Sumber Makalah - Makalah STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MELALUI PENDEKATAN METODE DAN MEDIA - Sumberku Makalah

Sumberku Makalah

Sumberku Makalah merupakan blog milik Imron Nur Huda yang merupakan salah seorang alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu tahun 2018 yang kini telah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Dimana di dalamnya berisi tentang makalah-makalah yang notabenenya merupakan tugas kuliah dari sang pemilik blog beserta teman-temannya.

Post Top Ad

Responsive Ads Here

 





Sumber Makalah - Makalah STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MELALUI PENDEKATAN METODE DAN MEDIA

Sumber Makalah - Makalah STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MELALUI PENDEKATAN METODE DAN MEDIA

Share This


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelaksanaan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan baik yang akan dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas, diperlukan persiapan yang matang oleh pendidik semua mata pelajaran. Persiapan yang dimaksud adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan skenario dalam pembelajaran atau strategi pendidik dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dalam penyusunan RPP, seorang pendidik perlu memperhatikan pendekatan dan metode jenis apa yang akan dipilih dan dipakai dalam KBM. Pemilihan suatu pendekatan dan metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi pembelajaran. Pada hakikatnya tidak pernah terjadi satu materi pelajaran disajikan dengan menggunakan hanya satu metode. Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna. Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai dengan baik.
Metode apa yang paling tepat untuk diterapkan dalam suatu proses pembelajaran? Hal itu jelas harus dikuasai oleh guru. Lebih jelasnya adalah bahwa dalam KBM, guru harus mampu menguasai berbagai metode yang paling tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Bukan hanya metode pembelajaran, Pemanfaatan media seharusnya juga merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru/fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru/fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru/fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai media pembelajaran.
Penguasaan terhadap metode, alat/media dan teknik pembelajaran ini harus diterapkan dan tercermin dalam program pembelajaran. Jadi pada intinya proses pembelajaran harus bervariatif, metode yang digunakan tidak monoton, sehingga potensi yang ada pada masing-masing anak dapat dikembangkan secara optimal.
Berbagai tuntutan di atas akan dapat terlaksana dengan baik apabila guru yang bersangkutan memiliki kemampuan professional, artinya baik dalam motivasi untuk mengajar maupun kemampuan secara teknis instruksional, guru tersebut benar-benar dapat diandalkan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian strategi, metode, dan media dalam pembelajaran?
2.      Bagaimana strategi belajar mengajar dengan pendekatan metode?
3.      Bagaimana strategi belajar mengajar dengan pendekatan media?

C.    Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran, serta untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada para pembaca tentang Strategi Belajar Mengajar Melalui Pendekatan Metode dan Media.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Strategi, Metode, dan Media dalam Pembelajaran
1.      Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particulareducational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu[1].
Menurut Wina Sanjaya, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi[2].
Sementara itu, Darmansyah dalam bukunya mengemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran[3].
2.      Pengertian Metode Pelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai de ngan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran[4].
Metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai optimal. Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melakukan strategi[5].
3.      Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Menurut Gagne dan Briggs (1975) media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer[6].
Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau menambah keterampilan[7].
Maka dari dua pengertian di atas, maka tampak pengertian Gerlach lebih luas dibandingkan dengan pengertian pertama.

B.     Penggunaan Metode Pembelajaran
Seperti yang telah dikemukakan di awal tadi, metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah (preaching method) adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa atau peserta didik, yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk penyampaian informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan buku dan alat bantu peraga. Metode ini bersifat terpusat, sehingga menghasilkan komunikasi yang searah, yaitu proses penyampaian informasi dari pengajar kepada peserta didik, sementara proses belajar yang baik adalah adanya interaksi dalam melakukan suatu kegiatan, sehingga terjadi proses belajar yang efektif dan menyenangkan, serta tujuan pembelajaran pun dapat tercapai dengan baik[8].
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode ceramah menurut Wina Sanjaya yakni:
a.       Kelebihan
1)      Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan.
2)      Dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru kepaada siswa.
3)      Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan atau materi yang perlu ditekankan kepada siswa.
4)      Guru dapat mengontrol keadaan kelas.
5)      Pengaturan kelas tidak memerlukan pengaturan yang beragam. Cukup siswa dapat menempati tempat duduk dan mendengarkan guru, maka metodi ini sudah dapat digunakan.
b.      Kelemahan
1)      Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2)      Ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa berada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran. Pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa mengantuk. Hal tersebut karena gaya guru bertutur kata kurang menarik.
3)      Melalui ceramah, sangat sulit mengetahui apakah siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum[9].


2.      Metode Demonstrasi/Eksperimen
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsungmaupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah (2000). Contoh metode demonstrasi adalah seorang guru yang sedang mempraktekan nyala logam natrium dan beberapa logam alkali lainnya di depan kelas dan siswa memperhatikannya dengan seksama[10].
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi yakni:
a.       Kelebihan
1)      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
2)      Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
b.      Kelemahan
1)      Memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Serta beberapa kali guru harus mencobanya terlebih dahulu, sehingga memakan waktu yang banyak.
2)      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai. Yang berarti metode ini memerlukan biaya yang tidak sedikit dibanding metode ceramah.
3)      Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional[11].
3.      Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya baik secara lisan atau tertulis. Melalui Tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut.
a.       Kelebihan
1)      Peserta didik dapat mengembangkan keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
2)      Pertanyaan yang dilontarkan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, sekalipun ketika itu peserta didik sedang ribut.
3)      Merangsang peserta didik untuk berlatih mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan.
4)      Situasi kelas menjadi hidup/dinamis, karena siswa aktif berpikir dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
b.      Kekurangan
1)      apabila peserta didik tidak siap, maka peserta didik merasa takut, dan apalagi bila guru kurang dapat mendorong peserta didik, maka peserta didik juga menjadi tidak berani untuk bertanya.
2)      Bila terjadi perbedaan pendapat, akan banyak menyita waktu untuk menyelesaikannya. Bahkan perbedaan pendapat antar guru dan siswa dapat menjurus kepada negatif, dimana siswa menyalahkan guru, dan ini besar risikonya.
3)      Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan/materi pelaharan, hal ini terjadi jika guru tidak dapat mengendalikan jawaban atas segala pertanyaan siswanya[12].
4.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama[13].
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:
a.       Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
b.      Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.
c.       Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
d.      Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens[14].
Metode diskusi juga memiliki kelebihan dan kekurangannya, diantaranya:
a.       Kelebihan
1)      Metode diskusi dapat merangsang siswa  untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
2)      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3)      Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

b.      Kelemahan
1)      Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2)      Kadang-kadang dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3)      Memerlukan waktu cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4)      Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran[15].
5.      Metode Simulasi
Metode simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi terdiri dari berbagai jenis, diantaranya:
a.       Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena social, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dn lain sebagainya.
b.      Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunaakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang  lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep dirinya, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.
c.       Role Playing
Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang[16].
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam metode simulasi, diantaranya:
a.       Kelebihan
1)      Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja.
2)      Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peran-peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3)      Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4)      Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi social yang problematis.
5)      Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
b.      Kelemahan
1)      Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2)      Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3)      Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi[17].

C.    Penggunaan Media Pembelajaran
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran lebih menarik[18].
Selain itu, media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi[19].
Secara umum manfaat media pembelajaran ialah dapat dikatakan untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih optimal, efektif, dan efisien baik dari segi teroritis maupun praktikum yang pada akhirnya teraplikasi dalam tindakan. Sedangkan secara lebih spesifikasi manfaat media pembelajaran yang telah terakumulasi dari beberapa pendapat pakar adalah:
a.       Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi di antara siswa dimanapun berada.
b.      Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
c.       Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
d.      Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
e.       Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh.
f.       Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
g.      Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
h.      Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain sebagainya[20].
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
a.        Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1)      Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2)      Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3)      Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
b.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
1)      Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2)      Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
c.        Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi ke dalam:
1)      Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2)      Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya[21].
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
No
Golongan Media
Contoh dalam Pembelajaran
1
Audio
Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2
Cetak
Buku pelajaran, modul, leaflet, gambar
3
Audio-cetak
Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4
Proyeksi visual diam
Over Head Transparasi (OHT), film bingkai
5
Proyeksi audio visual diam
Film bingkai bersuara
6
Visual gerak
Film bisu
7
Audio visual gerak
Film gerak bersuara, video/VCD, televisi
8
Obyek fisik
Benda nyata, model, specimen
9
Manusia dan lingkungan
Guru, pustakawan, dan laboran
10
Komputer
CAI (Computer Assisted Instructional = Pembelajaran berbantuan komputer),
CMI (Computer Managed Instructional)

Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya:
a.       Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b.      Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
c.       Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
d.      Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien.
e.       Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya[22].






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus mengetahui berbagai metode. Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.
2.      Berikut beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran yakni:
a.       Metode ceramah (preaching method) adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa atau peserta didik, yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
b.      Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsungmaupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
c.       Metode Tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajarandalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya baik secara lisan atau tertulis.
d.      Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998).
e.       Metode simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
3.      Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
a.        Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1)      Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2)      Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3)      Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
b.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
1)      Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2)      Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
c.        Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi ke dalam:
1)      Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2)      Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.
























DAFTAR PUSTAKA

Ansari, 2015, (On-line), Media Pembelajaran, (http://ansarbinbarani.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 April 2016
Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III, 2012) h. 17
Fajerin, Puspita, dkk, 2011, (On-line), Makalah Strategi Pembelajaran, (http://puspitafajerin.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 April 2016.
Nata, Sunadi, 2014, (On-line), Contoh Makalah Metode-metode, (http://sunadinata.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 April 2016.
Oktarina, Renny, 2013, (On-line), Pengertian Media Pembelajaran, (http://rennyoktarina.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 April 2016.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, Cet. IV, 2008), h. 126
Syairiko, 2015, (On-line), Makalah Media Pembelajaran, (On-line) (http://syairiko.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 April 2016.
Yusri, 2011, (On-line), Makalah Metode Pembelajaran, (http://yusrikeren85.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 Maret 2016.



[1] Puspita Fajerin, dkk, 2011, (On-line), Makalah Strategi Pembelajaran, (http://puspita-fajerin.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 April 2016.
[2] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, Cet. IV, 2008), h. 126
[3]  Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III, 2012) h. 17
[4] Yusri, 2011, (On-line), Makalah Metode Pembelajaran, (http://yusrikeren85.blogspot.-co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 Maret 2016.
[5] Wina Sanjaya, op. cit, h. 125
[6] Ansari, 2015, (On-line), Media Pembelajaran, (http://ansarbinbarani.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 April 2016
[7] Wina Sanjaya, op. cit, h. 163
[8] Sunadi Nata, 2014, (On-line), Contoh Makalah Metode-metode, (http://sunadinata.-blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 April 2016.
[9] Wina Sanjaya, op. cit. h. 148-149
[10] Sunadi Nata, 2014, (On-line), loc. cit.
[11] Wina Sanjaya, op. cit. h. 152-153
[12] Sunadi Nata, 2014, (On-line), loc. cit,
[13] Wina Sanjaya, op. cit, h. 154-155
[14] Ibid, h. 157-158
[15] Ibid, h. 156
[16] Ibid, h. 160-161
[17] Ibid, h. 160
[18] Wina Sanjaya, op. cit, h. 162
[19] Syairiko, 2015, (On-line), Makalah Media Pembelajaran, (On-line) (http://syairiko.-blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 April 2016.
[20]  Renny Oktarina, 2013, (On-line), Pengertian Media Pembelajaran, (http://rennyokta-rina.blogspot.co.id) (On-line), diakses pada Sabtu, 02 April 2016.
[21] Wina Sanjaya, op. cit, h. 172-173
[22] Wina Sanjaya, op. cit, h. 173-174

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here