Segala
puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber.
Makalah
ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah
ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN yang
membahas mengenai BIMBINGAN DAN
PENYULUHAN DISEKOLAH/MADRASAH Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih
Palu,
28 maret 2017
Penulis
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR
ISI...............................................................................................iii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.............................................................................1
B. Rumusan
Masalah........................................................................2
C. Tujuan………………………………………………………......2
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian bimbingan
dan konseling………...............................3
B. Mengapa bimbingan
dan konseling harus ada.............................5
C. hakikat dan
prinsip-prinsip bimbingan…….................................6
D. Tujuan program
bimbingan…………………………………….11
E. Ruang lingkup
bimbingan dan konseling………………………12
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................13
Saran…………………………………………………………….....14
Daftar
pustaka..............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendukung
utama bagi sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan
yang bermutu. Pendidikan yang bermutu salah satunya didukung oleh pengembangan kemampuan peserta didik untuk
menolong diri sendiri dalam memilih dan
mengambil keputusan demi pencapaian cita-cita.
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk
pribadi siswa baik sebagai individu ataupun anggota masyarakat. Akan tetapi Sangat
banyak masalah – masalah di sekolah terutama pada siswa itu sendiri yang tidak
dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di sekolah, untuk
menyelesaikan masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di perlukan Bimbingan
dan Konseling, tapi sebelum itu agas
Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat yang
perlu dan mutlak adalah di kuasainya pengertian yang tepat mengenai Bimbingan
dan Konseling itu oleh semua personil sekolah yang terlibat dalam kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan
dan Konseling merupakan dua kata yang seolah – olah selalu di pakai dalam saat
yang bersamaan, sehingga sepintas lalu orang banyak menganggap keduanya
memiliki arti yang sama. Dalam hal tertentu istilah Bimbingan dan Konseling itu
dapat berarti sama, namun dalam hal tertentu pula istilah tersebut akan
mempunyai arti yang berbeda.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar
belakang di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebaga berikut:
1) Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2)
Mengapa Bimbingan Konseling harus ada
disekolah?
3)
Apa hakikat dan prinsip-prinsip Bimbingan
Konseling?
4)
Apa saja tujuan
program Bimbingan dan Konseling?
5)
Apa ruang lingkup bimbingan dan penyuluhan ?
C. TUJUAN
1.
Dapat menjelaskan pengertian
dari bimbingan dan konseling
2. Dapat
menjelaskan mengapa bimbingan konseling harus ada
3. Dapat
menjelaskan hakikat dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
4. Dapat
menjelaskan dan menyebutkan tujuan dari bimbingan dan konseling dan
5. Dapat
menjelaskan apa saja ruang lingkup bimbingan dan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK)
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri
atas dua kata yaitu “bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata “counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu
kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral.[1]
1. Pengertian
Bimbingan
a)
Pengertian Bimbingan Secara Etimologi
Menurut
Winkel dalam istilah “bimbingan” merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya “guide”memiliki beberapa arti
a. menunjukkan
jalan (showing the way),
b. memimpin
(leading),
c. memberikan
petunjuk (giving instruction),
d. mengatur
(regulating),
e. mengarahkan
(governing), dan
f. memberi
nasihat (giving advice).
b) Pengertian Bimbingan Secara Terminologi
a. Miller
(1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan
terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah
(dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan masyarakat.
b. Selanjutnya
Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa
bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun
perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada
seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan arah
pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri.
c. Menurut
Jear Book of Education, 1995, bimbingan adalah suatu proses membantu individu
melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar
memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemamfaatan social.[2]
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti : bantuan yang
diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai
kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.[3]
2.
Pengertian Konseling
1)
Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah
konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling”
di dalam kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti di
atas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan
dengan bertukar pikiran.[4]
2)
Pengertian Konseling Secara Terminologi
a. Mortensen
(1964) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antar pribadi dimana
orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan
kecakapan menemukan masalahnya.
b. Sedangkan
menurut American Personnel and Guidance Association (APGA) mendefinisikan
konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang terlatih secara
profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan
kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan.
Kesimpulan yang dapat diambil mengenai
pengertian KONSELING adalah kontak atau hubungan timbal balik antara dua
orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh
keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma
yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien (siswa).[5]
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengertian Bimbingan dan Konseling
(BK) adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing
(konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan
timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan
melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.[6]
B. MENGAPA BIMBINGAN DAN KONSELING ITU HARUS ADA?
Ada pernyataan bahwa
bimbingan identik dengan pendidikan. Artinya apa bila seseorang melakukan
mendidik berarti ia juga sedang membimbing, sebaliknya apabila seseorang
melakukan aktifitas membimbing ( memberikan pelayanan bimbingan), berarti ia
juga sedang mendidik.
Bebagai fenomena perilaku peserta
didik dewasa ini seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,dan psikotropika,perilaku
seksual menyimpang,degradasi moral,pencapaian hasil belajar yang tidak
memuaskan, tidak lulus ujian, gagal UAN dan lain sebagainya, menunjukan bahawa
tujuan pendidikan yang salah satu upaya pencapaiannya melalui proses
pembelajaran,belum sepenuhnya mampu menjawab atau memecahkan berbagai persoalan
tersebut diatas.
Hal ini mengindikasikan perlu adanya upaya
pendekatan selain proses pengajaran guna memecahkan berbagai masalah tersebut.
Upaya tersebut adalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan
diluar situasi proses pembelajaran.
Selain alasan di atas ada juga alasan lain
salah satunya yaitu:
·
Perkembangan IPTEK, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat menimbulkan perubahan-perubahan
dalam berbagai sendi kehidupan seperti social,budaya, politik,ekonomi, industri,
dan lain sebagainya.dalam kondisi seperti itulah, individu di tuntut untuk
mampu menghadapi berbagai masalah seperti kemampuan menyesuaian diri
(adaptasi), perencanaan dan pemilihan pendidikan, perencanaan dan pemilihan
pekerjaan, masalah hubungan sosial, keluarga,masalah-masalah pribadi dan lain
sebagainya. Tidak semua individu mampu mengatasi masalahnya sendiri, dalam
keadaan seperti itu ia perlu mendapatakan bimbingan dari orang lain. Menurut
Hamalik, (1992), kebutuhan akan bimbingan bagi siswa disekolah dan madrasyah
disebabkan oleh perkembangan kebudayaan yang sangat pesat.[7]
C. HAKIKAT DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN
Prinsip merupakan panduan hasil kajian teoritik dan telaah
lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.
Dalam pelayanan bimbingan konseling prinsip-prinsip pada umumnya berkenaan
dengan sasaran pelayanan, masalah konseli, tujuan dan proses penanganan
masalah,program pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan.
Arifi
dan Eti Kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
kedalam empat bagian, yaitu:
1. Prinsip-prinsip umum
a. Bimbingan harus berpusat pada individu yang di
bimbingnya
b. Bimbingan di arahkan kepada memberikan bantuan
agar individu yang dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan
dalam hidupnya
c. Pemberian bantuan disesuaikan dengankebutuhan
individu yang dibimbing
d. Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkahlaku individu
e. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai
dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing.
f. Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara
fleksibel (tidak kaku)
g. Program bimbingan dan konseling harus
dirumuskan sesui dengan program pendidikan dan pembelajaran disekolah atau
madrasyah yang bersangkutan
h. Implementasi program bimbingan dan konseling
harus dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian
i.
Untuk
mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan konseling harus di adakan
penilaian secara berkesinambungan.
2. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan
individu(siswa)
a. Pelayan bimbingan konseling harus diberikan
kepada semua siswa
b. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas
pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu(siswa)
c. Program pemberian bimbingan konseling harus
berpusat pada siswa
d. Pelayanan bimbingan konseling disekolah harus
dapat memenuhi kebutuhan-kebutahan siswa yang bersangkutan beragam dan luas.
e. Keputusan akhir dalam proses bimbingan
konseling di bentuk oleh individu itu sendiri
f. Siswa atau siswi yang telah memperoleh
bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat menolong dirinya sendiri
3. Prinsip khusus yang berhubungan dengan
pembimbing
a. Pembimbing atau konselor harus melakukan tugas
sesuai dengan kemampuannya masing-masing
b. Pembimbing atau konselor disekolah atau
madrasah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan
kemampuannya
c. Sebagai tuntutan profesi, pembimbing atau
konselor harus senantiasa berusaha mengembangkan diri dan keahliannya melalui
berbagai kegiatan seperti pelatihan
d. Pembimbing atau konselor hendaknya selalu
mempergunakan berbagai informasi yang tersedia
e. Pembimbing atau konselor harus menghormati dan
menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang di bimbingnya
f. Pembimbing atau konselor dalam melaksanakan
tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode dan tehnik.
4. Prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan
administrasi (manajemen) pelayanan bimbingan konseling
a. Bimbingan dan konseling harus dilaksanakan
secara sistematis dan berkelanjutan
b. Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus ada
dikartu pribadi bagi setiap siswa
c. Program layanan bimbingan dan konseling harus
disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan
d. Harus ada pembagian waktu antara
pembimbing sehingga masing-masing
pembimbing mempunyai kesempatan yang sama dalam memberikan bimbingan dan
konseling
e. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam
situasi individu atau kelompok sesuai
dengan masalah yang dipecahkan dan metode yang digunakan
f. Dalam
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling sekolah dan madrasah harus bekerja sama
dengan berbagai pihak
g. Kepala sekolah madrasah merupakan penanggung
jawab utama dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Prayitno dan Erman Amti (1999) mengklasifikasikan prinsip-prinsip bimbingan
dan konseling kedalam empat bagian yaitu:
1. Prinsip-prinsipBerkenaan dengan Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan bimbingan
dan konseling adalah individu-individu, baik secara perorangan maupun kelompok.
Adapun prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
a. Bimbingan konseling melayani semua individu,
tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial
ekonomi individu yang akan diberikan layanan.
b. Bimbingan dan konseling berkaitan dengan sikap
dan tingkah laku individu yang terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang
kompleks. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling perlu menjangkau
keunikan dan kekompleksan pribadi individu
c. Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan
konseling sesuai dengan kebutuhan individu itu sendiri perlu dikenali dan
dipahami keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan, dan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh individu bersangkutan.
d. Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks
seorang individu mengandung faktor-faktor yang secara potensial mengarah kepada
sikap dan pola-pola tingkah laku yang tidak seimbang. Oleh karena itu pelayanan
bimbingan dan konseling yang bertujuan mengembangkan penyesuaian individu
terhadap segenap bidang pengalaman harus mempertimbangkan berbagai aspek
perkembangan individu.
e. Perbedaan individu harus dipahami dan
dipertimbangkan dalam rangka upaya memberikan bantuan atau bimbingan kepada
individu- individu tertentu, baik individu itu anak-anak, remaja, ataupun orang
dewasa
2. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Masalah
Individu
Berbagai
faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu
positif. Faktor-faktor yang negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap
kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu. Secara ideal pelayanan
bimbingan dan konseling ingin membantu semua individu dengan berbagai masalah
yang sedang dihadapinya yang tentunya permasalahan setiap individu itu
berbeda-beda. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut adalah:
a. Meskipun pelayanan bimbingan koseling
menjangkau setiap tahap dan bidang perkembangan dan kehidupan individu, namun
bidang bimbingan konseling pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang
menyakut kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian diri terhadap
lingkungan dimana individu itu berada, dan sebaliknya pengaruh kondisi
lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Keadaan social, ekonomi,yang kurang kondisif
merupakan salah satu factor timbulnya masalah pada diri siswa dan hal itu
menuntut perhatian seksama dari pembimbing dalam memecahkan masalah siswa.
3. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Program Layanan
Kegiatan
pelayanan bimbingan konseling daoat diselenggarakan secara “incidental”, maupun
terprogram. Pelayanan “incidental” diberikan kepada konseli yang secara
langsung (tidak terprogram atau terjadwal) kepada konselor untuk meminta
bantuan. Konselor langsung memberikan bantuan kepada konseli sesuai dengan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh konseli. Prinsip-prinsip program layanan
bimbingan dan konseling itu adalah :
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian
integral dari prroses pendidikan dan perkembangan. Oleh karena itu program
bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program
pendidikan dan perkembangan secara utuh.
b. Program bimbingan dan konseling harus
fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga (misalnya sekolah), kebutuhan
individu dan masyarakat.
c. Program pelayanan bimbingan dan konseling
disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan kepada anak-anak sampai
dengan orang dewasa.
d. Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konselig
hendaknya diadakan penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil
dan manfaat yag diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang
direncanakan dan pelaksanaannya,
4. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan
Pelaksanaan Layanan
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
(baik yang terprogram atau incidental) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan
layanan. Tujuan ini selanjutnya akan diwujudkan melalui proses tertentu oleh
seorang konselor. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling konselor
perlu mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam lembaga
maupun dari luar lembaga agar tercapainya perkembangan peserta didik secaraoptimal.
Prinsip-prinsip yang berkenaan denga hal tersebut adalah :
Prinsip-prinsip yang berkenaan denga hal tersebut adalah :
a. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah
kemandirian setiap individu. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling
harus diarahkan untuk mengembangkan konseli agar mampu membimbing diri sendiri
dalam menghadapi kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya.
b. Dalam proses konseling keputusan yang diambil
dan hendak dilakukan oleh konseli hendaknya atas kemauan konseli sendiri, bukan
karena kemauan atau desakan dari konselor.
c. Permasalahan khusus yang dialami konseli harus
ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalaha khusus
tersebut.
d. Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan
profesional. Oleh jarena itu dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah
memperoleh pendidikan dan latihan khusus dalam bidang bimbingan konseling.
e. Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab
yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan konseling. Oleh karena itu kerjasama
antar konselor dengan orang tua dan guru sangat diperlukan.
f. Guru dan konselor berada dalam satu kerangka
upaya pelayanan. Oleh karena itu keduanya harus mengembangkan peranan yang
saling melengkapi untuk mengurangi hambatan-hambatan yang menyebabkan
terganggunya aktivitas belajar mengajar disekolah maupun interaksi peserta
didik terhada lingkungan dimana ia berada.
g. Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan
konseling dengan baik dan sejauh mungkin memenuhi tuntutan individu, sebaiknya
di adakan program penilaian dan himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan
penilaian itu dikembangkan dan dimanfaatkan secara baik. [8]
D. TUJUAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Tujuan
bimbingan dan konseling secara umum yaitu:
a.
Memperoleh
pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya
b.
Mengarahkan
dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah tingkat perkembangan yang
optimal.
c.
Mampu
memecahkan sendiri masalah yang dihadapi
d.
Mempunyai
wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang objektif tentang dirinya
e.
Dapat
menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya sendiri maupun
lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya
f.
Mencapai
taraf aktualitas diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya
g.
Terhindar
dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku salah.
M.Hamdan Bakran Adz Dzaky,(2004) merinci tujuan bimbingan dan
konseling dalam islam sebagai berikut:
a. Untuk
menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan
mental
b. Untuk
menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah laku yang dapat
memberikan manfaat baik kepada dirinya maupun lingkungannya
c. Untuk
menghasilkan kecerdasan rasa(emosi) pada individu sehingga muncul dan
berkembang rasa toleransi, tolong menolong dan rasa kasih saying.
d. Untuk
menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat taatan kepada-Nya, dan ketabahan menerima
ujian-Nya.
e. Untuk
menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi tersebut seorang
individu dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar.[9]
E. RUANG LINGKUP BIMBINGAN
DAN KONSELING (PENYULUHAN)
Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah mempunyai ruang lingkup yang
luas dan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu segi fungsi, sasaran, layanan
dan masalah.
1. Dilihat
dari segi fungsi, ruang lingkup pelayanan bimbingan di sekolah madasah mencakup
fungsi-fungsi : 1) pencegahan, 2) pemahaman, 3) pengentasan,4) pemeliharaan, 5)
penyaluran 6) penyesuaian, 7) pengembangan, 8) perbaikan.
2. Dilihat
dari segi sasaran. Dilihat dari segi sasaran, ruang lingkup pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah dan madrasah diperuntukkan bagi semua siswa dengan
tujuan, agar siswa secara perseorangan mencapai perkembangan yang optimal
melalui kemampuan : pengungkapan-pengenalan-penerimaan diri, pengenalan
lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri dan perwujudan diri.
3. Dilihat dari segi layanan. Dilihat dari segi
layanan yang diberikan, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah dan madrasah meliputi layanan-layanan : 1) Pengumpulan, 2) pemberian informasi, 3) Penempatan, 4) Konseling, 5) Alih tangan kasus (referal), dan 6) Penilaian
dan tindak lanjut.
4. Dilihat dari segi masalah. Dilihat dari segi
masalah, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan
madrasah, meliputi : 1) Bimbingan pendidikan, 2) Bimbingan karier, 3) Bimbingan
pribadi-sosial.[10]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
satu segi dapat kita lihat bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki arti yang
sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang, atau sekelompok orang.
Dari segi lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, konseling
juga merupakan alat yang paling ampuh dalam keseluruhan program bimbingan atau
dengan kata lain konseling merupakan titik sentral dari keseluruhan kegiatan
bimbingan.
Bebagai fenomena perilaku
peserta didik dewasa ini seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang
dan lain sebagainya, Hal ini mengindikasikan perlu adanya upaya pendekatan
selain proses pengajaran guna memecahkan berbagai masalah tersebut. Upaya
tersebut adalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan
diluar situasi proses pembelajaran.
Arifi dan Eti Kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling kedalam empat bagian, yaitu: 1).prinsip–prinsip umum,
2).Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu(siswa), 3).Prinsip
khusus yang berhubungan dengan pembimbing, 4).Prinsip yang berhubungan dengan
organisasi dan administrasi (manajemen) pelayanan bimbingan konseling.
Tujuan
bimbingan dan konseling secara umum yaitu:
a.
Memperoleh
pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya
b.
Mengarahkan
dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah tingkat perkembangan yang
optimal.
c.
Mampu
memecahkan sendiri masalah yang dihadapi
d.
Mempunyai
wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang objektif tentang dirinya
e.
Dapat
menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya sendiri maupun
lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya
f.
Mencapai
taraf aktualitas diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya
g.
Terhindar
dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku salah.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
dan madrasah mempunyai ruang lingkup yang luas dan dapat dilihat dari berbagai
segi yaitu segi fungsi, sasaran, layanan dan masalah.
B. SARAN
Seorang
guru bisa dinilai memiliki mutu kerja yang berkualitas jika bisa membimbing
siswa dengan baik, jadi hendaknya mendalami dan menguasai bidang Bimbingan dan
Konseling agar jika terjadi masalah yang di hadapi peserta didik hendaknya
membimbing mereka agar menjadi pribadi yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Tohirin. 2011. Bimbingan dan
Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi).
Jakarta : PT Grafindo Persada.
Umam Khairul. Aminudin Achyar.1998. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung
: CV Pustaka Setia.
https://digipriyanto6.blogspot.com/2013/07/program-bimbingan
dan konseling. html
(di akses tanggal 25 maret 2017)
Integrasi), Jakarta : PT Grafindo Persada,2011 hlm.15
[2] Khairul Umam, Achyar
Aminudin, Bimbingan dan Penyuluhan,Bandung:CV
Pustaka Setia, 1998,hlm 9
[3] Ibid hlm 16-20
[4] Ibid hlm 21
[5] Ibid hlm 22-25.
[6] Ibid hlm 26.
[7] https://digipriyanto6.blogspot.com/2013/07/program-bimbingan
dan konseling.html(di akses tanggal 25 maret 2017)
[8] Ibid hlm 69-82
[9] Ibid hlm 35-38
[10] Ibid hlm 64-65
No comments:
Post a Comment