belajar agar mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam psikologis dan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Manusia memperoleh sebagian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.
Dalam pembelajaran matematika selama ini, siswa mengalami kesulitan matematika dikelas, akibatnya siswa kurang memahami konsep-konsep matematika. Salah satu karakteristik matematika adalah yang besifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Untuk itu Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik. Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar.
Untuk itu, agar aktivitas belajar dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus atau proses belajar untuk peserta didik harus dirancang secara matang, menarik, dan spesifik sehingga peserta didik mudah memahami dan merespon positif materi yang diberikan. Meskipun pengajar sudah merancang sedemikian rupa kadang masih sulit untuk peserta didik dalam mengerti dan paham pada materi yang diberikan. Oleh karena itu pengajar harus mampu menggunakan berbagai cara agar peserta didik mampu memahami apa yang sudah diberikan oleh pengajar.



1.2  Rumusan Masalah
1.   Apa yang dimaksud dengan belajar matematika ?
2.   Apa yang dimaksud dengan pembelajaran matematika ?
3.   Apa saja tujuan dalam pembelajaran matematika ?
4.   Bagaimana model, strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dalam matematika ?
5.   Bagaimana kriteria pembelajaran yang efektif  dalam matematika ?
1.3  Tujuan
1.   Untuk mengetahui maksud dari belajar matematika dan pembelajaran matematika serta perbedaan dari keduanya.
2.   Untuk mengetahui tujuan dalam pembelajaran matematika.
3.   Untuk memahami model, strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dalam matematika.
4.   Untuk memahami kriteria pembelajaran yang efektif dalam matematika.
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Belajar Matematika
Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “Belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati”.
Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Menurut Slameto (2003: 5) menyatakan “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh  suatu perubahan tingkah laku  yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 
Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35) menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.
Dengan demikian dapat disimpulkan Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya. Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan,  kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

Sedangkan matematika diartikan oleh Johnson dan Rising (Erman Suherman, 2003: 19) sebagai pola berpikir, pola mengorganisasi, pembuktian yang logik, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan simbol dan padat. Matematika menurut Erman Suherman (2003:253) adalah disiplin ilmu tentang tata cara berfikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Menurut Johnson dan Myklebust yang dikutip olah Mulyono Abdurrahman (2002:252) matematika adalah bahasa simbiolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
Soedjadi (2000: 1) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi atau pengertian matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, yaitu sebagai berikut:
·         Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr secara sistematik
·         Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi
·         Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.
·         Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
·         Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic
·         Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Meskipun terdapat beraneka ragam definisi matematika, namun jika diperhatikan secara seksama, dapat terlihat adanya ciri-ciri khusus yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum. Selanjutnya Soedjadi (2000: 13) mengemukakan beberapa ciri-ciri khusus dari matematika adalah:
·      Memiliki objek kajian yang abstrak
·      Bertumpu pada kesepakatan
·      Berpola pikir deduktif,
·      Memiliki simbol yang kosong dari arti,
·      Memperhatikan semesta pembicaraan,
·      Konsisten dalam sistemnya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat dikatakan bahwa hakekat matematika adalah kumpulan ide-ide yang bersifat abstrak, terstruktur dan hubungannya diatur menurut aturan logis berdasarkan pola pikir deduktif.
Belajar matematika tidak ada artinya jika hanya dihafalkan saja. Dia baru mempunyai makna bila dimengerti. Orton (1991: 154) mengemukakan bahwa hendaknya siswa tidak belajar matematika hanya dengan menerima dan menghafalkan saja, tetapi harus belajar secara bermakna, belajar bermakna merupakan suatu cara belajar dengan pengertian dari pada hafalan.
Soedjadi (1985) menyatakan bahwa untuk menguasai matematika diperlukan cara belajar yang berurutan, setapak demi setapak dan bersinambungan. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Hudojo (1988: 4) yang mengatakan bahwa untuk mempelajari matematika haruslah bertahap, berurutan, serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu dilakukan secara kontinu.
Uraian di atas menunjukkan bahwa belajar matematika memerlukan pengertian dan dalam mempelajari proses pembelajarannya haruslah dilakukan secara bertahap, berurutan dan berkesinambungan.
Pengertian Belajar Matematika Menurut Nana Surjana, ( 1987 : 28 ) “Proses belajar berlangsung dalam waktu tertentu dan merupakan proses yang panjang dari satu fase ke fase berikutnya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, bukan menghafal atau mengingat”
Herman Hudoyo, ( 1979 : 89 ). Begitu juga dengan belajar matematika karena melibatkan suatu struktur hirarki dari konsep-konsep tingkat tertinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya. Ros Effendi, ( 1980 : 148 ). Belajar matematika berarti mempelajari fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Mohammad Soleh, ( 1998 : 3 ). Belajar matematika adalah belajar tentang bilangan, belajar menjumlah, mengurangi dan membagi yang terdapat dalam aljabar, aritmatika, dan geometri. 
Jadi belajar matematika adalah melibatkan diri yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran yang semuanya telah tersusun secara hirarki dari konsep-konsep yang rendah sampai konsep-konsep yang lebih tinggi. 
2.2  Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan siswa (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 43). Erman Suherman (2003: 8) mengartikan pembelajaran sebagai upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Menurut Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 (Benny Susetyo, 2005: 167) pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Peserta didik yang dimaksud adalah siswa dan pendidik adalah guru. Menurut Sugihartono (2007: 81), pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisir, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.
Selain interaksi yang baik antara guru dan siswa tersebut, faktor lain yang menentukan keberhasilan pembelajaran matematika adalah bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut.
2.3  Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Lanjutan
Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di SMP dan MTs mempunyai tujuan pengajaran tersendiri yang disebut tujuan kurikuler matematika. Untuk menjelaskan  tujuan pengajaran matematika di SMP dan MTs, maka alangkah lebih baik jika terlebih dahulu kita harus memahami tujuan mempelajari matematika seperti dikemukakan oleh Andi Hakim Nasution, yaitu sebagai berikut:
1.      Matematika dapat digunakan untuk mengetahui gejala-gejala alam.
2.      penggunaan metode matematika dapat diperhitungkan segala sesuatu dalam pengambilan keputusan.
3.      Matematika penting sebagai sains untuk perkembangan budaya bangsa.
4.      Matematika dapat digunakan dalam lapangan kerja.
5.      Matematika dapat menyampaikan ide-ide secara benar, tepat dan jelas kepada orang lain.
Adapun tujuan umum pengajaran matematika di SMP dan MTs adalah seperti tercantum dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah tahun 2004 adalah sebagai berikut:
1.      Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.
2.      Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba – coba.
3.      Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
4.      Mengembangkan kemampuan meyampaikan informasi atau meng-komunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Sementara itu tujuan khusus pengajaran matematika di SMP dan MTs adalah:
Agar siswa memiliki kemampuan yang dapat digunakan melalui kegiatan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah serta mempunyai keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai pandangan yang dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta menghargai kegiatan matematika.
Di samping kurikulum keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari persiapan peserta didik dan persiapan tenaga pengajar dibidangnya, dan keberhasilan tersebut terjadi apabila ada sesuatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
Keberhasilan belajar seorang anak tergantung pada sejauh mana ia mampu mencapai tujuan belajarnya. Tujuan belajar yang dicapai akan berhasil apabila pengajaran dan proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Jadi pengajaran sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seorang anak.
Pengajaran sebagai salah satu desain untuk mencapai tujuan pendidikan yang selalu berubah, oleh karena itu perlu bimbingan yang terus menerus baik mengenai dasar, kerangka, maupun hal-hal praktis yang menunjang suatu pengajaran.
Dengan kata lain supaya tujuan pengajaran matematika itu tercapai, maka semua komponen-komponen yang ada didalamnya harus diorganisir sedemikian rupa sehingga antara komponen-komponen tersebut dapat bekerja sama dengan harmonis. Oleh karena itu mengembangkan suatu sistem pembelajaran, guru tidak boleh hanya memperhatikan bahwa sesungguhnya pengajaran itu adalah sebagai suatu sistem.


Secara lebih spesifik, tujuan pembelajaran matematika tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) terdapat dalam standar kompetensi mata pelajaran matematika SMA dan MA (Departemen Pendidikan Nasional, 2006) yaitu sebagai berikut.
1.      Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2.      Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika
3.      Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4.      Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5.      Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dengan memperhatikan tujuan pembelajaran matematika tersebut, maka  pembelajaran matematika difokuskan pada kecakapan sebagai berikut.
1.      Kemampuan menggunakan konsep dan keterampilan matematis untuk memecahkan masalah (problem solving).
2.      Menyampaikan ide/gagasan (communication).
3.      Memberikan alasan induktif maupun deduktif untuk membuat, mempertahankan, dan mengevaluasi argumen (reasoning).
4.      Menggunakan pendekatan, keterampilan, alat, dan konsep untuk mendeskripsikan dan menganalisis data (representation).
5.      Membuat pengaitan antar ide matematik, membuat model, dan mengevaluasi struktur matematika (conection).
Lima elemen ini dikenal dengan ”Standar Proses Daya Matematika” atau NCTM menyebutnya dengan istilah mathematical power process standards.




2.4  Berbagai Istilah Pembelajaran: Model, Strategi, Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran
Dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang  kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Terdapat dua jenis pendekatan, yaitu :
1.      Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
2.      Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
Strategi Pembelajaran
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
1.      Ceramah
2.      Demonstrasi
3.      Diskusi
4.      Simulasi
5.      Laboratorium
6.      Pengalaman lapangan
7.      Debat
8.      Simposium dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan kedalam teknik dan gaya pembelajaran.
Teknik Pembelajaran
Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, pengunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda pengunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan pengunaan metode diskusi perlu digunakan tekhnik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti – ganti tekhnik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Metode-Metode Pembelajaran
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
Kaidah yang berlaku dalam penerapan standar, pembelajaran dinyatakan efektif jika menggunakan metode yang bervariasi. Hal ini memang beresiko karena perlu ada sistem penjaminan bahwa kebervariasian menggunakan metode itu benar-benar mengarah pada pencapaian tujuan. Jika tidak maka kebervariasian itu tidak menjamin berkembangnya motivasi dan minat siswa belajar.
Jika kebervariasian metode mengajar menjadi ciri efektifnya guru mengajar, maka guru yang profesional harus ditandai dengan menguasai sejumlah metode dan mampu mengaplikasikannya. Pekerjaan itu baru sempurna dinyatakan efektif jika benar-benar memfasilitasi siswa belajar untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Adapun beberapa metode pembelajaran efektif yang dapat kita terapkan sebagai berikut :
·                     Metode Debat
·                     Metode Role Playing
·                     Metode Pemecahan Masalah
·                     Pembelajaran Berdasarkan Masalah
·                     PAKEM
·                     PAIKEM
·                     Cooperative Script
·                     Picture and Picture
·                     Numbered Heads Together
·                     Metode Investigasi Kelompok ( Group Investigation)
·                     Metode Jigsaw
·                     Metode Team GameS Tournament (TGT)
·                     Model Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
·                     Model Examples Non Examples
·                     Model Lesson Study
·                     Metode Ceramah
·                     Metode Course Review Horay
·                     Metode Snowball Throwing
·                     Metode Student Facilitator and Explaining
·                     Metode Bertukar Pasangan 
·                     Metode Talking Stick
·                     dll. 
Taktik pembelajaranmerupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama – sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor, tetapi yang satunya lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
2.5  Kriteria Pembelajaran yang Efektif
Menyelenggarakan pembelajaran efektif merupakan impian setiap guru dan sekolah. Pembelajaran efektif adalah kegiatan pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Secara managerial-administratif dan berlaku secara kedinnasan, ukuran keberhasilan tersebut adalah pencapaian kriteria ketuntasan minimal oleh setidaknyaa 85% siswa.
Mewujudkan pembelajaran efektif bukan hal mudah bagi kebanyakan guru, bahkan yang pernah mengajar berpuluh tahun sekalipun. Hal ini dikarenakan efektivitas pembelajaran merupakan proses yang kompleks, baik dipengaruhi oleh kondisi siswa, lingkungan maupun kompetensi pengajarnya.
Di antara sekian faktor penentu efektivitas pembelajaran, kemampuan pengajar merupakan faktor paling dominan. Pada sebagian orang pembelajaran efektif dipengaruhi oleh ketrampilan bawaan dalam mengajar. Sekalipun demikian, pembelajaraan efektif merupakan ketrampilan yang dapat dipelajari, dengan memperhatikan :
1.      Pengendalian Kelas
Pembelajaran efektif pertama-tama membutuhkan kemampuan pengajar untuk mengendalikan kelas, yaitu mengkondisikan siswa agar dengan antusias bersedia mendengarkan, memperhatikan dan mengikuti instruksi pengajar. Pengendalian kelas merupakan kunci pertama keberhasilan pembelajaran. Kegagalan ataupun pengendalian kelas yang kurang maksimal akan berakibat kegagalan atau minimal keberhasilan pembelajaran kurang optimal. Intinya, pengendalian kelas merupakan upaya membuat siswa secara mental siap untuk dibelajarkan. 

2.      Membangkitkan minat eksplorasi.
Setelah siswa secara mental siap belajar, tugas guru adalah meyakinkan siswa-siswinya betapa materi pembelajaran yang tengah mereka pelajari penting dan mudah dipelajari, sehingga menggugah minat mereka untuk mempelajarinya. Ibarat makan, setelah anak mandi, berganti pakaian dan duduk di meja makan, sajian yang akan mereka santap memang membangkitkan selera. Anak tahu makanan itu enak, bermanfaat dan tak sabar untuk segera melahapnya.
3.      Penguasaan konsep dan prosedur mempelajarinya
Seenak apapun makanan, pasti ada cara paling tepat untuk menikmatinya. Kesalahan cara menikmati tak jarang membuat anak kehilangan selera, misalnya makan satu ayam tetapi dari sambalnya lebih dulu. Itu sebabnya, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperkenalkan hakekat makanan yang akan mereka santap, serta dari bagian mana atau dengan cara seperti apa menikmatinya.
Tugas inti seorang guru secara profesional adalah memperkenalkan konsep dasar dari materi pelajaran yang tengah dipelajari, dimulai dari sisi termudah dan paling menarik. Guru yang benar-benar menguasai materi pelajaran pasti menemukan banyak cara untuk membuat anak didiknya memahami materi pelajaran, dan bila perlu membuat kiasan, terutama untuk materi pelajaran yang bersifat abstrak.
4.    Latihan
Pemahaman dalam sekali proses akan sangat mudah menguap oleh berbagai aktivitas lain siswa. Memberikan latihan demi latihan baik berupa latihan di kelas, PR atau pemberian tugas-tugas tertentu merupakan wahana untuk memperkuat penguasaan materi yang telah dipelajari. Pemberian tugas dan latihan mutlak diberikan agar siswa berlatih secara terstruktur, sekalipun secara mandiri mereka mungkin saja mempelajarinya.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian latihan meliputi ketercakupan materi pelajaran. Itu sebabnya kisi-kisi materi pelajaran harus disusun sejelas mungkin, sehingga dalam pemberian latihan dan penugasa benar-benar meluas dan mendalam.  
5.      Kendali Keberhasilan 
Tugas guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi lebih dari itu guru harus memastikan seluruh siswa menguasainya. Penjajagan terhadap penguasaan materi pelajaran oleh siswa harus dilakukan baik selama proses pembelajaran, latihan maupun penugasan.
Selama kegiatan pembelajaran guru perlu mulai menjajagi penguasaan materi pelajaran semisal melalui kuis, snap shot, atau pertanyaan acak lainnya. Hal yang harus diperhatikan saat memberikan kuis atau pertanyaan penjajagan adalah jawaban siswa yang selama ini dikenal paling lemah daya tangkapnya. Meminta siswa yang dikenal paling lemah dan sedang daya tangkapnya menjadi indikator awal keberhasilan
Tujuan pembelajaran matematikan antara lain sebagai berikut :
1.   Matematika dapat digunakan untuk mengetahui gejala-gejala alam.
2.      penggunaan metode matematika dapat diperhitungkan segala sesuatu dalam pengambilan keputusan.
3.      Matematika penting sebagai sains untuk perkembangan budaya bangsa.
4.      Matematika dapat digunakan dalam lapangan kerja.
5.      Matematika dapat menyampaikan ide-ide secara benar, tepat dan jelas kepada orang lain.


BAB 3
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
1.      Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari
2.      Belajar matematika adalah melibatkan diri yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran yang semuanya telah tersusun secara hirarki dari konsep-konsep yang rendah sampai konsep-konsep yang lebih tinggi. 
3.      Menurut Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 (Benny Susetyo, 2005: 167) pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
4.      pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.
5.      Tujuan pembelajaran matematikan antara lain sebagai berikut :
1.      Matematika dapat digunakan untuk mengetahui gejala-gejala alam.
2.      penggunaan metode matematika dapat diperhitungkan segala sesuatu dalam pengambilan keputusan.
3.      Matematika penting sebagai sains untuk perkembangan budaya bangsa.
4.      Matematika dapat digunakan dalam lapangan kerja.
5.      Matematika dapat menyampaikan ide-ide secara benar, tepat dan jelas kepada orang lain.

3.2  Saran
Dengan adanya makalah sederhana yang mungkin jauh dari sempura ini kami harapkan semoga bisa menambah ilmu bagi pembacanya, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.








DAFTAR PUSTAKA
·         Ahkmad Sudrajat, 2008. Pendekatan strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com (Diakses 7 februari 2016)
·         Dunia pelajar, 2014. Pengertian matematika menurut para ahli. www.dunia pelajar.com (Diakses 7 Februari 2016)
·         Ichaledutech, 2013. Pengertian belajar dan pembelajaran. http:// ichaledutech.blogspot.com (Diakses 7 Februari 2016)
·         Mutaqin hasyim, 2009. Tujuan pendidikan dan pengajaran. http:// mutaqinhasyim.wordpress.com (Diakses 7 Februari 2016)
·         Nyachya, 2011. Tujuan pembelajaran matematika tingkat SMA. http:// nyachya.blogspot.com (Diakses 7 Februari 2016)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here